Dua Puluh

3.9K 461 28
                                    

---

Melihat senyum menyebalkan dari Sagara yang tiba-tiba muncul, Raka tidak bisa menahan diri untuk mengumpat pelan. Umpatan yang membuat perempuan yang masih tertidur di pangkuannya mengernyit pelan. Kebiasaan ketika ada yang mengganggu tidur nyenyaknya.

"Bi--"

Raka langsung mengangkat tangannya untuk menghentikan panggilan Bayu yang ingin membangunkan gadis itu.

"Pindahin ke kamarnya aja. Nad!"

Nada langsung bergerak mengambil tas Bianca dan menuntun Raka yang mulai mengangkat dan membawa Bianca keluar dari kamar Deffa. Perlakuan yang membuat semua orang yang ada disana paham maksud yang ingin disampaikan oleh Raka.

Bayu baru saja akan menyusul langsung dihentikan oleh Deffa.

Setelah mengantarkan Bianca untuk kembali menjemput mimpi, Raka dan Nada kembali bergabung dengan rombongan yang kini ditambah dengan keberadaan Sagara.

Atas rekomendasi aktor terkenal itu, mereka mengunjungi sebuah restoran yang tidak begitu jauh dari hotel namun sangat menjaga privasi. Tidak heran banyak aktor dan aktris terkenal yang menghabiskan waktu disana.

"Tapi di sini mah, privasi seseorang dijaga banget ya?"

Sagara mengangguk. "Walaupun kadang masih ada yang usil tapi aman lah,"

Enam orang dewasa itu lalu mulai menikmati makanannya, berbincang banyak hal dan lebih banyak didominasi oleh Nada yang sangat penasaran dengan Sagara Kim.

"Kalian bisa sahabatan tuh gimana ceritanya? Gue pernah denger sih kalo Mas Sagara pernah tinggal di indonesia beberapa tahun, tapi waktu tau kenal Mas Raka tetep aja kaget,"

Sagara dan Raka langsung tertawa bersamaan. "Aneh banget ada yang manggil Mas Sagara,"

Nada langsung salah tingkah. "Lebih aneh lagi kalo tiba-tiba gue manggilnya Sagara Oppa,"

Ical yang duduk disamping gadis itu langsung menoyor kepalanya. "Biasanya juga lo oppa-oppa terus. Lo tau gak kalo fotonya mas sagara tuh ada di meja kerjanya dia!"

Nada langsung balas menoyor. "Lu gak usah malu-maluin ih!"

Sagara langsung tertawa melihat keduanya. "It's okay kalo lo mau manggil apapun. Atau panggil Aga kayak Raka manggil gue juga gak apa-apa. Temen Raka kan temen gue juga,"

Ucapan Sagara langsung dibalas anggukan cepat oleh Nada. Raka yang melihat interaksi mereka tidak bisa tidak tersenyum.

Bukan hanya dirinya, sepuluh tahun berlalu membuat sahabatnya, Sagara, juga sudah banyak berubah. Bagaimana dulu cowok itu sangat kaku dan dingin pada siapa saja kini menjelma menjadi seseorang yang ramah dan sangat bersahabat. Dari banyaknya kepahitan yang dilaluinya, Sagara bisa terus bangkit dan menjadi besar seperti sekarang.

"Cewek tadi ditinggalin gak apa-apa?"

Nada menggeleng cepat. "Gak apa-apa. Tidurnya kayak kebo kok. Dia gak akan sadar kita ninggalin dia sampe besok pagi."

"Tapi nanti bawain makanan aja ke kamar, Nad. Jaga-jaga kalo itu anak tiba-tiba bangun dan kelaperan,"

Untuk kesekian kalinya, Nada dan kawan-kawan melongo menatap Raka yang membuat laki-laki itu meringis kecil.

"Kalo sampe Bia gak sadar sih kebangetan ya,"celutukan Ical membuat Nada menganguk semangat.

"Tapi itu anak emang agak bloon. Jadi kuat-kuat aja ya, Mas."

Raka hanya tertawa. Matanya menangkap Bayu yang justru terlihat gelisah. Cara Bayu yang mencoba tidak kontak mata dengan Raka membuat cowok itu semakin bertanya dalam hati. Bagaimana hubungan mereka sebenarnya?

Musim Yang Baik [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang