Tujuh

4.7K 534 12
                                    

---

Raka pikir karena kejadian di Lift dan berlarian di tangga darurat itu akan mengubah cara Bianca dalam memperlakukannya, tapi ternyata dugaannya meleset jauh.

Bianca tidak jadi sungkan tetapi juga tidak kepo mengingat Raka yang hampir kehilangan kontrol hari itu. Malahan cewek aneh itu masih bersikap seperti tidak ada yang terjadi di antara mereka, well memang tidak ada yang terjadi sih kecuali mengajaknya berlarian menuruni pukulan anak tangga.

"Ini yang bikin gue males ikut anak Eng olahraga, siapa coba yang malah senam poco-poco di lapangan basket,"

Gerutuan Bayu justru membuat Raka tertawa. Aji yang berdiri di samping cowok itu hanya menepuk bahunya sembari terkekeh pelan.

Bayu tidak salah, sekarang yang ada di hadapan Raka adalah seluruh tim engineering sedang senam poco-poco bersama dengan Bianca dan dua orang cewek lainnya. Kecuali gadis itu mereka semua memakai seragam basket.

"Hoi bro, gabung sini. Kita pemanasan dulu!"

Raka mengangguk pada Deffa yang berdiri tepat di samping Bianca yang hari ini muncul dengan baju berwarna senada dengan tim basket mereka.

Setelah berganti baju dengan pakaian olahraga yang mereka bawa, Raka, Aji, Bayu dan Pandu bergabung dengan tim engineering yang sedang melakukan pemanasan.

"Hari ini poco-poco lagi, Bay, soalnya temen lo mendadak lupa gerakan waktu kita SKJ tadi,"

Bayu yang mendengar celutukan Faishal atau yang biasa dipanggil Ical, langsung mengeluh keras-keras. Ical ini salah satu cowok yang lengket banget sama Bianca dari lantai sembilan.

Beberapa menit kemudian musik akhirnya berhenti, mereka langsung membubarkan diri. Para pemain basket termasuk dua cewek yang dikenalkan Deffa bernama Nada dan Inges, para perempuan-perempuan tangguh di Divisi Engineering.

Raka menaruh minat ketika tiba-tiba Bayu, Ical, Nada, dan Deffa berkumpul untuk melakukan hompimpa.

"Mereka ngapain?"

Aji yang beberapa orang cowok Engineering yang sedang pemanasan menoleh bersamaan sebelum juga tertawa bersamaan.

"Lagi suit nyari siapa yang bakal nememin Bia main badminton, Mas,"

Raka langsung memutar pandangan pada Bianca yang kini memang sibuk mengeluarkan dua buah raket dan shuttlecock sebelum menghampiri mereka.

"Siapa yang beruntung jadi partner gue malam ini?"

"Ubay!"seru ketiga orang lainnya. Berbanding terbalik dengan mereka, Bayu justru merengut. Dengan kesal ia menghampiri Bia yang kini tersenyum cerah. Terlalu sumringah hingga terlihat menyeramkan.

"Gak usah tanggepin, yuk!"

Raka lalu ikut bergabung bersama Deffa dan yang lainnya untuk benar-benar bermain basket. Memutuskan bermain three on three dengan dua orang pemain cadangan membuat intensitas permainan berlangsung lebih seru. Raka yang sudah lama berolahraga sendirian merasa bahwa dengan olahraga gabungan seperti ini juga menyenangkan. Seperti ucapan Wira, ia bisa lebih mengenal Sanjaya dengan cara yang seperti ini.

Setelah hampir empat puluh menit berlarian, Raka mengundurkan diri dari lapangan digantikan dengan Pandu yang sedari tadi duduk di bangku cadangan.

Seperti yang diceritakan oleh Bayu waktu itu, untuk bermain basket mereka hanya memang memakai setengah lapangan sedangkan setengahnya lagi menjari arena permainan bulutangkis antara Bianca dan Bayu.

Raka memilih duduk dipinggir lapangan sembari selonjoran dengan sebotol air mineral di tangannya. Matanya tidak lagi fokus pada permainan basket tapi pada permainan yang lebih seru antar dua orang yang lebih banyak berantem dan tertawa dibandingkan bermain dengan serius.

Musim Yang Baik [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang