Sepuluh

4.2K 521 19
                                    

---

Raka tidak menyangka menatap semua yang kini ada dihadapannya. Jika sebelumnya Raka mengiyakan ajakan Deffa untuk ikut ke Bandung adalah menghabiskan weekend berpesta di kota itu dengan minum sepuasnya semalaman.

Yang terjadi adalah liburan singkat mereka itu diisi dengan menginap di daerah Cikole dengan memesan beberapa glamping dan barbaque-an semalaman. Yaaah walaupun memang ada berkaleng-kaleng bir dan minuman lainnya disiapkan disana.

Dan yang paling tidak disangka oleh Raka adalah bahwa tidak hanya mereka dari Sanjaya saja yang ada disana, pihak B&B yang sudah menyelesaikan ruang direksi dengan hasil yang sangat memuaskan juga ikut bergabung bersama mereka. Termasuk Project manager mereka.

Lika.

Ketika mata mereka akhirnya bertemu, Raka langsung mengalihkan pandangan dan mencoba mencari Bianca. Yang kini ternyata sedang bergelayut di tubuh Bayu.

"Mau kemana, Bay?"

Bayu langsung menoleh. "Gue anter dia ke kamarnya dulu, Mas. Ntar gue nyusul gabung sama yang lain,"

Jika sekarang Raka menawarkan diri untuk mengantarkan Bianca akan terlalu kentara bahwa ia menghindari Lika. Deffa juga sudah merangkul pundaknya untuk mendekat pada lingkaran yang kini sedang asik menyiapkan beberapa cemilan.

"Gak usah yang berat-berat, Ndre. Gak akan pada makan, paling minum doang. Jangan maksain diri banget, ntar pada tepar dan gak bisa nikmatin besok lagi,"

Andre yang memang sudah sampai terlebih dahulu bersama tim Pengadaan dan AdKon mengangguk patuh pada bosnya. Karena memang perut mereka tidak perlu diisi dengan makanan berat malam ini. Apalagi sudah hampir pukul dua belas malam.

Setelah basa-basi menanyakan kabar satu sama lain, mereka semua akhirnya mengobrolkan banyak hal terutama tentang dunia konstruksi di Indonesia. Juga membicarakan hal-hal ringan lain seperti acara bola, film bagus yang sedang tayang di bioskop dan banyak hal lainnya.

"Btw gue denger lo satu angkatan sama Lika, bro?"

Raka yang sedang menyeruput minumannya menoleh pada seorang laki-laki yang duduk di samping Lika. Kalau tidak salah namanya Reza, satu tim dengan Lika. Karena duduknya yang bersebelahan mau tak mau Raka jadi ikut menatap gadis yang kini juga melihat kearahnya.

Dan lagi-lagi Raka tidak suka dengan cara Lika melihatnya.

"Oh iya?"

Jika bisa melarikan diri dari sini, Raka akan segera bangkit dan meninggalkan semua pertanyaan yang mungkin akan muncul setelah ini.

"Lo gak inget waktu lo dateng ke acara kumpul angkatan lo waktu itu? Yang bareng Kirana, ada gue juga disitu,"

Raka mengeluh dalam hati. Karena kejadian itu membuatnya selalu menolak ajakan Kirana hingga Sagara sempat menerornya beberapa kali. Raka bukan tidak mau bertemu dengan Kirana, tapi jika pertemuan itu membuatnya harus menatap Lika juga ia tidak akan sanggup.

Raka hanya belum siap.

"Sorry, ingatan gue jangka pendek banget. Lo seangkatan sama gue juga apa gimana?"

Reza menggeleng. "Gue diatas lo dua tahun. Tapi dulu ya gue juga gak kenal lo sih, taunya dari cerita anak-anak doang. Di Sanjaya juga banyak alumni sekolah kita,"

Entah karena ekspresi Raka yang tidak bersahabat atau Deffa yang tahu cerita hidupnya, laki-laki itu lalu dengan mulus mengambil alih pembicaraan agar tidak lagi fokus pada Raka. Mereka kembali membicarakan hal-hal ringan lainnya hingga berjam-jam kemudian.

---

Satu persatu dari mereka akhirnya meninggalkan area itu untuk masuk ke dalam kamar masing-masing. Mengabulkan permintaan tubuh mereka yang ingin diistirahatkan.

Musim Yang Baik [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang