Shalitta berlari sambil berseru kencang mengagetkan Shiraz yang berusaha mengendap-endap agar tak tertangkap Shalitta. Bocah itu menjerit kaget lalu tertawa kegirangan karena Shalitta akhirnya berhasil menangkapnya dan mengurungnya dalam gendongan.
Shalitta menciumi pipi gembilnya dengan kelewat gemas sampai Shiraz cekikikan kegelian.
"Astaga, itu ketawanya seneng amat." Komentar Fatih—duda berumur 30 tahun yang mana juga kakak laki-laki Malik—saat mendengar anaknya tertawa kelewat geli.
"Udah, ih. Tante Tata capek daritadi diajak lari-larian sama kalian nggak berhenti." sahut Yasmin yang sedang menata meja makan bersama salah satu asisten rumah tangga Malik yang dibawa ikut dalam liburan ini dan juga Laiqa—adik perempuan Malik yang berusia satu tahun di bawah Malik.
"Hih, orang Tante Tatanya juga kegirangan. Lihat aja, tuh!" cibir Malik yang duduk malas-malasan di sofa depan tv.
Ia melirik ke arah Shalitta yang masih lari-larian dengan Shiraz dan Saurez sampai kedua bocah itu jejeritan kaya di Dufan. Malik menggeleng kepalanya seraya berdecak jengah.
Itu anak-anak bocah masa dari di kapal sampai udah nyampe di villa, memonopoli Shalitta nggak ada habisnya. Perasaan baru kenal kurang lebih tiga bulanan. Ketemunya juga jarang-jarang. Kok udah kaya sahabat lama aja mereka?
"Shi, Sau. Mandi dulu, yuk. Udah sore. " Fatih melangkah mendekati Shiraz dan Saurez yang sedang menggelendoti Shalitta.
Mereka menarik-narik rambut Shalitta, menjadikannya mainan sampai Shalitta kaya kuntilanak habis kena angin topan.
"Mandi ama Tante Tata!" pinta Shiraz dengan senyum lebar. Ia menaikki punggung Shalitta dan melingkarkan kedua lengannya di leher Shalitta dengan posesif.
Sedangkan Saurez memeluk pinggang Shalitta seakan nggak ingin Shalitta kemana-mana.
"Capek itu tantenya. Ayo mandi sama Papa aja." kata Fatih sambil berusaha melepaskan pelukan Shiraz kepada Shalitta.
Shiraz manyun. "Nggak mau!"
Shalitta tergelak. Ia menoleh ke arah Malik yang kini berjalan menghampirinya dengan muka bete.
"Mending mandi sama Om Malik." usul Malik dengan santai. Kedua tangannya perlahan membuka kaos yang ia pakai lalu melemparnya ke sofa.
Shalitta membeliak melihat Malik yang dengan entengnya bertelanjang dada secara tiba-tiba dan hanya menyisakan dirinya dengan celana pendek.
"Di kolam renang." Malik menunjuk kolam renang di luar dengan dagunya.
"Mau!!!" Shiraz yang masih digendongan Shalitta mendadak belingsatan ingin pindah ke gendongan Malik.
"Sau juga mau!" Saurez pun ikutan lompat-lompat dengan semangat.
"Om Malik ... kalau di kolam itu namanya berenang. Bukan mandi." ucap Shalitta sambil memindahkan Shiraz ke gendongan Malik.
"Sama aja, Tante Tata. 'Kan sama-sama pakai air," balas Malik dengan suara rendahnya lalu mengulas senyum miring. "Tante Tata mau ikut?" mata Malik mengerling sekilas ke tubuh Shalitta seakan menggoda.
Pipi Shalitta mendadak bersemu merah.
"Tante Tata udah mandi. Emang Om Malik ... nggak suka mandi." sahut Shalitta berusaha tidak terpancing.
Shiraz dan Saurez tertawa mendengar ejekan Shalitta kepada omnya. Mereka tertawa geli sambil menutup hidung lalu berseru untuk mencibir Malik berkali-kali, "Om Malik bauuuu!"
"Heh! Enak aja! Shi yang bau! Ayo, mandi!" Malik pura-pura marah dan Shiraz malah semakin cekikikan.
Ia berjalan ke pinggir kolam renang lalu mengayunkan tubuh Shiraz, bersiap melempar bocah itu ke dalam kolam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shalitta ✔️
Romance[Bukabotol #2] Shalitta bermain api karena dia pikir hatinya sudah mati. Namun ternyata ia salah kali ini. Seharusnya ia tidak melakukan permainan ini karena ternyata hati nya masih berfungsi. *** Ketika hati dan kepercayaan dirinya benar-benar diha...