Hay semuanya:)
Kaget gak tiba-tiba dapet notif ini? Aku harap kalian suka deh.
Please, jangan terlalu berharap sama part ini🙏
Aku udah nuangin ide yang gak seberapa ini buat ekstra part:) kalau partnya gak sesuai sama keinginan kalian, tolong jangan hujat aku:(( susah loh buatnya, mungkin bagi kalian keliatan gampang tapi sebenernya gak segampang itu buat aku.
Pokoknya jangan lupa vote sama komen yang banyak, biar aku seneng><
Happy reading semuanya i love you<3
**
Laki-laki berperawakan tinggi itu kini tengah berada di kamarnya, lebih tepatnya kamar yang dulu milik dirinya juga sang istri.
Dia ... Abi, laki-laki dengan baju yang berantakan dan wajah yang kusut itu adalah Abi. Segala penyesalan dia lontarkan, segala kelakuan tak baik pada sang istri masih begitu membekas di hatinya.
Kini dia hanya bagaikan manusia tanpa nyawa, raganya dengan jelas terlihat nyata namun nyawanya entah pergi kemana. Dia menyesal, benar-benar menyesal. Namun semuanya telah terjadi, tidak mungkin bisa memperbaikinya kembali, istrinya telah pergi untuk selamanya meninggalkan dirinya juga sang anak.
"Maaf," gumam Abi dengan tangan menelungkup wajahnya, dia terisak pelan.
Hatinya begitu sesak, seperti ada dua batu besar yang saling berhimpitan. Setelah acara pemakaman tadi dia segera pulang ke apartemennya, dia hanya ingin menikmati kesepian dengan penyesalan-penyesalannya.
"Arrrgh!" Dia mengerang frustasi dengan mengacak rambutnya, lututnya begitu lemas sampai tak mampu menopang berat tubuhnya.
Abi duduk lesehan dengan terus menggumamkan kata maaf, matanya menyorot salah satu poto yang berada di dinding kamarnya, poto pertama dan terakhir antra dirinya dan sang istri, Abel. Poto pernikahan mereka berdua, poto yang menjadi kenangan pahit antara mereka berdua.
Dalam hidup Abi dan Abel sama sekali tidak pernah berpikir akan memiliki ikatan, tak pernah terlintas sedikitpun untuk membina rumah tangga, bahkan tak sampai ingin memiliki seorang anak. Tapi takdir seakan menyuruh mereka untuk bersama meskipun hanya sekejap saja, kebahagian yang mereka rasakan saat berumah tangga pun hanya sebatas ujung kuku, tuhan seakan tak menginginkan mereka untuk bahagia sampai menua.
Tidak akan terdengar lagi kata-kata kasar serta umpatan dari mulut Abel, tidak ada lagi mata tajam menyorot dingin pada Abi. Abi merindukannya, benar-benar merindukannya.
"Gue rindu lo, Bel," gumamnya begitu pelan.
"Tolong kembali, gue butuh lo. Gue dan Arka butuh lo,"
Isakan-isakan kecil berkumandang, biarkan orang lain beranggapan dia cengeng. Tapi ini faktanya, dia juga manusia, dia punya perasaan. Dan untuk pertama kalinya dia terpuruk se-terpuruknya karena di tinggalkan sang istri untuk selamanya.
Abi mendongak, kata-kata dari Laura masih terngiang di pikirannya.
Flashback
"Bisa bicara sebentar?"
Abi menengok ke arah Laura yang keadaannya tak kalah kacau darinya. Kemudian dia mengangguk pelan.
Mereka berdua duduk di salah satu bangku taman rumah sakit.
"Apa yang mau lo omongin?"
Sebelum berucap Laura lebih dulu menatap ke depan dengan pandangan menerawang, "hari sebelum kepergian Abel, dia cerita sama gue. Dan itu yang buat gue kecewa dan marah sama lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||
Teen FictionAda baiknya kalian follow dulu akun aku ya^^ Dipublikasikan: 24-04-2021 Tamat: 03-09-2021 Bagaimana jadinya jika seorang Abel feranika gadis yang di kenal dengan segala tingkah pemberontakkannya menikah dengan si ketua osis yang memiliki sifat dingi...