Besoknya Jake pergi ke sekolah dalam keadaan masih mengantuk. Semalam dia baru bisa tidur pukul satu dini hari."Jake"
Jake menoleh ke sumber suara. Ternyata Sunghoon.
"Wih, lo kenapa? Lesu bener"
Jake tidak menjawab.
"Masih berlanjut pertengkarannya?"
Jake menganggukkan kepalanya.
Yang mengetahui masalah rumah tangga Jake hanya Jay dan Sunghoon. Jadi kalau dia sedang sedih kedua sahabatnya lah yang menjadi tempat curhat Jake.
Sunghoon merangkul sahabatnya itu.
"Suatu saat pasti keluarga lo membaik kok. Gak ada masalah yang gak ada jalan keluarnya. Minta bantu kita boleh kok"
"Thanks bro"
Mereka sampai di kelas. Dan secara mengejutkan Jay sudah berada di sana sambil memberi tanda peace.
"Lo bukan Jay kan? Jay yang gue tau gak bakal berangkat sepagi ini" -Sunghoon
"Dih berangkat awal doang juga"
Jake lebih memilih untuk tidur sebentar berhubung bel berbunyi tiga puluh menit lagi.
●●●●●
Pulangnya, mereka pergi ke cafe lagi. Sepertinya kebiasaan Jay yang setiap minggu selalu ke sana sudah menular ke dua orang lainnya.
Seperti biasa, lonceng akan selalu berbunyi ketika ada seseorang masuk.
Didalam, Jay melihat Monday, Jiyoon dan satu gadis lagi sedang berbincang bersama.
"Bentar ya ada customer setia datang"
Monday berdiri dan segera pergi ke meja cafe. Dia sudah hapal apa yang akan di pesan Jay.
Jake sudah duduk di tempatnya.
"Pesan apa?"
Jake sedikit terkejut. Tiba-tiba saja Jiyoon sudah berada di sampingnya.
Jiyoon hanya tersenyum.
"Strawberry yogurt smoothie" -Jake
"Gue blueberry tart aja"
"Oke"
Tak lama kemudian pesanan mereka datang.
"Day"
Monday menoleh ke arah Sunghoon. Mereka semua sudah saling kenal.
"Cewek itu siapa?"
Gadis yang dimaksud oleh Sunghoon adalah gadis yang tadi berbicara dengan Jiyoon dan Monday.
"Mau gue kenalin?"
Sunghoon mengangguk semangat.
"Tapi jangan bilang gue yang minta kenalin ya"
Jay menghela napas pelan. Itulah kebiasaan Sunghoon. Ketika ada gadis yang menurutnya menarik, dia pasti akan minta dikenalkan. Dia hampir tidak pernah berkenalan dengan gadis tanpa bantuan orang lain.
Dia memang sering menerima surat dari perempuan, tapi sebenarnya Sunghoon cukup pemalu kalau berurusan dengan seorang wanita.
Pada akhirnya mereka berenam duduk bersama.
"Namanya Park Soeun. Sahabat kita dari kecil" -Jiyoon
Soeun tersenyum malu-malu. Entah kenapa Sunghoon jadi gemas melihatnya. Ditambah dengan mata kucingnya saat tersenyum.
Mereka berbincang seperti biasa. Banyak hal yang mereka bicarakan.
Kalau ada yang bertanya kenapa Monday dan Jiyoon bisa santai-santai seperti ini, itu karena cafe mereka sedang sepi sekarang. Biasanya cafe ini akan ramai ketika malam atau sore hari.
"Eh iya, bentar lagi ujian kelulusan ya?" -Soeun
"Oh iya gue lupa" -Jay
Sebulan lagi, mereka akan menghadapi ujian kelulusan. Ujian terakhir sebelum mereka masuk universitas.
"Mau belajar bareng?" -Monday
Yang lainnya serentak mengangguk setuju.
"Kalau gitu mulai minggu depan ya" -Jake
"Oke"
☆ Soeun (Weeekly)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bebas
FanfictionIni cerita tentang Jake. Seseorang yang beruntung yang terlahir dari keluarga kaya raya. Tapi Jake tidak merasa senang dengan itu semua. Dia tidak merasa adanya kebebasan dan kasih sayang.