Sekarang mereka resmi menjadi mahasiswa di High Soeul University. Dengan jurusan yang berbeda.Jay mengambil jurusan teknik, Sunghoon jurusan arsitek, Monday jurusan bahasa inggris, Soeun jurusan musik, dan Jiyoon jurusan seni.
Mereka pagi ini kegiatan pertama mereka sebagai mahasiswa adalah ospek. Atau bisa disebut masa pengenalan kampus.
Dan disinilah hal menyebalkan dimulai.
Jay sedari tadi mengomel sana-sini karena mereka diharuskan menggunakan topi dari potongan bola kaki, name tag dari kardus, sepatu beda warna dan masih banyak lagi. Baik pria dan wanita memakai atribut seperti itu.
Para gadis juga sama kesalnya. Disini mereka diperintahkan mengikat rambut mereka sesuai tanggal lahir. Jadi kalau mereka lahir tanggal lima, maka mereka akan mengikat rambut mereka sebanyak itu.
Beruntunglah orang yang lahir tanggal satu sampai sepuluh.
"Kesel banget gak sih! Mana gue lahir tanggal dua puluh enam lagi isshhhh"
Soeun melempar karet ke tanah yang seharusnya digunakan untuk mengikat rambutnya.
"Hahaha kasian. Untung gue lahir tanggal sepuluh" -Monday
"Jiyoon tuh enak. Cuma ikat dua" -Soeun
Jiyoon memberikan tanda peace sambil menggoyangkan kepalanya ke kanan dan kiri untuk menyombongkan ikatan rambutnya yang normal ketimbang dua temannya ini.
Soeun dan Monday secara serempak melemparkan karet mereke ke Jiyoon yang langsung dihindari oleh Jiyoon.
Disini pria dan wanita dipisah. Tempat mereka ospek juga berbeda. Tapi atributnya tetap sama.
Pria di lapangan satu, wanita di lapangan dua. Kampus ini memiliki dua lapangan besar yang terpisah. Satu dibelakang kampus dan satu didepan.
Kelompoknya sudah ditentukan oleh senior mereka. Satu kelompok berjumlah sepuluh orang. Dan beruntungnya Monday, Jiyoon dan Soeun satu kelompok.
Sekarang mereka sedang sibuk mengikat rambutnya masing-masing. Jiyoon sudah selesai dari tadi. Monday baru saja selesai. Dan Soeun yang masih berkutat dengan rambutnya.
Karena kasihan, akhirnya Monday dan Jiyoon membantu mengikatkan rambut Soeun.
Pas selesai, Jiyoon dan Monday tertawa melihat penampilan Soeun sekarang.
"Kek gembel hahaha.." -Monday
"Kurang ajar"
Soeun melempar Monday dengan getah yang tersisa. Jiyoon hanya menyaksikan pertengkaran kedua temannya ini sambil tertawa.
Tak lama kemudian senior mereka meminta mereka berbaris.
Sekarang mereka diberi arahan tentang kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan hari ini.
Tentu saja semua kegiatan itu melelahkan. Mendengar dan membayangkan saja sudah membuat lelah.
Inilah derita menjadi mahasiswa baru.
●●●●●
Jam makan siang telah tiba. Mereka dibebaskan untuk makan dimana saja asalkan masih dalam lingkunan kampus.
Jiyoon dan yang lainnya memutuskan untuk makan di taman bersama Jay dan Sunghoon.
Sambil menunggu kedua pria itu datang, mereka duduk di bangku yang menghadap langsung dengan air terjun.
Saat melihat air terjun ini entah kenapa Jiyoon merasa tenang.
Saat dia sedang iseng melihat-lihat sekitar, tak sengaja matanya menangkap sesuatu yang tak asing baginya.
"Jake?"
Jiyoon berdiri lalu berjalan mendekat ke arah tadi untuk memastikan apakah itu benar Jake atau bukan. Tapi dia sudah menghilang.
"Kenapa?" -Soeun
"Gue... kayaknya ngeliat Jake barusan"
"Bukannya Jake gak lulus ya?" -Soeun
"Mungkin lo terlalu kangen kali sama dia" -Monday
"Iya kali ya"
Jiyoon kembali duduk. Mungkin ini bawaan kangen berat pada Jake jadi Jiyoon berhalusinasi.
Tak lama Jay dan Sunghoon datang. Mereka memutuskan untuk duduk di rerumputan saja biar lebih enak.
Jay dan Sunghoon terlihat menahan tawa saat melihat rambut Monday dan Soeun.
"JANGAN KETAWA!!"
"Jay" -Jiyoon
"Hm?"
"Tadi gue ngeliat orang yang mirip banget sama Jake"
"Ha dimana?"
"Disana"
Jiyoon menunjuk ke arah bangunan tempat dia melihat orang tadi.
"Mungkin cuman orang yang mirip kali. Gak mungkin Jake ada disini" -Sunghoon
"Iya sih" -Jiyoon
Jay juga sependapat dengan Sunghoon. Tapi tiba-tiba ponselnye berbunyi menandakan pesan masuk.
Sim Jaeyun a.k.a Jake
Abis makan gue mau ngomong sama lo
Di perpustakaan
Ajak Sunghoon juga
Cuma kita bertiga
"Jake ada di sini? Ngapain?"
Jay menyenggol lengan Sunghoon saat ketiga wanita ini asik berbicara. Sunghoon menoleh.
Jay memberikan handphonenya pada Sunghoon. Sunghoon yang tidak tahu apa-apa hanya mengambil ponsel itu.
Lalu dia membaca ruang chat Jay dan Jake. Selesai membacanya, Sunghoon menoleh lagi ke arah Jake. Mereka berbicara lewat kontak mata.
"Maksudnya?" -Sunghoon
"Ya gak tau. Jangan tanya gue"
Sunghoon mengembalikan ponsel Jay.
Sebenarnya ada apa Jake berada di sini sekarang? Apakah benar orang yang dilihat Jiyoon tadi adalah Jake?
Ponsel Jay berbunyi sekali lagi. Kali ini pesannya dari Sunghoon. Mereka tidak bisa berbicara secara langsung sekarang karena Jake memberitahu mereka pembicaraan nanti hanya untuk mereka.
Park Sunghoon
Pergi nih?
Sebaiknya iya
Oke
Mereka langsung menyimpan ponselnya ke dalam kocek. Sepertinya pembicaraan nanti adalah hal yang penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bebas
FanfictionIni cerita tentang Jake. Seseorang yang beruntung yang terlahir dari keluarga kaya raya. Tapi Jake tidak merasa senang dengan itu semua. Dia tidak merasa adanya kebebasan dan kasih sayang.