Di hari-hari berikutnya Jiyoon semakin sering bertemu Jake di kampus. Tapi tetap tidak ada perkembangan yang terjadi di antara mereka.Jake masih terus menghindar dan Jiyoon yang masih belum bertindak apapun selain menunggu.
"Hahhh gue capek" -Jiyoon
Jiyoon mengeluarkan keluh kesahnya di depan Monday dan Soeun.
"Mau sampai kapan gue sama dia gini-gini mulu"
"Ya mau gimana lagi. Kemarin aja gue liat ada yang ngawasin Jake dari jauh pakai jas hitam" -Monday
Jiyoon menyandarkan kepalanya ke bahu Soeun yang ada di sampingnya. Mereka sekarang sedang di perpustakaan.
Mereka pergi bertiga tapi yang membaca hanya Soeun. Sedangkan dua orang lainnya asik makan.
"Eh, lo tau si Jake nggak?"
"Jake? Oohh yang katanya masuk ke sini pakai suap ke orang dalam ya?"
Jiyoon mengangkat kepalanya kala telinganya mendengar pembicaraan yang terasa janggal.
Di rak buku samping mereka berdiri dua orang gadis yang saling berbisik-bisik. Merekalah yang membicarakan Jake barusan.
Tapi apa katanya? Suap?
Jiyoon menggelengkan kepalanya. Dia menganggap mungkin itu cuma rumor yang tersebar akibat ulah orang yang tak bertanggung jawab.
Dia tak mengindahkan perkataan dua gadis itu hingga hari menjelang malam.
♤~♡~◇~♧
Biarpun Jiyoon tidak perduli, tapi pembicaraan mengenai Jake semakin hari semakin menjadi-jadi.
'Rumor' itu sudah tersebar dimana-mana. Bahkan kakak tingkat pun tahu.
Semakin banyak orang-orang yang membicarakan hal ini. Mau di kantin, perpustakaan, toilet, Jiyoon selalu mendengarkan pembicaraan itu.
"Dari mana sih ini bisa nyebar?" -batin Jiyoon
Saat ini Jiyoon sedang berjalan di koridor kampus. Dia tidak berniat pergi ke suatu tempat, dua hanya jalan-jalan untuk memastikan 'rumor' itu.
Hampir semua orang yang berpapasan dengannya selalu menyebut nama Jake.
Akhirnya Jiyoon memberanikan diri untuk bertanya ke salah satu orang yang juga membicarakan masalah ini.
"Permisi"
Dua orang pria menoleh ke arah Jiyoon.
"Ada yang bisa dibantu?"
Salah satu dari mereka bertanya kepada Jiyoon.
"Saya cuma mau bertanya, yang barusan kalian bicarakan itu benar?"
"Barusan? Oohh maksudnya soal mahasiswa yang melakukan suap itu ya?"
Jiyoon mengangguk.
"Kita juga gak tau itu benar atau nggak. Tapi katanya ini pertama kali disebarkan lima hari lalu"
"Kalau boleh tau siapa yang menyebarkan?"
"Nggak tau. Kita tau rumor ini dari salah satu orang yang juga taunya dari mendengar omongan mahasiswa sini"
"Oohh gitu, makasih ya"
Jiyoon membungkuk sebagai tanda tanda terima kasih. Biarpun tidak puas dengan informasi yang dia dapatkan Jiyoon tidak bertanya lagi pada siapapun.
Niatnya sekarang adalah bertanya langsung pada orangnya. Dia akan mencari Jake hingga ketemu.
●●●●●
Tak hanya Jiyoon yang mendengar masalah ini, Jay dan Sunghoon juga dengar.
Mereka sekarang berada di taman sedang mendiskusikan ini.
"Gimana bisa nyebar sih?" -Jay
"Gak tau. Kayaknya ada yang nguping pembicaraan kita waktu itu" -Sunghoon
Jay mengusak-usak kasar rambutnya. Tidak perduli lagi dengan kondisi rambutnya yang sudah berantakan.
"Jake gimana ya?" -Jay
"Gue takut ini makin membebani dia"
"Sama"
Mereka berdua terdiam, tidak berbicara lagi setelah itu. Mereka terlarut dalam pikirannya masing-masing.
Sunghoon berdiri dan mengambil tasnya. Hendak pergi dari sana.
"Gue duluan ya. Kelas gue udah mau mulai"
Jay mengangguk. Sunghoon berjalan ke kelasnya, meninggalkan Jay sendirian.
Jay menghela napasnya. Pusing dengan keadaan sekarang.
"Kok jadi gini sih?"
"Bisa ceritakan apa yang terjadi?"
Jay menoleh ke arah sumber suara. Dan disana berdirilah Monday sambil membawa dua botol minuman yang dibelinya di mesin penjual otomatis.
Monday duduk disamping Jay lalu memberikan minuman yang dipegangnya.
"Jadi, ada apa?"
Jay menerima minuman itu.
"Gak ada apa-apa"
"Lo gak bisa bohong sama gue. Gue liat loh, pas kita makan disini waktu itu lo sama Sunghoon kayak mencurigakan. Padahal kita berlima tapi lo malah bisik-bisik"
Jay menghela napas. Dia memang tidak akan pernah bisa lepas dari mata elang Monday.
"Lo ketemu Jake kan?"
"Iya. Dan dia curhat ke gue sama Sunghoon masalah ayahnya yang melakukan suap ke pihak kampus"
"Jadi rumor ini benar?"
Jay mengangguk.
"Lalu, apa Jiyoon tahu?"
Jay menggeleng.
"Lo sama Soeun aja gak gue kasih tahu apalagi Jiyoon. Jake sendiri yang minta. Katanya dia malu"
Monday menatap rumput yang ditijaknya.
"Tapi gue buat janji sama Jake"
"Janji apa?"
"Gue janji sama dia bakal rahasiain ini dari Jiyoon sampai dua minggu kedepan. Dan dia janji sama gue bakalan kasih tahu Jiyoon secara langsung"
"Dan kabarnya udah nyebar bahkan sebelum Jake menetapi janjinya" -Monday
Jay ikut menatap rumput.
"Kenapa malu?"
Jay dan Monday serempak menoleh ke belakang. Jay terkejut karena Jiyoon ada disana.
Monday sama terkejutnya.
"Yoon.." -Monday
"Kenapa... kalian gak kasih tahu gue!"
Jay menghela napasnya lagi. Entah sudah berapa kali dia seperti itu hari ini.
"Gue mau penjelasan"
Melihat mata Jiyoon yang berkaca-kaca, Jay tidak tega dan memutuskan untuk menjelaskan semuanya.
"Duduk. Gue bakal jelasin"
"Semuanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bebas
FanfictionIni cerita tentang Jake. Seseorang yang beruntung yang terlahir dari keluarga kaya raya. Tapi Jake tidak merasa senang dengan itu semua. Dia tidak merasa adanya kebebasan dan kasih sayang.