Jay dan Sunghoon berada di rumah Jake sekarang. Rumahnya sepi seperti biasa.Sunghoon membunyikan belnya. Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka. Seperti sebelumnya, yang menyambut mereka adalah bibi Rika.
"Halo bi"
"Eh iya halo. Nyari mas Jake?"
Mereka berdua mengangguk.
"Masuk dulu yuk"
Mereka masuk lalu duduk di sofa ruang tamu. Selagi bibi pergi membuat minuman, Jay melihat ke arah kamar Jake. Pintu itu tertutup rapat.
Bibi datang membawa mimuman untuk mereka.
"Makasih bi"
Bibi ikut duduk di sofa bersama mereka.
"Bi, sebenarnya ada apa sih dengan Jake? Kayaknya ini yang paling parah dari yang sebelumnya" -Sunghoon
Bibi menghelas napas. Ia diam sejenak, setelah itu barulah dia bercerita.
"Seperti yang kalian tau, mas Jake sekarang mengurung diri di kamarnya karena masalah itu. Lebih tepatnya dia dipaksa di kamar terus dan hanya boleh keluar saat urusan itu memang penting"
Jay dan Sunghoon memasang kupingnya baik-baik agar tidak tertinggal satu informasi pun.
"Waktu keluar itupun dia diawasi sekarang. Tuan menyewa bodyguard untuk mengawasi gerak-gerik mas Jake"
"Bodyguard? Sampai segitunya?" -Jay
Bibi mengangguk.
"Saya juga kasian dengan mas Jake. Tapi saya gak bisa berbuat apa-apa karena tuan memang menyuruh kami untuk tidak ikut campur. Bisa-bisa saya dipecat nanti"
Jay dan sunghoon tidak bisa berkata apa-apa lagi. Betapa sengsaranya Jake hidup dengan orang tuanya yang seperti itu.
Dan mereka kecewa tidak bisa membantu Jake sama sekali.
"Soal makan gimana bi?" -Sunghoon
"Kalau makan kadang-kadang. Dia sekarang selalu makan di kamar. Dan kadang saya liat makanannya cuma dimakan sedikit tapi kadang juga habis"
Sunghoon mengangguk paham.
"Bi" -Jay
"Iya?"
"Boleh kita ke atas?"
"Boleh saja sih tapi saya gak tau bakalan di buka atau nggak pintu kamarnya"
"Gak papa kok. Ngomong dari luar juga cukup"
Jay memandang ke arah Sunghoon. Memberi tahunya untuk ikut lewat kontak mata. Sunghoon mengangguk.
Mereka menaiki tangga dan berhenti tepat di depan pintu kamar Jake.
Jay mengetuk pintunya.
"Jake, ini kita"
Hening. Jake benar-benar tidak membukakan pintunya.
"Kalau lo gak mau buka gak masalah. Kita cuma mau bilang, makan yang banyak, jangan begadang"
"Lalu kalau lo udah gak tahan, kita selalu siap kok untuk membantu lo. Cewek-cewek juga siap. Terutama Jiyoon" -Sunghoon
Tidak ada jawaban.
"Kita pergi ya"
Mereka berdua pergi meninggalkan kamar Jake. Lalu turun ke bawah dan hendak pulang.
"Kita pulang dulu ya bi" -Jay
"Iya. Hati-hati"
Jay dan Sunghoon masuk ke dalam mobil lalu segera pergi meninggalkan rumah itu dengan perasaan campur aduk.
●●●●●
Sedangkan Jake, yang mendengar perkataan kedua sahabatnya itu tidak bisa menahan tangisnya.
Sejujurnya, dia rindu berkumpul dengan teman-temannya. Dia rindu pada Jay, Sunghoon, Soeun dan Monday.
Dan diantara mereka yang paling Jake rindukan adalah Jiyoon. Dia ingin bertemu dengan Jiyoon lagi. Dia ingin meminta maaf atas perkataannya beberapa hari yang lalu.
Tapi apalah daya. Bodyguard mengawasi dia.
"Maaf"
Jake menenggelamkan kepalanya di bantal dan menumpahkan semua air matanya disana.
♤~♡~◇~♧
"Gue gak nyangka mereka bisa sampai segitunya. Keterlaluan banget gak sih" -Sunghoon
"Gue juga gak nyangka. Segitunya kah dia dilarang? Apakah suatu dosa kalau Jake punya teman dari keluarga biasa?"
"Kalau bisa gue pengen banget gebukin ortu dia. Terutama ayahnya. Gatel banget tangan gue"
Mereka sampai di cafe. Sekarang mereka semua berada di sini. Jiyoon sudah mulai bekerja lagi.
Mereka berkumpul dan duduk di meja pojok jendela.
"Gimana?" -Monday
Jay dan Sunghoon menggeleng. Menandakan kalau mereka tidak berhasil berbicara dan bertemu langsung dengan Jake. Yang lain menghela napas.
"Tapi kita dapat sesuatu yang bikin naik pitam" -Sunghoon
"Apa?" -Jiyoon
"Lo tau? Kalau Jake sekarang diawasi bodyguard?" -Sunghoon
"What?!"
"Ayahnya nyewa bodyguard buat ngawasin gerak-gerik Jake waktu dia diluar" -Jay
"Separah itu? Udah gila kali ya ayahnya" -Soeun
"Karena itulah waktu itu Jake ngomong kayak gitu ke Jiyoon. Supaya gak ketahuan bodyguard itu" -Jay
Jiyoon mengehela napas.
"Lalu, kita harus gimana?" -Soeun
"Gak tau. Tunggu aja dulu" -Jay
"Kita juga gak bisa apa-apa sekarang. Jake gak pernah keluar, ada bodyguard juga. Sulit buat kita ketemu dia" -Monday
"Tapi kalau cuma gue sama Sunghoon kayaknya bisa. Tapi gak tau kapan. Kita harus tetap nunggu dia keluar dulu"
Yang lain mengangguk setuju. Memang benar sekarang mereka tidak bisa melakukan apapun untuk membantu Jake. Yang bisa mereka lakukan ada menunggu untuk sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/285533491-288-k276569.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bebas
FanfictionIni cerita tentang Jake. Seseorang yang beruntung yang terlahir dari keluarga kaya raya. Tapi Jake tidak merasa senang dengan itu semua. Dia tidak merasa adanya kebebasan dan kasih sayang.