Ini cerita tentang Jake. Seseorang yang beruntung yang terlahir dari keluarga kaya raya. Tapi Jake tidak merasa senang dengan itu semua. Dia tidak merasa adanya kebebasan dan kasih sayang.
Waktunya pulang. Semua siswa berhamburan ke luar kelas.
"Kapan ngerjainnya?" -Sunghoon
Kelas Jake mendapat tugas kelompok. Seperti biasa mereka akan selalu satu kelompok. Katanya sih biar gak ribet.
"Mau langsung atau besok?" -Jake
"Langsung aja deh. Gue males kalau besok-besok" -Jay
"Okeh"
"Tapi dimana?" -Jake
"Gue tau cafe yang bagus di sekitar sini" -Jay
"Yaudah kesana aja" -Sunghoon
Mereka bertiga jalan kaki menuju cafe yang dimaksud Jay. Berhubung gak jauh makanya mereka jalan kaki. Sekitar lima menit mereka udah sampai di cafe.
Bener kata Jay. Cafe ini bagus. Banyak tanamannya. Adem buat nongkrong.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat datang"
Jay membuka pintunya. Lonceng yang ada di dekat pintu berbunyi. Salah satu pelayan disana menyambut kedatangan mereka bertiga.
Mereka duduk tepat di samping meja tempat pelayan berada.
"Monday belum datang mbak?" -Jay
"Oh belum mas. Karena baru pulang sekolah jadi dia agak lama. Mungkin sebentar lagi"
Jay menganggukkan kepalanya.
"Monday siapa?" -Jake
"Dia kerja part time di cafe ini. Dia seumuran dengan kita. Karena gue sering kesini jadinya kita dekat"
"Namanya emang Monday?" -Sunghoon
"Nama aslinya sih Kim Jimin. Tapi lebih sering dipanggil Monday. Alasannya gue gak tau kenapa"
Yang lain menganggukkan kepalanya.
Mereka belum mesan minuman ataupun cemilan. Kata Jay nunggu Monday datang aja.
●●●●●
Mereka bertiga sudah mulai mengerjakan tugas. Masing-masing mengeluarkan laptop.
Lonceng berbunyi menandakan seseorang datang. Jay langsung mengarahkan pandangannya ke pintu.
"Lama amat day"
Monday yang baru saja datang menoleh juga ke Jay.
"Lo tau kan jarak sekolah gue sama cafe ini lumayan jauh?"
Jay terkekeh kecil sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Biasa nih?"
"Yoi. Lo berdua pesen apa?"
"Samain aja kayak lo" -Jake
"Tiga ya day"
Monday mengacungkan jempolnya.
Mereka baru sadar kalau di belakang Monday ada gadis lain. Gadis itu berambut orange dengan panjang seleher.
Mata Jake bertemu dengan mata gadis itu. Jake yang sadar pun langsung panik plus malu.
Tapi berbeda dengan gadis itu. Dia membungkuk sambil tersenyum ke arah Jake.
Senyum yang manis.
Jake langsung balas membungkuk. Gadis itu masuk ke ruangan yang sama dengan Monday. Sepertinya dia juga part time disini.
Gadis itu membantu Monday menyiapkan pesanan mereka bertiga. Entah apa yang terjadi pada Jake, pandangannya tidak bisa lepas dari gadis itu.
Plak
"Aww"
Sunghoon memukul bahu Jake.
"Lo ngeliatin apa sih? Serius banget" -Sunghoon
Sunghoon melihat ke arah yang dari tadi dilihat oleh Jake.
"Ooohhh jatuh cinta pada pandangan pertama rupanya"
Jake balas memukul Sunghoon.
"Apaan sih. Cuman ngeliatin juga"
"Ihh ngaku lo" -Jay
Jake yang merasa disudutkan menghembuskan napas kasar. Kesal dengan kelakuan dua sahabatnya. Sedangkan Sunghoon dan Jay tertawa melihat Jake. Senang karena berhasil membuat Jake kesal.
Tak lama kemudian, Monday dan gadis itu membawa pesanan mereka. Yaitu ice americano.
Sunghoon menghembuskan napas pelan. Kalau tahu Jay pesan americano dia pasti bakal pesan yang lain.
"Cewek yang rambut pendek" -Jay
Gadis itu menoleh ke arah Jay karena merasa dirinyalah yang dimaksud Jay.
"Temen gue suka sama lo"
Dengan santainya Jay menunjuk Jake. Wajah Jake langsung memerah menahan malu.
"JAY SIALAN"
☆ Monday (Weeekly)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.