Bastard

889 118 11
                                    

"Silahkan saya tidak takut"
Bryan mulai mengeluarkan alat dari kantungnya dan ss--

"ARGH astagfirullah kenapa gua bisa mimpi gitu ya? "
"Mas kenapa, sayang? "
"Gapapa tadi saya cuman mimpi buruk aja"
"Makanya sebelum tidur baca doa dulu"
"Iya kan tadi ketiduran"

"Oh iya ndin ini kan udah mau sore kamu siap siap dulu kan kita mau main ditaman belakang sekalian dinner nanti"
"Iya yaudah aku siap siap dulu ya sayang"
"Hati hati kamar mandi licin"

Setelah sekitar kurang lebih 30 menit Andin sudah siap dengan blouse panjang berbahan satin dan berwarna peach itu. Al juga sudah siap dengan kemeja biru langitnya.
(Btw pas nulis ini kan sore ya, terus semalem al nya juga pake kemeja biru langit ahaha)

"Sayang ayoo"
"Iyaa udah ayo, pelan pelan jalannya"
"Iyaa"

Sesampainya mereka ditaman belakang, ternyata sudah ada Papa Surya, Mama Sarah, Mama Rosa, dan tak lupa si kecil Reyna.

"Eh reyna udah disini sayang? "
"Iyaa, ma. Aku udah ga sabar mau grill beef"
"Reyna sekarang mending main dulu sambil nunggu miss kiki sama ncus siapin grill nya"
"Ok, ma"

"Ndin kamu duduk dulu jangan berdiri terus nanti kecapekan"
"Yaampun mas baru juga sebentar"

"Andin"
Seketika seluruh insan yang berada di taman itu menoleh ke pusat suara.

"Christophe? " Ya, dia Christopher Alexandria.

"Gimana kamu bisa masuk kesini?" Tanya Andin dengan wajah yang datar dan tatapan yang entah kemana tujuannya.

"Aku bilang aku sahabat kamu"
"What? Sahabat? Are you kidding? "
"Why? Kita emang sahabat kan"

Al hanya terdiam, mencari sebuah jawaban disitu. Siapa Christophe? Kenapa Andin terlihat sangat benci dengan laki laki itu?

"Hey listen to me Christopher Alexandria, you're a bastard man! " Ucap Andin penuh penekanan.
"Kamu--" Andin menjeda ucapannya, menarik nafas, menahan air matanya. Menahan semua amarah yang tak seharusnya ia lepaskan kembali.

"Kamu adalah laki laki yang membuat saya takut, takut untuk bertemu dengan laki laki lain, takut untuk bertemu siapa pun, takut akan kata cinta dan percaya"

"Kamu yang sudah membuat hidup saya mempunyai titik gelap, mempunyai titik kosong. Kamu yang menjanjikan bahwa berbeda kepercayaan bukan lah halangan untuk bisa bersama"

"Dan kamu juga yang menyatakan didepan mata saya bahwa, ada seorang laki-laki yang menjanjikan sesuatu namun, karena ia tak sanggup, ia meninggalkan janji itu. Meninggalkan segalanya tanpa secuil penjelasan. Menghilang begitu saja bagai makhluk tak memiliki otak" Andin masih menahan air matanya, menahan dengan mengepal keras tangannya.

Al pun disini tau, Christophe ini adalah laki-laki yang pernah melukai Andin, walaupun jujur, Al tidak tau seberapa besar luka yang Christophe gores.

"Hei Andin, aku disini aku mau minta maaf, aku sadar aku sudah menghilang jauh dari kamu. Aku disini kembali, untuk sekedar memberitahu bahwa aku ada disini, aku tidak pergi untuk selamanya"

"Dan aku sadar, aku tidak akan pernah bisa menunaikan janji itu lagi, ndin. Karena kamu sudah memilih seseorang yang tepat berdiri dibelakang kamu. Juga dia pasti sedang bertanya siapa aku, apa hubungan kita" Ucap Christophe sambil menatap Al.

"Terus? Apa untungnya kamu datang kesini? "
"Aku cuman mau minta maaf"
"Maaf itu mungkin sulit untuk diterima, dengan luka yang sangat besar, dan jangka waktu permintaan maaf yang panjang"

"Udah ya cukup, saya ga mau lihat kamu ada disini lagi, kamu pergi sekarang"
"Tapi, ndin"
Andin mengangkat tangannya, mengarahkan telunjuknya ke arah pintu keluar. Mukanya memerah, air mata sebentar lagi sudah penuh tampungan nya.

"PERGI DARI SINI, BRENGSEK! " Semuanya tersentak, mendengar suara Andin yang sangat lantang, mendengar kata-kata yang tak biasanya keluar dari mulut wanita cantik itu. Beruntung reyna memilih menunggu di kamar sehingga ia tidak bisa mendengar apa yang terjadi sekarang.

"Ndin tunggu ndin. Aku--"

Tak ingin terus berada didepan Christophe dan tak ingin mengeluarkan air mata didepan Christophe Andin berlalu, meninggalkan semua yang ada disitu.

Berjalan dengan hentakan tajam, langkah yang tak kalah cepat, serta air mata yang mengiringi setiap langkahnya sampai kepada sudut rumah mewah itu. Dengan ketenangan alami, di kelilingi oleh berbagai macam pohon rindang.

Andin duduk ditepian kursi yang diciptakan dari potongan pohon jati itu. Mendekap tubuhnya dengan erat, tak henti seluruh tubuhnya bergetar. Pandangannya tertuju pada rumput yang di bayangannya sedang terisi masalalu yang sangat horor.

Masalalu yang membuatnya gila, masalalu yang membuat ia sendiri tak percaya akan hidup. Mencintai orang yang salah, percaya dengan orang yang salah, kini kembali hadir di diri Andin.

Kedatangan Christophe seakan membuat Andin kembali kepada masalalu nya. Dari kejauhan Al melihat Andin, menyadari bahwa ini adalah luka yang sangat dalam. Bahkan Andin terlihat seperti orang yang sedang mengalami Anxiety.

Al mendekat, perlahan duduk di samping Andin dan mendekap tubuh wanita itu sambil mengelus nya, memberi sentuhan menenangkan.

"Hei hei udah ya jangan larut dalam masalalu, cerita tentang kegelapan, kekosongan hidup jangan di ingat kembali jika kini hidup kamu sudah lebih terang dan berisi"

"Kalau kamu masih ingat masalalu, bukan ga mungkin kalau kamu menjadikan masalalu itu sebagai tumpuan hidup kamu kedepannya"

"Jangan ragukan hari ini, jangan ragukan hari selanjutnya jika kamu tidak ingin kembali ke masalalu"
Andin hanya mendengar ucapan Al dengan tubuh yang masih bergetar, air mata yang tak henti, menunduk menatap rumput itu.

"Lupain semuanya jangan bikin reyna kecewa, kalau mau cerita nanti ya setelah makan malam kita"
Andin hanya mengangguk dan berusaha untuk bangkit.
-----
Acara dinner itu telah usai, meski sedikit berantakan. Dengan Andin yang hampir tidak menampakkan senyumnya, Al yang di dalam hati masih bertanya-tanya sebenarnya ada apa ini.

Andin meyakinkan kepada semua orang bahwa dirinya baik baik saja. Papa Surya dan mama Sarah sudah kembali.

Kini Andin sedang duduk di tempat favorit nya, dekat jendela yang gordyn nya sengaja ia buka agar ia bisa melihat indahnya bulan dan bintang di langit.

Al mencoba untuk mendekat, ia ingin sekali tau apa sebenarnya yang terjadi di masalalu Andin dengan Christophe agar ia juga bisa menyembuhkan luka itu.

Haii all😍
Udah berapa abad ni ga ketemu di ham dan was? Jangan lupa ya disini Andin nya hamil wkwk

Still waiting for next chapter!

•HAM dan WAS• the other version of •Al dan Andin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang