ELENA POV
"Stella! Look at you! Kau mendapatkan penikahan impianmu dengan pria incaranmu" bisikku di ujung kalimat. Aku dan Stella tertawa pelan, ia bahkan mencubit kecil pinggangku.
"Terima kasih Elena telah datang ke pernikahanku" ujar Stella.
"Tentu saja aku datang, masa sahabatku nikah aku tidak datang!" kataku cepat.
Suami Stella yang berada di sampingnya terus memperhatikan kami. "Oh dan selamat untuk kau juga Thomas. Selamat telah merebut hati sahabatku ini"
Thomas tertawa kecil, "Ya berkat kau juga. Aku berhutang kepadamu Elena" kata Thomas.
Aku mengibaskan tanganku pelan dan menggeleng. Thomas tak tau kalau selama ini adalah permainan Stella. Stella menyusun semua rencana itu untuk mendapat dirinya. Ia membuat seakan-akan aku lah yang memperkenalkan mereka dan akulah yang membujuk Stella agar mau menikah dengan lelaki itu, padahal sebenarnya semua itu adalah rencana Stella.
Stella tertawa kecil. "Oh yah Elena,"
Aku menatapnya dan mengangkat kedua alisnya.
"Lihat ke arah jam tiga, pria berjas navy" aku mengikuti instruksi Stella.
Pria dewasa dengan tubuh yang terlihat proporsional, bahkan otot-ototnya tercetak jelas dibalik jas yang ia pakai. Pria itu memiliki rambut keriting yang cukup panjang dan kulit yang kecoklatan. Wajahnya sendiri aku tak dapat melihatnya jelas, aku melupakan kacamataku.
"Dia Arthur Bowen, Sahabat Thomas. Seorang billionaire, and he is single" Stella menekan perkataannya di akhir kalimat.
Aku memicingkan mata menatapnya, "Dan apa maksudmu Stella?"
Stella mengerang pelan. "Ayolah memangnya kau tidak ingin hidupmu berubah, status sosial yang lebih tinggi" bisik Stella.
"Jika kau bersama Arthur kau tidak perlu bekerja di perusahaan kecil itu. Pantat seksimu tidak akan kesakitan karena bantalan kursi kerja yang sudah usang" lanjut Stella.
Aku menghembuskan napas panjang dan menatap Stella serius, "Stella kau taukan aku baru putus dari Harry"
"I know, itulah mengapa aku menyarankan mu untuk mencari pengganti si brengsek itu. Pengganti yang lebih baik" potong Stella.
"Tapi tidak secepat itu-"
"Jangan bilang kau masih mengharapkan cintanya?" Stella menatap ku curiga.
"Tidak! Tentu saja tidak. Hanya saja aku belum siap untuk hubungan yang baru" Aku tersenyum kecil memaksakan senyuman tersebut.
Stella menghembuskan napas pelan. Ia menyentuh bahuku dan menepuknya pelan. "Baiklah, aku mengerti" Stella menyerah membujuk ku. "Tapi, jangan menangisi pria itu, dia tidak layak mendapatkan air matamu" Stella menatap ku seris.
Aku mengangguk. "Sudah yah aku mau makan dulu, tamu lain sudah menunggu untuk memberi mu selamat. Sekali lagi happy wedding Stel!" aku memeluknya erat lalu berganti memeluk Thomas dan aku pun menuju meja prasmanan untuk mengisi perutku yang sudah memberontak.
Aku mengambil piring berukuran sedang. Aku lalu mengambil seporsi salad kentang lalu menunggu untuk mendapatkan steak sirloin. Ketika aku mengantri, aku merasakan seseorang menatap ku, aku menoleh dan dari jauh aku lihat pria itu sedang menatap ke arahku. Arthur Bowen. Pria yang Stella bersikeras untuk aku incar.
Mata kami saling bertatapan, aku melemparkansenyuman kecil. Dan tanpa diduga pria itu membalas senyumanku. Aku terpaku akanketampanan dan kharisma dari pria itu. Bahkan Harry tidak ada apa-apanyadibanding pria dewasa itu.
to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED
Romance❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ [Update setiap Rabu & Sabtu] Elena tidak pernah menyangka jika kedatangannya ke pernikahan sahabatnya membawa ia ke sebuah hubungan romantis dengan seorang hot billionaire. Setelah pengkhianatan sang mantan kekasih, Ele...