E i g h t e e n

2.4K 53 1
                                    

HAPPY READING

Setelah menghabiskan dua malam di kampung halamanku, aku akhirnya kembali ke kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menghabiskan dua malam di kampung halamanku, aku akhirnya kembali ke kota. Aku tak sabar memberitahu Arthur tentang restu Ibu.

Yap, aku belum memberitahunya. Sebab, aku ingin memberitahunya secara langsung, aku ingin melihat ekspresi wajahnya.

Aku mengambil penerbangan pertama yaitu pukul 5 pagi, dan butuh waktu dua jam untuk pesawat tersebut mendarat. Saat ini waktu baru menunjukkan pukul 7.10 dan aku yakin Arthur belum bangun dari tidurnya. Karena hari ini adalah weekend dan pria itu lebih memilih menghabiskan akhir pekannya untuk beristirahat daripada berpergian.

Sesaat setelah pesawat mendarat, aku mencari taksi dan menuju ke apartemen Arthur. Aku pun sampai di depan apartemen Arthur, maksudku apartemen kami. Aku menekan pin dari apartemen tersebut lalu masuk ke dalamnya. Dengan perlahan-lahan aku melangkah hingga aku sampai di depan pintu kamarnya. Aku menyentuh gagang pintu tersebut, dan memutarnya.

Tidak terkunci.

Pria itu jarang mengunci pintu kamarnya.

Aku pun membuka pintu tersebut, dan dapat ku lihat Arthur masih tertidur pulas di balik selimutnya. Aku mengendap-ngendap menghampirinya dan berhenti tepat di sampingnya.

"Arthur," panggilku pelan. Tidak berniat untuk membangunkannya.

Tak ada respon darinya. Ia masih tertidur lelap.

"Arthur?" panggilku lagi, kali ini sambil menyentuh pelan rambut yang berada di dahinya.

"Hm?" gumam Arthur. Aku tertawa kecil, dan sepertinya pria itu menyadari keberadaanku. Matanya terbuka. Ia menatap ku selama beberapa detik dan seketika ia langsung bangkit dari tidurnya.

"Elena?!" pekik Arthur terkejut.

"It's me" responku sambil mengenyir bodoh.

"Sejak kapan kau di sini? Kapan kau pulang? Kenapa tidak memberitahu ku?" Arthur memberi ku pertanyaan beruntun yang membuat ku terkejut dan geli secara bersamaan.

"Aku baru sampai Arthur" jawabku sambil menenangkannya.

Arthur masih memperhatikan wajahku dengan lekat. Ia memperbaiki posisi duduknya dan menarik ku agar aku duduk di hadapannya.

"Seharusnya kau memberitahu ku jika kau akan pulang, biar aku bisa menjemput mu di bandara" ujar Arthur lembut.

Aku tersenyum lebar. "Tidak apa-apa, aku bisa sendiri"

"Aku tau kau bisa berangkat sendiri, tetapi, aku khawatir" ujar Arthur.

Sebelah keningku terangkat, "Kenapa khawatir?" tanyaku sedikit bingung.

Ekspresi wajah Arthur berubah bingung. Ia menatapku dengan tatapan tak mengerti. "Aku khawatir karena aku peduli kepadamu" balas Arthur sambil menetralkan raut wajahnya.

TEMPTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang