HAPPY READING
"Aku akan menikah denganmu," senyuman Arthur mengembang dan sebelum ia berkata sesuatu aku dengan cepat melanjutkan perkataanku. "Jika ibuku merestui kita"
"Ya tentu saja, restu ibumu adalah yang terpenting" ucap pria itu. Ia tidak berhenti tersenyum. bahkan senyuman itu adalah senyuman terlebar yang pernah aku lihat.
"Jadi kapan kita menemui ibumu?" tanya Arthur.
"Kapan pun kau bisa. Aku tau kau sibuk—"
"Aku bisa meluangkan waktuku untuk bertemu dengannya. Tidak. Aku akan mengosongkan jadwalku untuk menemuinya bersamamu" ucapnya yakin.
"Baiklah. Jadi kapan kita pergi?" tanyaku.
"Lebih cepat lebih baik. bagaimana kalau kita pergi hari ini?"
Mataku membulat mendengar perkataannya. Apa dia serius? Dia tidak kehilangan akal kan? Bagaimana bisa kita pergi hari ini, kami bahkan belum membeli tiket ataupun menyiapkan barang-barang kami. Dia tidak berpikir sebelum berbicara.
"Jangan hari ini, itu sangat terburu-buru" tolakku.
"Jadi kapan?" tanya Arthur tak sabar.
"Besok? Atau lusa? Terserah kau sajalah" kataku pasrah.
"Baiklah kita berangkat besok" putus Arthur. Aku hanya mengangguk menyetujui keputusannya.
Kami pun menyelesaikan makan kami. Aku menyimpan piring-piring kotor di wastafel dan mencucinya satu persatu. Setelah semuanya bersih, aku membalikkan tubuhku dan Arthur tengah memakai jasnya.
"Mau berangkat sekarang?" tanyaku sambil menatapnya serius.
"Ya, kau mau ikut? Aku bisa mengantarmu ke rumah Stella" tawarnya.
Aku mengangguk cepat dan berkata, "Aku mau mengambil tasku dulu"
"Ok, aku akan menunggu mu di ruang tamu" aku pun mengangguk dan berlari kecil menaiki tangga. Aku lalu membuka pintu kamarku dan mengambil tas kecil dari dalam lemari. Aku memasukkan dompet dan juga ponselku lalu aku pun turun menuju ruang tamu.
Ketika aku telah berada di ruang tamu, dan Arthur melihatku. Ia pun mengulurkan tangannya, aku menerimanya dengan senang hati dan kami pun berjalan bersama memasuki lift.
Kami menunggu selama beberapa detik hingga kami mencapai parkiran. Gary menunggu di depan mobil. Aku tidak melihat keberadaan Roland. Mungkin ia memiliki pekerjaan lain. Gary pun membuka pintu belakang untuk kami. Arthur masuk lebih dulu lalu aku menyusulnya. Setelah kami memasuki mobil itu, Gary pun menutup pintu dan menyusul kami. Ia kemudian menyalakan mesin mobil dan menjalankan mobil tersebut keluar dari gedung apartemen.
"Arthur?" panggilku.
"Yes baby?" Arthur menoleh kearahku.
"Apa kita bisa membeli sesuatu terlebih dahulu sebelum ke rumah Stella?" pintaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED
Romance❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ [Update setiap Rabu & Sabtu] Elena tidak pernah menyangka jika kedatangannya ke pernikahan sahabatnya membawa ia ke sebuah hubungan romantis dengan seorang hot billionaire. Setelah pengkhianatan sang mantan kekasih, Ele...