N i n e

3.5K 93 0
                                    

HAPPY READING

Keesokan paginya aku telah bersiap-siap untuk pergi ke kantorku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan paginya aku telah bersiap-siap untuk pergi ke kantorku. Aku menggunakan pakaian santai yang Stella berikan. Jeans berwarna gelap, blouse berwarna cream dan untuk alas kaki aku menggunakan sepatu converse putihku yang aku pakai kemarin.

Aku pun mengambil surat pengunduran diri dari atas meja nakas dan keluar dari kamar. Menuruni tangga dan lurus menuju ruang makan. Aku sangat yakin Arthur berada di sana sekarang.

Betul saja. Disaat kaki ku melangkah memasuki ruang makan, Arthur tersenyum kearah ku dan melambaikan tangan memanggilku untuk mendekatinya. Aku berlari kecil, menghampiri pria itu dan langsung memeluk pinggangnya dari belakang.

"Masak apa?" tanyaku sambil melengokkan kepala mengintip masakannya.

"Sarapan sederhana" jawab Arthur.

Pria itu menggoreng sosis dan juga bacon menggunakan mentega. Kemudian ia menaruh ke atas dua piring. Selanjutnya, ia mengambil roti dari panggangan roti dan menaruhnya juga ke atas piring-piring itu.

"Kau ingin selai apa?" Arthur menoleh ke arahku.

"Coklat" jawabku. Arthur mengangguk dan ia pun mengoleskan selai coklat ke atas rotiku dan juga rotinya. Aku melepaskan pelukanku membiarkan pria itu bergerak dengan leluasa. Aku masih bisa menontonnya dari meja makan.

Pria itu lalu menggoreng telur untuk kami berdua dan membuat milikku menjadi setengah matang. Atas permintaan dariku. Lalu ia pun menaruh ke piring kami masing-masing dan menyajikannya di atas meja.

"Thank you baby" ujarku tulus.

Aku bisa melihat senyuman Arthur tercetak dibibirnya. "Sama-sama. Aku senang memberi mu makan" aku tertawa kecil dan aku pun mulai mencicipi masakannya.

"WAW! Sangat enak. Masakanmu selalu cocok dengan seleraku" pujiku.

"I'm happy to hear that"

Arthur selalu bisa membuat ku mengaguminya. Pertama karena kedewasaannya. Ia terlihat sangat berwibawa dengan itu. Kedua karena kharismanya, tak ada yang bisa menyangkal akan kharisma dan aura dari pria itu. Dan sekarang oleh masakannya.

Aku adalah pemasak yang sangat buruk maka dari itu Arthurlah yang sering memasak untukku, dan aku mengagumi pria itu sebab walau ia seorang billionaire yang bisa mempekerjakan chef pribadi untuk dirinya, ia lebih memilih untuk memasak sendiri dan belajar memasak disaat ia mempunyai waktu luang. Sangat mengagumkan!

Tanpa terasa makananku hampir habis, tinggal roti panggang selai coklat. Aku meminum orange jus ku terlebih dahulu lalu melanjutkan makanku. Sedangkan pria yang berada di depan ku sudah lebih dulu menghabiskan makanannya.

"Elena, apa kau akan ke apartemenmu hari ini?" tanya Arthur memecah keheningan di antara kami.

"Ya, aku harus mengemasi beberapa barang" jawabku.

TEMPTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang