HAPPY READING
Aku terbangun ketika mendengar suara orang yang sedang berbincang. Aku membuka mataku dan melihat Stella bersama... Arthur?! Kenapa pria itu bisa ada di sini.
Aku seketika bangkit dari tidurku dan merapikan penampilanku. Aku menatap Stella tajam meminta penjelasan, sedangkan wanita itu tersenyum dengan lebarnya. Seperti bangga terhadap situasi saat ini.
Stella berpindah tempat di sampingku, ia membereskan bantal dan selimut ku. "Bisa jelaskan apa yang terjadi?!" bisikku tajam kepada Stella.
"Thomas menelponku menanyakan dimana aku, aku memberitahunya jika kau sakit dan aku sedang merawatmu, ternyata ia bersama Arthur. Arthur mendengarnya dan langsung ke sini" jelas Stella. "Bagaimana Arthur bisa tau alamat rumahmu?" lanjut Stella sambil menatap ku bingung.
"Oh itu..." Stella menatap ku menunggu jawabanku. "dia pasti tau dari Thomas" lanjutku cepat.
Selama beberapa detik Stella terlihat tidak yakin. Tetapi kemudian ia mengangguk setuju. "Iya pasti Thomas memberitahunya" Stella pun mengangkat bantal dan selimut itu lalu membawanya ke dalam kamar.
Arthur menghampiri ku, ia duduk di sampingku dan langsung menaruh tangannya di depan dahiku. "Kau tidak apa-apa? Harusnya kau memberitahu ku jika kau sakit"
Aku seketika menunduk, "Sorry" ujarku pelan.
"Tidak perlu meminta maaf" kata Arthur lembut. "Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Arthur. Aku membalasnya dengan gelengan.
Tidak lama Stella pun bergabung dengan kami, dan ketika ia hendak duduk di dekat ku, ponselnya tiba-tiba berbunyi. Ia mengambil dari dalam tasnya.
"Thomas" kata Stella. Aku mengangguk menyuruhnya untuk mengangkatnya. Tak lama, Stella pun kembali. Ia duduk di samping ku dengan raut wajah bingung.
"Kenapa Stella?" tanyaku heran.
"Thomas membutuhkan ku di rumah, ia tidak tau dimana letak dasi yang aku berikan kepadanya bulan lalu"
"Pulang lah" potongku.
"Tapi kau bagaimana? Aku tidak bisa membiarkan mu sendirian dalam keadaan sakit"
"Aku baik-baik saja Stella, aku sudah baikan" kataku menenangkannya.
"No you're not" sela Stella cepat.
"Aku akan menjaga Elena" kata Arthur. Aku dan Stella terkejut dan seketika menoleh ke arah pria itu. "Aku akan menemaninya malam ini" lanjut pria itu.
"Apa kau serius?" tanya Stella.
Arthur mengangguk yakin. Senyum Stella tercetak di bibirnya, ia melirik ke arahku dan mengedipkan sebelah matanya. Aku curiga kalau ini adalah rencananya.
"Baiklah. Arthur aku menitipkan sahabatku kepadamu" ujar Stella dengan suara yang dibuat sedih.
"Don't worry Stella"
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED
Romance❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ [Update setiap Rabu & Sabtu] Elena tidak pernah menyangka jika kedatangannya ke pernikahan sahabatnya membawa ia ke sebuah hubungan romantis dengan seorang hot billionaire. Setelah pengkhianatan sang mantan kekasih, Ele...