T h i r t e e n

2.4K 75 0
                                    

HAPPY READING

Inilah saatnya, aku akan bertemu dengan keluarga Arthur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inilah saatnya, aku akan bertemu dengan keluarga Arthur. Saat ini, aku dan Arthur berada di mobil yang sedang mengantarkan kami ke rumah pria itu. Aku duduk dengan tidak tenang, sedari tadi aku merasa gugup.

Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Tanganku terasa dingin dan membuat seluruh tubuhku gemetar. Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam tangan kananku. Aku menoleh dan Arthur tersenyum menenangkan. Dan entah mengapa aku mengangguk pelan.

Tidak lama kemudian, mobil Arthur memasuki salah satu perumahan mewah yang berada di pinggir kota, dan mobil itu berhenti di depan sebuah rumah dengan pagar setinggi pohon. Pagar tersebut pun terbuka dan mobil yang kami naiki memasuki rumah tersebut dan berhenti tepat di depan pintu masuk.

"Ready?" tanya Arthur. Aku menghembuskan napas panjang lalu mengangguk.

Roland membuka pintu untuk kami. Arthur turun lebih dahulu, ia lalu mengulurkan tangannya dan aku menyambutnya dengan genggaman erat. Kami pun berjalan menuju pintu utama dan aku terkejut ketika kami disambut oleh deretan wanita berseragam pelayan. Ada berapa banyak pelayan di rumah ini?!

"Selamat datang Tuan Arthur. Nyonya menunggu anda di ruang makan" ucap wanita paruh baya dengan sangat sopan. Aku yakini ia adalah kepala pelayan di sini. Arthur hanya mengangguk sekali dan ia pun menarik ku pelan memasuki rumahnya.

"Elena, jangan terlalu tegang, ibuku tidak suka jika seseorang merasa canggung kepadanya" bisik Arthur. Aku menoleh ke arahnya dan ia mengangguk menegaskan perkataannya.

"Apa aku harus menyapanya dengan ramah?" tanyaku pelan.

"Jangan terlalu ramah. Ia tidak suka jika seseorang terlalu ramah kepadanya" jawab Arthur.

"Jadi aku harus bagaimana?" kataku panik. Arthur tidak menjawab, ia hanya mengangkat kedua bahunya. Dan itu sangat tidak membantu.

Ketika kami telah mencapai pintu ruang makan. Jantungku berdetak lebih kencang. Aku bahkan bisa mendengar suara detak jantungku. Dan disaat kami memasuki ruangan tersebut, semua mata menatap ke arah kami. Tanpa sadar aku mencengkram lengan Arthur hingga pria itu meringis pelan.

"Elena, kau bisa mematahkan tanganku" kata Arthur meringis. Aku seketika melepaskan cengkramanku dan menatapnya cemas.

"Sorry" Arthur hanya tersenyum. Ia menggenggam sebelah tanganku dan membawa ku mendekati anggota keluarganya yang duduk mengelilingi meja makan yang besar itu.

Disana terdapat tiga orang wanita dan seorang pria. Salah seorang wanita duduk di kursi yang berada di tengah-tengah meja makan, di samping kanan wanita tersebut duduk seorang wanita dan pria, sepertinya mereka adalah pasangan. Terlihat dari bagaimana mereka saling menggenggam tangan masing-masing. Aku merasa jika wanita di tengah itu adalah ibu Arthur, dan pasangan tersebut adalah saudara Arthur dan suaminya. Kemudian, wanita muda—Cleo—yang aku temui siang tadi duduk di samping ibunya.

TEMPTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang