T w e l v e

2.9K 74 0
                                    

HAPPY READING

"Good morning" sapa seseorang dengan suara berat khas bangun tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Good morning" sapa seseorang dengan suara berat khas bangun tidur. Aku membuka perlahan mataku dan menghadap ke samping. Ke arah Arthur yang telah memiringkan tubuhnya menghadap ku.

"Morning" balasku dengan bergumam.

Aku tanpa sadar menutup mataku lagi dan hampir saja tertidur, kalau saja Arthur tidak memeluk pinggangku dan berbisik. "Jika kita masih di sini, aku tidak yakin kita akan hanya sekedar berbaring"

Mataku terbuka dan aku menggeleng cepat. "Aku bangun sekarang" ujarku lalu beranjak dari tempat tidur.

"Mau kemana?" tanya Arthur ketika aku turun dari tempat tidur.

"Mandi..." aku diam menatap matanya, sudut bibirku terangkat dan aku pun melanjutkan. "want to join?" tanpa banyak bicara, Arthur segera turun dari tempat tidur dan berjalan menghampiri ku. Aku tertawa kecil dan masuk ke dalam kamar mandi.

Kami berendam di air hangat dengan bath boom berwarna lavender dan tentu saja membuat kamar mandi ini beraroma lavender. Aku duduk membelakangi Arthur dan pria itu sedang menyabuni punggungku.

"Elena, ceritakan tentang keluargamu" pinta Arthur.

"Mm aku berasal dari desa kecil. Aku memiliki tiga adik, satu lelaki dan dua perempuan, mereka bertiga masih sekolah. Ibuku bekerja di kebun, dan ayahku..." aku terdiam selama beberapa detik. "Ayahku meninggalkan kami demi wanita lain" lanjutku.

Aku merasakan gerakan tangan Arthur terhenti. Ia pun menarik ku semakin merapat ke tubuhnya dan memeluk ku lembut. "I'm sorry" kata Arthur pelan. Aku menggeleng cepat dan mengelus punggung tangannya.

"Don't be sorry, itu sudah takdirku" lirihku. Ia mengelus rambutku pelan dan menyatukannya ke satu arah.

"Aku tidak akan meninggalkan mu Elena" ucap Arthur, seperti melafalkan janji yang tidak akan ia ingkari. Aku tersenyum kecil dan menundukkan kepalaku. Mereka—para lelaki—hanya bisa berjanji, tetapi ketika kita meminta janji mereka kembali, mereka seperti melupakan segalanya. Aku berharap Arthur adalah pengecualian.

Kami menyelesaikan berendam kami dan aku lebih dulu membilas tubuhku di bawah shower. Setelah itu, aku keluar dari kamar mandi dan menaiki tangga menuju kamarku. Aku memakai pakaian santai, yaitu kaos oblong dan celana pendek kain. Aku lalu mengeringkan rambutku dan mengikatnya menjadi ekor kuda.

Aku pun turun ke lantai satu dan langsung menuju dapur. Aku membuat sandwich untuk kami berdua dan menghidangkannya di meja makan. Tidak lama Arthur pun datang, ia lebih dulu menuju mesin kopi dan membuat kopi untuk kami.

"Elena kau mau kopi kan?" tanya Arthur memastikan. Aku pun membalasnya dengan anggukan. Kemarin malam kami berbicara mengenai kesukaan kami, dan Arthur memberitahu ku jika ia sangat menyukai capucino. Jadi, aku pun memintanya untuk membuat aku mencicipinya dan Arthur berjanji untuk membuatkan aku pagi ini.

TEMPTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang