HAPPY READING
Kamari beach here I come!
The black beach. Pantai pasir hitam yang terbentuk dari sisa-sisa abu vulkanik kaldera gunung berapi. Memiliki pasir hitam dan kerikil hitam kecil membuat pantai tersebut sangatlah eksotis.
Aku berniat dan harus berenang di sana. Aku telah menyiapkan segalanya, termasuk menggunakan pakaian renang dibalik dress panjang yang aku gunakan sekarang. Sebenarnya aku ingin menggunakan bikini tetapi takut jika Arthur melarang ku berenang karena pakaian tersebut jadi aku mengurungkan niatku. Walau pakaian renang yang disiapkan untukku tak jauh berbeda dari bikini yang ada.
"Kita di sana sampai siang kan?" tanyaku kepada Arthur memastikan.
Kami berangkat ke Kamari di pagi hari untuk menikmati pemandangan dan udara pagi di sana. Dan informasi yang aku dapatkan—dari internet tentu saja, di pagi hari pantai tersebut masih sepi sehingga kami akan puas bermain di sana.
"Ya. Sampai kau puas di sini, baru kita berangkat ke Oia" jawab Arthur. Aku mengangguk cepat sambil menepuk tanganku tanpa bersuara.
Rencana kami berubah. Rencana awal, kami akan bermalam di Kamari dan melanjutkan perjalanan besok ke Oia. But, rencana itu berubah dan kami hanya singgah beberapa jam di Kamari, dan akan bermalam di Oia. Jarak kedua kota cukup dekat sehingga Arthur mengatur ulang rencana kami tersebut.
"Apa kau senang?" tanya Arthur sambil tersenyum lebar melihat ku.
"Sangat!" balasku bersemangat.
Aku sangat menyukai pantai dan laut, sehingga aku memiliki daftar-daftar pantai yang ingin aku kunjungi. And in the first place is the Kamari Beach.
Butuh sekitar lima puluh menit untuk mencapai Kamari dari Fira. Mobil yang kami naiki langsung menuju pantai Kamari, di sini kami tidak menyewa hotel, tujuan kami hanya ke pantai saja.
Arthur menyuruh ku untuk tidur selama di perjalanan. Tetapi, bagaimana aku bisa tidur kalau aku sangat bersemangat. Jadinya sepanjang jalan aku terus menatap keluar jendela. Memperhatikan jalanan Santorini yang sangat indah.
"Sepanjang jalan ini adalah kebun anggur" jelas Arthur sambil menunjuk ke depanku.
"Really?" aku duduk semakin dekat dengan jendela dan mengabadikan pemandangan tersebut. "Apa kita jadi mengunjungi pabrik wine?" tanyaku lebih kepada meminta kepadanya.
"Kau ingin ke sana?" TENTU SAJA! Aku segera mengangguk.
"Oke. Besok kita ke sana, sekalian membeli wine sebagai oleh-oleh" tutur Arthur.
"Asik!" aku mengangguk antusias mendengar jawabannya.
Tak ku rasa kami pun akhirnya sampai di Kamari. Kami memasuki area pantai dan langsung di sambut oleh birunya air laut. Mataku tak lepas dari pemandangan laut tersebut. Seperti yang aku perkirakan, pantai ini masih sepi. Hanya ada beberapa orang yang tengah bersantai dan bermain di pinggir pantai, bahkan bisa dihitung jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED
Storie d'amore❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ [Update setiap Rabu & Sabtu] Elena tidak pernah menyangka jika kedatangannya ke pernikahan sahabatnya membawa ia ke sebuah hubungan romantis dengan seorang hot billionaire. Setelah pengkhianatan sang mantan kekasih, Ele...