F o u r

4.5K 137 1
                                    

HAPPY READING

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

7.30.

Tiga puluh menit sebelum masuk kerja.

Aku terburu-buru memakai heelsku dan mengambil tas kerjaku. Kemudian keluar dari apartemen dan menuju halte bus. Aku menunggu selama beberapa menit hingga bus pun datang. Perjalanan menuju kantorku hanya 15 menit dan ketika aku telah sampai di halte bus dekat kantor, aku berlari kecil menuju gedung kantorku.

Sesampai di depan gedung kantor. Aku mengatur napas terlebih dahulu sebelum menaiki tangga ke lantai 4. Aku memantapkan hatiku dan menaiki satu persatu anak tangga tersebut.

"Good morning Elena" sapa Maria.

"Good morning" balasku.

Aku pun duduk di mejaku, menyalakan komputerku dan mulai mengerjakan tugasku.

"Elena, coffee?" Marisa telah berada di sampingku dengan dua cangkir kopi ditangannya.

"Yes thankyou" aku mengambil satu cangkir dan menaruhnya ke atas meja. Maria pun berjalan ke mejanya.

"Maria, ini untukmu karena sudah membuatkan aku kopi" aku menaruh sebungkus roti di atas mejanya. Maria terlihat sangat senang bahkan sampai mencium bau roti tersebut.

"Thank you so much Elena" ujarnya sambil tersenyum lebar. Aku mengangguk sekali dan kembali ke mejaku. Mengerjakan pekerjaan yang sama setiap harinya.

***

Tidak terasa empat jam telah berlalu. Saatnya kami istirahat makan siang. Aku mematikan komputerku dan memasukkan ponselku ke dalam tas.

"Elena, mau makan siang bareng?" ajak Maria disaat ia melintasi mejaku.

Aku mengangguk sekali dan kami pun bersama-sama keluar dari kantor kami menuju tangga. Disaat kami baru berada di lantai 3 tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku berhenti berjalan begitupun dengan Maria.

"Maria kau pergi duluan saja, nanti aku menyusul" kataku.

"Oh begitu? Baiklah, byee" Maria pun melanjutkan jalannya dan aku mengangkat telepon tersebut dari nomor yang tidak aku kenali.

"Halo?" kataku.

"Elena" suara itu seperti suara yang familiar. "Ini aku Arthur" yeah tentu saja Arthur Bowen. Suara serak seksinya yang sangat khas.

"Apa kau berada di kantormu?" tanya Arthur.

"Iya. Ada apa Arthur?"

"Aku mau mengajak mu makan siang. Di restoran classy and classic" ujar Arthur.

Bukannya restoran itu adalah restoran bintang lima yang berada satu blok dari sini? Sepertinya iya. Restoran yang Stella sebutkan salah satu restoran termahal di kota ini.

TEMPTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang