T w o

5.3K 151 0
                                    

HAPPY READING

Sesampai di rumah Stella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampai di rumah Stella. Seorang pelayan menyambut ku dan menunjukkan ku jalan menuju ruang makan. Aku tak pernah memasuki rumah sebesar ini, bagaikan istana. Aku senang Stella bisa mendapatkan apa yang ia impikan selama ini.

"Elena!" teriak seseorang. Aku terkejut ketika Stella langsung menyambar tubuhku, memeluk ku erat.

"I miss you so bad!" erang Stella.

"I know, but bisakah kau melepaskan ku? Aku merasa sesak!"

Stella buru-buru melepas pelukannya dan terkekeh pelan. "Oops sorry" Ku putar mataku malas.

"Wait a minute. Aku mau melihat penampilanmu" Stella melepas jaket jeans ku, ia memberinya kepada pelayan yang berada di belakang kami. Lalu ia memutar tubuhku memperhatikan penampilanku.

"Ini milik mu kan? Kau melupakannya di apartemenku" kataku.

"Aku sengaja meninggalkannya," aku Stella. Keningku terangkat sebelah. "Aku kasihan dengan lemarimu yang hanya berisi setelan kantor dan baju tidur" sambung Stella dengan nada yang dibuat sedih.

Aku berdecak pelan lalu tertawa. Dia benar, isi lemariku memang menyedihkan.

"You look stunning in that dress" puji Stella, ia bahkan menepuk pelan bokongku.

"Stella!" pekikku. Stella tertawa kecil dan ia pun menggandeng tanganku

"Ayo masuk, Thomas dan Arthur ada di dalam. Arthur sudah menunggumu dari tadi" bisiknya diujung kalimat.

Aku memberinya tatapan kesal.

"Hanya kenalanan oke?" desak Stella. Aku mengangguk sekali.

Kami berjalan memasuki ruang makan. Ruang makan yang seperti restoran bintang lima. Di meja makan telah ada Thomas dan pria itu, Arthur Bowen. Mereka berbincang seru hingga kami memasuki ruang makan tersebut.

Mereka seketika berhenti berbicara dan menatap ke arah kami. Aku merasa canggung sedangkan wanita di samping ku ini tersenyum girang. Sangat bersemangat. Dia benar-benar ingin menjodohkan ku dengan sahabat suaminya itu.

"Elena, bagaimana kabarmu?" Thomas menyapaku, ia lalu memelukku lembut selama beberapa detik.

"Baik, bagaimana denganmu?" balasku menyapa.

"Tak pernah lebih baik" balas pria itu.

"Oh yah Elena. Perkenalkan sahabat aku, Arthur Bowen. And Arthur wanita cantik ini adalah sahabat istriku, Elena Moore"

Arthur berdiri di hadapan ku, ia mengulurkan tangannya, dan ku sambut uluran tangan tersebut.

"Arthur"

"Elena"

Pria itu menggenggam tanganku erat tetapi anehnya aku tidak merasa sakit. Melainkan aku merasa nyaman dan dilindungi.

TEMPTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang