T w e n t y T h r e e

1.5K 42 1
                                    

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING

No. kami hanya berganti baju. Benar-benar berganti baju dan bersiap-siap. Penerbangan kami sebentar lagi dan kami tak ingin sampai ketinggalan pesawat.

Koper—yang bukan aku siapkan dan tidak aku tau isinya seperti apa, di dorong oleh Arthur. Sedangkan milik pria itu di bawa oleh Gary. Mereka memasukkannya ke dalam bagasi dan aku menunggu mereka di dalam mobil. Setelah itu kami pun berangkat menuju bandara.

Aku pikir hanya aku dan Arthur yang pergi berbulan madu. Tetapi nyatanya aku salah. Gary pun juga ikut dengan kami. Arthur kelewatan! Ia tidak membiarkan Gary libur walau beberapa hari.

"Kau jahat!" ujarku dengan mendengus pelan.

Arthur menatap ku dengan mata membulat. "Kenapa menyuruh Gary ikut dengan kita? Seharusnya dia bisa berlibur selama kita berbulan madu. Tapi kau menyuruhnya bekerja!"

"Baby. Gary juga bisa berlibur di sana selama kita berbulan madu" tutur Arthur pelan dan tenang.

Aku hendak membalasnya lagi tetapi sebuah kertas tipis terpampang di depan mataku. Aku mengambil tiket pesawat kami dan melihat tujuannya.

"Greece?!" pekikku excited.

Arthur mengangguk cepat. "Lebih tepatnya Santorini" tambah Arthur yang membuat aku semakin bersemangat.

"Bagaimana bisa kau tau aku sangat ingin ke sana!"

"Aku tau segalanya" jawabnya percaya diri.

"Mmm terima kasih suamiku" ucapku sangat senang.

Arthur langsung tertawa mendengar perkataanku. Ia membalas pelukan ku dan tak ingin melepaskannya bahkan hingga kami telah berada di pesawat. Business class tentu saja. Seorang Arthur tak pernah berada di economy class.

"Sebenarnya bulan madu ini adalah hadiah dari Shopie dan David" perhatianku seketika beralih kepadanya. "Mereka ingin memberi kita hadiah pernikahan dan aku mengusulkan untuk paket bulan madu di Santorini" sambungnya.

"Kau memeras mereka" cibirku bercanda.

Arthur tertawa membalasku. "Tak masalah, mereka punya banyak uang"

Aku mengangguk menyetujui. Bukan hanya Shopie dan David tetapi seluruh anggota keluarga mereka memiliki uang berlebih. "Aku berharap liburan yang mereka siapkan sesuai dengan seleramu" kata Arthur terlihat khawatir.

"Aku pasti menyukainya" balasku menenangkannya. "Aku tak sabar untuk berbulan madu!" gumamku bersemangat.

"Aku juga" ucap Arthur sambil menatap ku dengan tatapan penuh arti.

***

Selama dua jam di atas awan kami pun akhirnya mendarat di bandara internasional Athena, Eleftherios Venizelos.

TEMPTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang