1

81K 602 11
                                    

Zrashhhh... Zrashhh....
    Hujan begitu lebat malam ini, dengan tiba-tiba saat aku sedang menunggu lampu merah menyala di depan zebra cross. 

       Hoshhh... Hostthhh... Deru nafas tersenggal .  Dengan tubuh basah kuyup  aku berlari menuju hotel yang kekasihku tunjukan, tanpa peduli selebat apa hujan menyerbuku.
    Malam ini adalah malah kepulangannya dari luar negri, kita terpisah begitu lama dan aku sungguh tidak sabar ingin bertemu dengannya. Iya! Dia kekasihku pria yang sangat aku percaya... Orang yang selalu memberikanku sebuah hubungan yang indah. Dan sebuah janji ....

   Setelah aku berdiri tepat  di gedung pencakar langit di hadapanku sekarang ini. Aku tersenyum dan dengan langkah lebar aku masuk, berbicara pada resepsionis mereka menunjukan nomor kamar dan tersenyum ramah padaku.
   Aku tersenyum membalasnya. Dan pergi masuk ke lift ...

Ting!!!

Wajah berbinar dan kebahgiaan yang luar biasa itu aku rasakan saat ini, bayangan masa depan terlihat jelas .
  Langkahku terhenti saat aku tepat berdiri di kamar 303 ...

Sebelum aku mengetuk pintu, ternyata pintu tidak terkunci . Aku masuk dengan sejuta kebahagiaan dan kerinduan yang teramat dahsyat.

Cklek!!!

  Aaahhhh... Uggh... Baby ... Yes aaakkkhhh uuhhh.

Suara menjijikan itu terdengar jelas . Aku menendang pintu kamar dengan kekuatan penuh, tanpa pikir panjang. Brak!!! Bugh!!!
    Tepat di mataku sendiri pria yang aku cintai tengah brada di atas dengan tubuh telanjang . Dan wanita cantik di bawahnya  yang tidak lain adalah temanku sendiri.

" Laras "...

" Aku bisa jelasin ".

" Cukup vano! Kita putus !". Teriakku dan pergi dengan hati sehancur hancurnya .

Tapi sebelum aku keluar dari kamar menjijikan itu. Tanganku di tahan .

" Kita saling mencintai ras... Tapi Vano tidak salah aku yang salah aku yang begitu mencintai dia ".

   Tanpa membalikan tubuhku aku berucap dengan suara dingin. " Do not touch me".  Melepas tanganku tapi intan malah mundur dan terjatuh.

" Akkh...".

" Intan!   Laras aku ngga nyangka kamu sejahat ini pada temanmu sendiri ". Teriak Vano. Mengangkat tubuh intan yang hanya terlilit selimut . Dan dia hanya mengenakan boxser... Sangat memuakan dan menjijikkan. Melihat mereka. Pelacur dan bjingan memang cocok.

Aku menatapnya hina dan tersenyum jahat. " Aku... Jahat... Ciih!!! Menjijikan, ingat ini. Sejak aku melihat dia mendesah di atasmu  aku tidak pernah mempunyai teman sejalang dia! Dan kalian... Selamat dan secepatnya nikahin wanita sial itu siapa tau dia hamil".

" Kurang ajar ".  Teriak intan .

   Aku kembali melangkah dan terhenti saat tanganku menggenggam kenop pintu. " Kami berpacaran senjak tahun baru kemaren di Paris. Kamu terlalu bodoh ras". Ujar vano. Mereka tersenyum meledek.

" Aku sungguh tidak peduli ".  Aku pergi dari ruangan pengap itu, ruangan yang di isi  oleh orang-orang biadab. Merobek masa depan yang aku tata begitu lama. Menghancurkan hatiku hingga berkeping. Harapan yang mereka remuk dengan sadis. Hingga sebuah janji yang membuatku trauma .

                                                     -_-....

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang