35

6K 186 17
                                    

Matahari telah menunjukan dirinya secara penuh. Tak terasa seminggu sudah kegiatan diluar rumah terhenti. Kini jalanan dan toko-toko mulai ramai di kunjungi berbagai orang .  Semuanya kembali sibuk di kota waktu ini. Tidak ada yang lambat. Semuanya terasa cepat. Begitupun Laras dan Leonard, dua insan ini tengah terburu-buru menyiapkan keperluan Leonard yang ternyata kesiangan untuk pergi dinasnya .

" Sayang ... come on aku ada pertemuan 15 menit lagi". Rengek Leonard di ruangan tengah antara ruang keluarga dan dapur.

Laras tengah mencuci tanganya di wastafel. " Bukankah semuanya sudah beres. Apa lagi yang ketinggalan ". Laras menjawab dengan langkah cepat menemui Leonard yang terus merengek .

" Kau lupa memberiku vitamin ". Ujar Leonard menarik pinggang Laras mendekat dan dengan lembut melumat bibir Laras.  Keduanya berciuman mesra . Membuat Bram segera berbalik dan pergi dari ruangan pengap itu.

" Dasar pasangan mesum, apa mereka tidak berfikir ada aku di sana ". Kesal Bram berjalan keluar rumah mewah tuannya.

   Sementara di dalam rumah Laras berusaha melepas ciuman mereka.

" 10 menit lagi. Pergila". Ujar laras mendorong Leonard.

Leonard terkekeh mengusap bibir Laras yang merah karna ciumannya yang lama.  " Aku cinta padamu ". Ucap Leonard mencium kening Laras dan pergi dengan suasana hati yang hangat .

Laras tersenyum menggelengkan kepalanya lemah . Melihat para pelayan terkekeh laraspun merasa malu dan pergi ke kamarnya .

                       🌹🌹🌹🌹

                                         

     Waktu makan siang ... Laras kini tengah berada di perpustakaan besar di London. Dan tanpa sengaja Laras menabrak bahu pria yang membuatnya tersungkur dengan beberapa buku yang berantakan.

Brukk!!!

" Oh my gosh, baby you're okay". Ujar wanita berambut pirang dengan mata mint tengah bertanya pada pria yang bertabrakan dengan Laras .

Laras hendak berdiri namun tangan besar itu terurur.

" are you okay miss". Ujar pria itu.

Laras mendongak dan menatap lama pria di depannya.

" Tuan"

" Nona".

Ujar mereka bersamaan lalu keduanya terkekeh. Laras menerima uluran tangan pria yang menolongnya waktu badai salju kala itu.

"  preety anda bisa pergi lebih dulu ". Dengan suara dingin pria itu menyuruh wanitanya pergi. Dengan wajah kesal dan marah wanita itu pergi dengan cepat . Laras hanya melihat itu tanpa ingin tau lebih jauh.

" Kita belum berkenalan ". Ujar pria berkacamat itu menatap Laras lembut.

" Oh ya. Namaku Larasati Pattinson ". Ujar Laras santai. Namun berbalik jauh dengan pria di hadapanya ini. Pria itu mematung menatap Laras . Kala mendengar ucapan Laras .

" Anda pasti mengenal nama belakang saya kan tuan. Saya istri dari sahabat anda, beberapa kali saya melihat anda bersama suami saya ". Jelas Laras

" Tuan ". Laras berucap lagi karna pria itu masih dengan posisi nya .

" Aah iya . Saya tandon petter senang kita kembali bertemu nyonya Pattinson". Balas tandon . Dengan senyuman yang penuh arti .

" Panggil saja Laras tuan. Sangat aneh di dengar jika panggilanku seperti itu ". Laras merapihkan bukunya dengan tandon yang masih setia menatapnya.

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang