18

11.1K 225 10
                                    

Pintu kamar mandi terbuka , memperlihatkan Laras yang hanya memakai kimono mandi berwarna putih tulang . Dengan handuk melekat di atas kepala, Laras melihat Leonard yang tengah mengenakan kemeja putihnya di depan lemari baju.

" Kamu mau kemana ". Tanya Laras mendekat .

" Ke kantor ". Leonard menoleh , dan mencium kening Laras.

Laras menatap tajam Leonard yang masih menunduk memasang kancing kemejanya .

" Ada apa?". Tanya Leonard yang menyadari jika Laras menatapnya sedari tadi.

" Tidak ada. Sini aku bantu ". Laras mengambil alih dan membantu Leonard mengenakan baju .

" Tidak akan lama . Aku hanya ada pertemuan dengan clain beberapa jam saja sayang setelah itu aku pulang ". Leonard mewadah wajah cemberut Laras.

" Aku akan ke minimarket sendiri, pergilah  ". Lirih Laras dengan bibir manyun .

" Hey... Look at me ".  Leonard memegang ceruk Laras . Mengusap pipi Laras dengan kedua ibu jarinya.

Menatap Laras dengan lembut, dan tersenyum manis .

" Kamu tidak ingin aku pergi ". Tanya leonard .

Laras mengangguk pelan, dengan sorot mata yang teduh dan saling menatap,

" Kalo begitu aku tidak jadi pergi sekarng ".  Leonard mengambil ponsel yang berada di nakas samping tempat tidur,  Laras melihat apa yang suaminya lakukan.

" Kamu mau ngapain ". Tanya Laras . Leonard menekan layar pada benda pipih itu. Dan terdengar suara yang Laras kenal .

" Iya tuan ".

" Bram..." . Belum sempat Leonard melanjutkan ucapannya .

Laras memeluk tubuh Leonard dan menjauhkan ponselnya dari tangan Leonard . Lalu Leonard merengkuh pinggang Laras dan mencium bibir ranum polos itu dengan rakus .

Perlahan leonard melepas ciumannya, mengusap bibir Laras . Dengan nafas naik turun laras mencium pipi suaminya .

" Jangan lakukan itu, aku tidak marah, kamu bisa pergi leo. Aku bisa naik taksi ". Ujar Laras lembut. Mengusap kedua pipi Leonard.

" Bukankah tadi kamu tidak ingin aku pergi ".  Leonard duduk diatas kasur dan memangku Laras, rambut panjangnya tergerai basah . Karna handuk yang semula menutupi kepalanya terlepas saat mereka berciuman.

" Iya memang. Tapi ". Laras menggantung ucapannya .

" Aah leo... ".  Laras mendongak dan duduk berhadapan di pangkuan Leonard . Kimono yang tersingkap menambah ke intiman pada keduanya .

" Tapi apa sayang, lanjutkan ucapanmu aku menunggu jawabanmu ". Ujar Leonard . Kini dia menunduk dan menurunkan kimono yang menutupi bahu Laras .  Benda itu merosot memperlihatkan tubuh bagian atas Laras yang begitu menggoda , meski beberapa titik merah karna ulahnya masih membekas beberapa di daerah sana .

Laras merangkul leher Leonard. " Lepaskan dulu, aku belum memakai baju".

" Tidak, lanjutkan ucapanmu aku mendengarkan ".

" Aakkkhh... Leo nanti hmm... Ahhh kamu bisa terlanmbathmmpp".  Laras meremas kepala belakang Leonard  . Tubuhnya menegang . 

Leonard memainkan lidahnya di kedua payudara Laras . Menghisapnya dan menikmatinya . Suara Laras di hiraukan ya .

Lalu suara ponsel berdring nyaring . Menggangu kegiatan mereka.

" Leo ada telvon ".

" Hmmpp".

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang