36

3.1K 93 12
                                    

Langkah kaki yang begitu hati-hati, agar tidak menganggu tidur Leonard . Laras menoleh ke tempat tidur lalu kembali melangkah ke kamar mandi, melakukan rutinitasnya di pagi hari seperti biasa.

Tubuh kecil itu terguyur air, dan Laras menghel nafas berat. Ingatnya memutar pada kata2 Bram dan kelakuan Leonard saat mabuk. Membuatnya kesal hingga tidak bisa tidur nyenyak. Di tambah. Suhu tubuh Leonard panas tinggi. Jadi semalaman Laras merawat Leonard .

Selimut yang menutupi tubuh Leonard bergerak dan terlihat Leonard tengah duduk memijat pelipisnya .

" Apa aku melakukan kesalahan semalam". Ujar Leonard pada Laras yang baru saja keluar kamar mandi dengan kimono putih polos melilit tubuhnya .

" Apa kepalamu masih sakit ". Tanya lara mengabaikan pertanyaan suaminya.

" Jam berapa sekarang". Ujar Leonard menyibakan selimut dan hendak menuruni kasur.

Lalu Laras berjalan menahan Leonard dengan segelas air lemon di tanganya.

" Minum ini, sekarang jam 9 pagi istirahatlah kembali ". Laras memegang kening Leonard yang masih mematung melihat perlakuan Laras .

" Aku baik-baik saja". Leonard melepas tangan Laras dan mencari ponselnya.

" Aku bilang istirahat kembali leo, ponselmu ada padaku ". Laras berucap dengan sedikit kesal.

Leonard menyipitkan matanya menatap Laras dengan ponsel di tanganya . Dengan cueknya lara melangkah meninggalkan Leonard .

" Setidaknya berikan ponselku Laras". Ujar Leonard mengekor .

" Beri aku satu kecupan " . Laras berbalik dan memanyunkan bibirnya .

Leonard tersenyum tipis sedikit gemas dengan tingkah Laras pagi ini.

Cup!!

" Sudah kembali kan ponselku". Leonard lemah.  Laras tertawa geli dan berjalan mundur karna Leonard mendekat selangkah demi selangkah .

" Aku akan bekerja Laras jangan buat aku bolos dengan tingkahmu". Ujar Leonard menatap Laras dengan mata menyala .

" Jawab pertanyaan ku dengan jujur".  Bruk!! Punggung Laras terbentur dinding kamar dengan Leonard yang semakin mendekat merapatkan tubuhnya .

" Jika aku bisa, akn aku jawab". Leonard membelai wajah Laras dengan lembut.

Laras memejamkan matanya dengan nafas tertahan. Lalu matanya tertuju pada mata Leonard yang tengah menatapnya penuh gairah.

" Kenapa kau tidak datang sore itu, kenapa kau mabuk dan tidak menjemputku , ayo jawab kenapa  hah". Ujar Laras dengan satu tarikan nafas.

Leonard teringat sesuatu lalu wajahnya berubah dan dengan terburu-buru Leonard mencium bibir Laras dengan penuh nafsu. Laras berontak dengan lembut namun Leonard menekan tubuhnya dengan kuat. Kini ciumannya turu ke leher Laras.

" Leo stop ". Rengek Laras namun suaminya mengabaikannya dan Laras tak mampu lagi menahan diri.

" Leonard  aaahhh ". Laras melenguh dan memeluk erat kepala suaminya mewadah wajah Leonard yang tengah menatapnya saat ini.

" you are mine, you understand". Leonard mencium seluruh wajah Laras dengan lembut 

" Jangan tersenyum untuk siappun kecuali aku". Leonard membelai wajah Laras nafas mereka terengah dengan tarikan nafas seirama .

" What's this. Apakah kamu cemburu ". Laras tersenyum kala mendengar ucapan Leonard dan apa yang terjadi semalam .

Leonard melotot dan Laras terkekeh .
" Teruslah cemburu karna aku senang melihatmu seperti ini ". Ujar Laras dan kembali terkekeh .

" Aku tidak bercanda Laras ". Leonard melotot dan Laras menegang .

Leonard menatap Laras dan Laras berhenti tertawa . " Baiklah baiklah . Aku minta maaf , Please ". Laras mendongak menatap Leonard dengan wajah memohon.

Leonard mulai tenang dan melembut melihat Laras yang sedang tersenyum menatapnya .

" Kau selalu membuatku berantakan Laras " Leonard menggendong tubuh Laras ke atas kasur.

Aaah...

" Leooo!!!".

Leonard tertawa dan Laras memanyunkan wajahnya karna kesal . Tubuhnya terbaring di kasur dengan Leonard yang terkekeh melihat Laras dengan wajah baby nya .

Keduanya bercumbu dengan lembut dan penuh cinta pagi itu ... Bak pengantin baru di setiap hari mereka .









       Di gedung tertinggi di kota waktu itu . Bram tengah memegang telinganya dan mengikuti instruksi dari Leonard .

" Apa anda baik-baik saja tuan ". Tanya Bram memastikan tuanya .

" Yah , saya akan ke kantor sebentar lagi ". Ujar Leonard dan menoleh ke sampingnya lalu tersenyum . Melihat Laras yang tertidur dengan tangan kecilnya yang memeluk perut kekar dirinya.

" Baiklah saya akan melakukan instruksi dari anda ". 

Sambungan telepon terputus . Bram melanjutkan pekerjaan nya dan Leonard tengah bersandar di kepala ranjang membelai rambut Laras . Wanita itu masih tertidur pulas dengan selimut menutupi tubuhnya .

" Harusnya aku membawamu pulang sore itu , ketakutan ku membuatku bodoh, kamu tidak tau apa-apa tentang pria itu laras. Aku terlalu khawatir ". Gumam Leonard lirih terus menatap Laras yang tertidur lembut.

15 menit leonard terus berperang dengan pikiriannya dengan wajah begitu datar mentapa terus menerus wajah Laras .  Akirnya dia beranjak perlahan dari ranjangnya dan akan melangkah ke kamar mandi .

     Suara guyuran shower terdengar samar karna pintu kamar mandi tidak tertutup rapat, kebiasaan itulah yang selalu pria kekar itu lakukan jika di rumah .   Mendengar itu Laras melilit handuknya kembali dan dengan kaki telanjang dia berjalan di depan kaca besar di samping lemari pakaian.

  Menelusuri setiap inci tubuhnya yang terdapat banyak sekali kiss Mark ulah Leonard .  " Semalam demam paginya menggila dasar harimau ". Gerutu Laras meusap tanda merah di lehernya.

" Harimau ini hanya memakanmu "  suara yang khas dan di iringi kekehan kecil itu membuat Laras meloleh .

" Kenapa mandi ". Pertanyaan bodoh itu lolos dari bibir mungil Laras begitu saja . Leonard mengernyit dan tersenyum.  " Memang harus mandi kan, kamu lupa seberapa banyak keringat yang aku keluarkan untuk olahraga tadi ". Leonard menyeret pinggang Laras mendekat .

" Kau harus mandi lagi sayang. Baumu bercampur bauku saat ini. Itu sangat bergairah ".  Bisik Leonard perlahan menghembuskan nafas di telinga Laras .

Laras memejamkan matanya dan menahan dada bidang suaminya yang tak tertutup benang sehelaipun.

" Kau!! Menyebalkan ". Ujar Laras menjauh dan masuk ke kamar mandi .

Hari yang menyebalkan dia harus mandi dua kali gara-gara Leonard .

Waktu berjalan seperti biasa, semuanya berjalan lancar kesalah pahaman telah terselesaikan . Namun tidak ada yang tau jika pria itu selalu mengintai gerak gerik Laras .  Pria itu tersenyum menang dan mengumpulkan semuah rencananya .





       Layar besar di depan tandon memancarkan wajah polos Laras yang sedang tertawa di satu toko bunga , wanita itu tampak ceria dan cantik natural. Tandon terfokus pada layar dengan khayalan nakal dan jahatnya yang berputar di otak .

" Aku akan membuat kematian adalah hal baik untukmu Leonard, aku akan membuatmu hancur berkeping, wanita Asia itu akan bersamaku, iya . Aku rasa dia lebih pantas bersamaku ". Ujar tandon berdialog dengan dirinya sendiri.



Hai 👋 ada yang masih nunggu ceritaku tidak, 🙏 maaf ya aku baru bisa lanjut sekarang, 😭  tapi kayanya udah bosen ya , pasti udah pada ngga mau baca ceritaku lagi 😭😭 tapi tidak apa2 aku akan tetap menulis 💪💪💪💪  author tidak tau diri ini akan terus berkarya dengan isi otak bulgos 😂😂😂😂  salam rindu dariku untuk kalian . ❤️❤️❤️❤️

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang