26

9.1K 232 6
                                    

   satu minggu Laras dan Leonard perang dingin, Laras merasa begitu bosan di ruamh sebesar itu tanpa seorangpun yang bisa dia aja bicara, satu-satunya orang yang bisa diajak bicara tengah sibuk semenjak hari pertama mereka sampai di rumah besar itu.

Hanya anjing kecil yang Laras temui di gedung belakang rumah  yang menemaninya menikmati hari. Bagai terkurung sangkar emas Laras benar-benar bosan, dia berfikir apa alasan Leonard mendiaminya selama itu. Tanpa kejelasan. Beberapa kali Laras membujuk dan bertanya yang dia dapat malah kemarahan dan kekesalan Leonard .

" Lucy aku ingin keluar dari sini, kau tau tuanmu begitu menyebalkan dia mendiamkan aku selama itu, aku tau dia tidak mencintaiku sedikitpun tapi setidaknya berfikirlah jika aku orang asing di dunianya, aku hanya mempunyai dia , aku benar-benar merindukan negaraku saat ini".  Laras berjongkok di depan anjing kecil berbulu lebat di depannya  warna putihnya bagai kapas , anjing itu hanya memakan makanan yang berada di tangan Laras .

   Laras mengusap air matanya dengan satu tanganya, dengan lembut dia memberi makan anak anjing itu.

" Nyonya !". Teriak pelayan yang biasa mengurus Lucy .

Laras menoleh dan berdiri.

" Berapa kali saya bilang , nyonya jangan memberi makan Lucy atau membawanya masuk ke rumah ini , jika tuan tau saya akan di pecat nyonya ". Keluh Liu . Wanita 19 tahun itu tengah bergetar takut.

" Saya hanya membawanya disini Liu bukan di kamar kami, seperti tempo hari ". Jawab Laras mengangkat Lucy .

" Lucy hanya boleh tinggal di rumah belakang nyonya , jangan mempersulit saya, saya mohon nyonya ".

Laras melihat wajah yang benar-benar ketakutan. Seperti orang yang bisa mati hari itu juga jika Laras membangkang .

" Baiklah. Ayo lucy kita ke belakang saja".  Laras membawa Lucy ke belakang dan Liu mengikutinya .

" Jika Leo tidak suka, untuk apa dia membawa anjing kecil ini ke mansion". Tanya Laras .  Liu berhenti sejenak

" Kenapa?". Laras juga berhenti melihat liu yang memainkan tanganya ketakutan.

" Saya tidak bisa memberi jawaban atas pertanyaan nyonya, saya hanya di tugaskan untuk merawat anjing itu dan mengawasi nyonya jika sedang berasama lucy ".

" Sebenarnya ada apa Liu, kau mengetahui sesuatu ". Tanya Laras menatap Liu .

Dengan cepat Liu merebut Lucy dari tangan Laras . Dan berpamitan dengan cepat.

" Liu!". Teriak Laras karna terkejut .

" Jangan mencoba mencari tau jika kau tidak ingin terluka nyonya ". Suara dingin itu terdengar dari belakang Laras . Dan Laras paham mengapa Liu begitu ketakutan tadi. Ternyata pria berbadan kekar rambut cepak itu ada di belakang Laras .

" Kau". Laras menautkan kedua alisnya. Menatap Bram yang ntah sejak kapan sudah berada di belakangnya.

" Masuklah ke rumah, tuan sudah pulang ". Bram hendak masuk rumah seperti biasa. Meninggalkan Laras dengan berjuta pertanyaan.

" Mengapa aku harus duduk di meja makan itu setiap hari jika orang itu saja tidak melihatku ". Laras menggam pergelangan tangan Bram .

" Patuhlah ... itu akan lebih baik bagimu nyonya ". Tatapan mata Bram begitu menusuk . Laras melepas genggaman tangannya dan pergi lebih dulu meninggalkan Bram setelah berdiri dengan ketakutan atas peringatan bram.

        Di meja makan yang begitu besar Laras melirik pada Leonard yang tengah duduk bak manekin tanpa ekspresi . Pria itu mengapa berubah drastis seperti itu . Laras begitu sakit hati atas perubahan itu, sangat sakit  .

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang