23

9.5K 196 4
                                    

      Pria tampan yang akan memasuki usia 30an itu tengah duduk tenang dengan laptop di pangkuannya, begitu fokus dan sesekali dia menoleh ke arah wanita yang tengah tertidur terlelap di sebelahnya. Dengan selimut putih tebal menutupi tubuhnya hingga batas dada, begitu tenang dan damai, pria itu tersenyum dan membetulkan kacamata beningnya . Lalu kembali terfokus pada benda pipih yang menyala di pangkuannya  .

    Beberapa waktu lalu , saat Laras menyetujui ajakan Leonard . Mereka langsung bergegas menuju bandara, dan melakukan penerbangan di saat itu juga, dengan jet pribadi milik Leonard.

Beberapa keperluan mereka sudah di siapkan tanpa sepengetahuan Laras. Hingga menimbulkan perdebatan kecil namun Laras mengalah dan tetap ikut ajakan Leonard. Mereka pergi meninggalkan negara yang begitu banyak terdapat luka bagi Laras.

Selesai Laras mengeluarkan amarahnya pada Leonard, wanita itu tertidur karna terlalu kelelahan, membuat Leonard menggeleng kepala dengan sikap dan tingkah konyol Laras.

       Hingga saat ini, wanita itu terlalu nyaman dan tertidur begitu pulas, 

" Dasar pemalas ". Gumam Leonard . Mengusap rambut atas Laras dengan kelembutan.

" Siapkan semuanya , kami akan mendarat sekitar 2 jam lagi". Ujar leonard pada seseorang di telfon.

Lalu pria itu kembali membuka benda pipih di pangkuannya , mengetik begitu cepat, dengan mata begitu fokus dengan kerjaannya, Leonard tidak bisa meninggalkan pekerjaannya itu dan bertekad akan menyelesaikan pekerjaan yang hampir selesai.


Pukul 2 dini hari.
  Bandara London Heathrow.

Bandara utama yang melayani negara London , bandara tersibuk di kota waktu ini.   Laras masih setengah sadar dari tidurnya.  Begitu takjub dengan apa yang dia lihat ,  wajahnya yang polos membuat Leonard tersenyum .

" This is my country dear, welcome to my world Laras ".  Ujar Leonard . Jari-jari tanganya menyelinap ke jari tangan Laras , menggengam tangan yang terasa dingin saat ini,  lalu Leonard mengangkat tanganya dan mengecup punggung tangan Laras .

Cup!!

Laras mendongak dan hendak menarik tanganya dari genggaman Leonard.
" Banyak orang leo". Bisik Laras.

Leonard menunduk dan melepas tanganya, lalu mengangkat rahang Laras dengan lembut Laras mendongak. Menatap mata biru milik suaminya .

" I have". Dengan nada serius kedua mata mereka bertemu.

  Laras mendorong dada Leonard agar menjauh. Dan ternyata beberapa orang berbaju hitam mendekat pada mereka dari belakang punggung lebar Leonard .

" Welcome sir". Ujar pria berbadan kekar berambut cepak dan di ikuti kedua anak buahnya.

    Leonard mengangguk lalu berjalan menggengam kembali tangan Leonard .
" Di mana mobil itu". Tanya Leonard dingin. Sesekali melirik Laras yang hanya diam, istrinya itu menjadi pendiam namun menggemaskan.

" Di depan sir, mobil hitam sesuai keinginan anda".

Leonard mengangguk sekali. Lalu mereka sudah sampai di depan mobil mewah yang berwarna hitam legam tapi mengkilap.  Bram membukakan pintu untuk Laras dan Leonard.

   Dari turun pesawat hingga dalam perjalanan Laras hanya diam seribu bahasa . Wanita itu sungguh bingung, apakah ini benar-benar dunianya . Ini sungguh jauh dari tempatnya selama ini.

Mobil mewah, pengawal pribadi yang lebih dari satu, orang asing dan negara asing . Apakah dia bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya nanti,

Leonard menyadari ketegangan Laras, wajah Laras yang tengah melihat lampu kota di iringi gemercik air hujan di luar yang membuat tetesan-tetesan air di kaca mobil terebut.  Leonard menggengam tangan Laras, " kamu takut ". Tanya Leonard.

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang