30

8.6K 228 5
                                    

Laras mengerjapkan matanya dan dia menutup mulutnya saat melihat siapa orang yang tengah tertidur memeluknya. Menatap wajah tenang Leonard saat tertidur , sudah kebiasaanya sekarang.

" Apa kau nyata ". Gumam Laras . Menempelkan pipinya pada dada bidang Leonard .

" why cashier". Suara barinton itu membuat Laras mendongak dan menjauhnya tubuhnya pada Leonard . Dengan cepat Leonard mendekap tubuh Laras lagi dengan tak kalah cepatnya.

" Kau, nanti jatuh ". Ujar Leonard melotot .

" Kenapa aku ada disini". Tanya Laras .bingung

" Kenapa kau meninggalkanku semalam". Tanya Leonard .

" Selalu begitu, aku bertanya kamu jawab dulu jangan balik tanya ". Laras mengembungkan pipinya . Membuat Leonard terkekeh gemas.

Leonard mendekap erat dan menciumi Laras tanpa henti membuat Laras terkekeh, keduanya seperti orang di mabuk cinta , tanpa mereka sadari benih cinta itu telah tumbuh di anatar mereka . " Tidurlah lagi besok pagi kita pulang ". Ujar Leonard .

" Momy kemana, aku ingat semalam aku naik mobil bersama momy ".tanya laras mendongak menatap Leonard .

" Momy pulang...". Jawab Leonard menatap dalam mata Laras .

" Apa ada yang sakit, aku akan panggilkan Vivi kesini jika kamu merasa ada yang sakit, tapi? Demammu sudah membaik menurutku ". Ujar Leonard dengan terus mengecek suhu tubuh Laras .

Laras melihat itu dan terdiam, menikmati kelakuan Leonard yang mengkhawatirkan keadaannya sampai seperti itu,

" Semalam dia membentangkan dirinya dan memperingatkan diriku untuk tidak mencintainya tapi, lihat kelakuannya seperti orang yang mencintaiku saja ". Guamma Laras dalam hati .

Keduanya berbincang seperti tidak pernah ada masalah, Leonard memeluk Laras sambil tertidur mendengarkan semua ocehan Laras yang bisa di bilang tidak ada manfaatnya, namun dia menikmatinya karna rasa nyaman saat Laras di dekatnya, perasaan Leonard mulai berubah perlahan, dia baru menyadari jika ada ke tenangan yang tidak pernah dia dapat selama ini jika Laras bersamanya.

****

Pagi itu Laras tengah mandi dan Leonard sedang ke ruangan dokter Vivi untuk menanyakan keadaan Laras yang baru saja di periksa kembali,

" Pulanglah, istrimu hanya kelelahan saja". Ujar dokter Vivi duduk di kursi kebangganya dengan mantel putih khas dokter.

" Sungguh tidak ada yang serius dengan ya dok, pagi tadi dia nampak pucat dan lemah ". Serius Leonard . Dokter Vivi tersenyum manis . " Karna istrimu harus istirahat Leo jangan mengganggunya, berikan obat-obatan yang aku sarankan untuknya ". Jelas dokter Vivi.

" Oh iya. Istrimu orang asia ". Tanya dokter Vivi.

" HM.m " gumam Leonard masih fokus dengan ponselnya .

" Wanita itu juga asli Indonesia". Ujar dokter Vivi menatap serius Leonard .

Leonard mendongak dan menatap dokter Vivi tak suka . " Apa maksudmu ". Jawab Leonard .

" Aku tau sifatmu karna aku dengan momymu berteman dekat , Leo saya hanya ingin mengatakan satu hal, Helen begitu peduli dengan laras, jangan melakukan kesalahan kedua kalinya leo, Laras sangat baik sangat berbeda dengan wanita jahat itu ". Jelas Vivi serius panjang lebar .

" Bukan urusanmu, kerjakan saja pekerjaanmu ". Marah Leonard berdiri dari kursi dan hendak meninggalkan ruangan dokter cantik yang membuatnya pusing.

" Dia pergi dengan laki-laki itu bukan karna Mr Robert, dia pergi atas keinginanya sendiri". Ujar dokter Vivi

See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang