24(21+)

28.6K 320 7
                                    

Mobil hintam mewah itu telah sampai di pekarangan rumah mewah berwarna putih . Jendela kaca yang menjuntai menambah kemewahan pada rumah sederhana itu . Dengan lapangan luas di samping menyejukkan mata .

Tanpa membangunkan Laras, Leonard turun. Dan membopong tubuh Laras dengan lembut. Kedua bodyguard nya mengikuti Leonard masuk rumah mewah itu , beberapa pelayan menyambut mereka . Dan sesekali matanya melirik pada tubuh wanita yang pulas tidur di gendongan tuan mudanya .

" Di mana. Helen dan pria tua itu bi ". Tanya Leonard pada pelayan paruh baya di depannya .

" Tuan dan nyonya di kamar mereka tuan muda, mau bibi panggilkan ". Ujar bibi nay dengan sopan .

" Tidak usah bi, saya akan ke atas jangan beri tahu mereka jika saya sudah sampai , tolong bawa barang-barang saya dan nyonya saja, ke kamar ". Jelas Leonard.

Lalu melangkah pergi ke lantai 2 dari rumah besar itu . Meninggalkan para pelayan dan bibi nay yang bingung dengan ucapannya.

" Bi. Ini barang-barang tuan muda dan istrinya , saya ada urusan keluar sebentar ". Ujar Bram .

" Baik Bram, jangan pulang terlalu malam tuan bisa marah jika kau terlambat besok pagi". Ujar bibi nay.

Bram mengangguk dan tersenyum , ibunya itu memang sangat hangat .

" Bibi.. bolehkah aku membantu bibi ke atas ". Satu melayan muda yang cantik . Menawarkan diri namun bibi nay terkekeh dengan sikap centilnya .

" Jangan pernah berharap apapun pada orang kaya Sil".

" Bibi apaan sih. Sisil mana ada pikiran seperti itu, di tambah sekrang tuan leo membawa wanita itu ". Tidak ada yang tau apa yang pelayan muda itu pikirkan, di balik wajahnya yang cantik.

Mereka berjalan dengan dua tangan menyeret dan menenteng barang-barang kedua majikannya .

" wanita itu istrinya Sisil".

" Iya, bi iya ... Bibi nay ih ngeselin banget ". Kesel Sisil dan mereka sampai di pintu besar bercat putih bersih .

Tok!! Tok!! Tok!!

Tidak lama pintu itu terbuka lebar, memperlihatkan sang tuan muda yang terlihat kelelahan .

" Terimaksih bi . Taruh di sana saja, ini sudah larut kalian istirahat saja ". Ujar Leonard .

" Tidak di masukan ke lemari saja tuan ". Ujar Sisil . Melihat kagum pada tuannya.

Leonard melepas dua kancing kemejanya dan menggulung lengan bajunya sebatas siku menyeret koper milik Laras, dan mengeluarkan baju tidur putih, kedua pelayan itu hanya berdiri melihat apa yang tuanya lakukan, wajah serius Leonard Menambah ke tampanan pria itu di mata Sisil .

" Tidak . Kalian istirahat saja ". Ujar Leonard . Masih sibuk membuka kopernya.

Lalu bibi nay menunduk pamit keluar .dan menarik Sisil keluar kamar juga bersamanya. Bibi nay tau betul yang ada di otak Sisil, dan tuan mudanya itu memang sangat ramah pada para pelayan .

" Bibi nay iiih... Sisil kan masih pengen lihat tuan leo bi ". Rengek Sisil. Saat mereka sudah sampai di dapur .

" Jangan sembarangan kamu sil. Kembali ke kamarmu sana, jangan berfikir yang tidak-tidak". Bibi nay melotot . Mereka kembali ke kamar masing-masing. Meski Sisil sedikit kesal .



 Meski Sisil sedikit kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
See You In SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang