3. Sampan

594 62 0
                                    

Kenma menyenderkan kepalanya pada lengan Kuroo, Kuroo yang melihat Kenma menyenderkan kepalanya pun langsung mengubah posisinya menjadi merangkul Kenma dan sesekali mengusap surai lembut nan harum itu.

"Tenang sekali disini." Ucap Kenma sambil menatap danau itu.

Kuroo mengangguk setuju, "Iya,"

"Bagaimana jika kita membuat rumah disini?" Celetuk Kenma.

Kuroo menaruh kepalanya di atas kepala Kenma. "Agar tidak ada yang mengganggu kita maksudmu?"

Wajah Kenma sedikit memerah mendengar pertanyaan Kuroo, "Bodoh, mana mungkin seperti itu."

"Lalu karena apa?"

"Karena disini tenang!"

Kuroo terkekeh mendengar perkataan Kenma, "Dasar,"

Keduanya terdiam menikmati keindahan danau itu. Sambil menyalurkan kehangatan satu sama lain. Dan tiba-tiba saja Kuroo berbicara.

"Kenma Kenma! Lihat! Ada sampan di sana!" Kuroo mengangkat kepalanya yang tadi ia taruh diatas kepala Kenma sambil menunjuk kearah sampan yang berada lumayan jauh dari keduanya.

Kenma berhenti menyenderkan kepalanya dan mengikuti arah tunjuk Kuroo, "Kau benar, sampan milik siapa itu?"

"Tidak tahu. Bagaimana jika kita menaikinya saja?!" Tanya Kuroo dengan penuh antusias.

Kenma menggeleng cepat, "Tidak! Bagaimana jika kita tenggelam atau tersesat?"

"Tenang saja, aku akan memanggil Yaku untuk menjemput dan mencari kita!"

"Bagaimana cara kau memanggilnya bodoh?! Di tengah danau tidak ada sinyal."

"Kalau begitu aku akan berteriak dengan kencang hingga ada orang yang datang dan menolongmu!"

Kenma menyerngit heran, "Menolongku? Bagaimana denganmu?"

"Aku? Ayolah jangan pedulikan aku, apapun yang terjadi aku pasti akan sela-" Kuroo tidak melanjutkan perkataannya karena melihat Kenma yang menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

"Kenma?"

"Mulutmu Kuroo...." Lirih Kenma.

"Aku tidak menyukai perkataan yang keluar dari mulutmu itu,"

"Lebih baik tidak ada yang datang dan aku terjebak bersamamu dari pada ada yang datang tetapi hanya menolongku." Sambung Kenma.

Kuroo tersenyum kemudian mengacak rambut Kenma dan mencubit pipinya. "Hahaha Kenma kau lucu sekali."

"Kuroo hentikan."

Kuroo menghentikannya kemudian tertawa kecil, "Baiklah baiklah, lagi pula itu tidak akan terjadi Kenma. Kau terlalu serius."

"Tapi tidak papa, jika kau tidak ingin menaiki sampan kita bisa menikmati keindahan danau itu dari sini."

Kenma bangkit dari duduknya kemudian mengulurkan tangannya kepada Kuroo, "Kurasa tidak papa jika hanya sebentar."

Kuroo menatap uluran tangan Kenma beberapa saat kemudian meraihnya, "Sial, Kenma sepertinya rasa sayangku kepadamu semakin bertambah! Yosh ayo kita berkeliling danau menggunakan sampan!" Kuroo segera berlari menuju sampan diikuti Kenma yang ia tarik dibelakang.

•••••

Kuroo terdiam, ia baru sadar jika ia seperti melupakan sesuatu yang sangat penting. Tapi apa?

Kenma memainkan air danau menggunakan tangannya kemudian ia mencipratkannya sedikit kepada Kuroo. Tetapi tidak ada respon dari Kuroo.

Kenma menyerngit heran kemudian berkata, "Kuroo? Ada apa?"

Kuroo menautkan kedua alisnya bingung, ia masih mengingat-ingat ia melupakan apa. "Aku seperti melupakan sesuatu, tapi aku tidak bisa mengingatnya."

"Coba ingat ingat, siapa tahu sesuatu itu penting."

Kuroo mengangguk, "Ya...  Omong-omong, sekarang pukul berapa?"

Kenma melihat arloji yang bertengger manis dipergelangan tangan kirinya, "15.47,"

Kuroo membulatkan matanya mendengar jawaban Kenma, "Gawat! Kenma pukul 16.00 kita ada meeting dengan Seijoh!"

Kenma melotot mendengar itu, "Apa maksudmu? Meeting kita dengan Seijoh kan minggu depan."

"Perubahan jadwal, Yaku memberitahuku semalam."

Kenma menepuk dahinya, "Bisa-bisanya kau melupakannya......" Keduanya mendayung sampan yang mereka gunakan sekuat tenaga kemudian bergegas menuju ketempat meeting.

First Love || Kuroken[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang