23. Pergok

482 39 1
                                    

Kenma mengeratkan pegangannya pada berkas di tangannya, Kenma menatap pintu kaca dihadapannya ini dengan tatapan takut. Ia takut jika Kuroo masih marah padanya, dan kemungkinan terburuknya Kuroo akan membentaknya lagi.

"Kenma?" Pundaknya di tepuk oleh Lev dan itu membuatnya tersontak kaget.

Kenma menoleh kearah Lev, "Apa?"

Lev menyerngit heran mendengar pertanyaan itu, bukankah harusnya ia yang mengatakannya? Apa yang Kenma lakukan disini?

"Apa yang kau lakukan disini? Mengapa tidak masuk saja?" Tanya Lev sambil melirik kearah ruang Kuroo.

Kenma menggelengkan kepalanya, "Tidak ada, tadi berkasku terjatuh dan aku baru selesai membereskannya."

Lev kembali menatapnya kemudian mengangguk seolah paham apa maksudnya, "Ah iya kalau begitu tolong sampaikan kepada Kuroo-san bahwa dia harus meeting dengan Fukurodani hari ini ya!" Tanpa menunggu jawaban Kenma, Lev sudah melongos pergi meninggalkannya.

Kenma menatap punggung pria jangkung itu kesal, padahal Kenma sangat menghindari untuk bertemu Kuroo. Tetapi ia malah menitipkan pesan itu, mau tidak mau Kenma jadi harus menyampaikannya.

Kenma menarik nafasnya dalam-dalam sebelum akhirnya meraih gagang pintu itu dan membukanya. Di lihatnya Kuroo yang sedang sibuk dengan laptopnya. Kenma segera melangkah mendekat kepada Kuroo dan menaruh berkas-berkas itu di atas mejanya.

Kuroo melirik kearah Kenma sebentar, sebelum akhirnya menandatangani semua berkas itu tanpa terlewat satu pun.

"Jangan lupa hadiri meeting dengan Fukurodani," Kenma akhirnya membuka suara.

"Iya, aku akan menghadirinya."

Drt drt

Kenma merongoh sakunya kemudian mengangkat handphonenya yang berdering lalu membicarakan sesuatu dengan seseorang yang ada di sebrang.

"Iya, aku segera kesana saat ini juga." Kenma mematikan telfon setelah berkata seperti itu.

Kenma memasukan handphonenya kedalam sakunya lagi kemudian menyusun semua berkas yang sudah Kuroo tanda tangani.

"Aku pergi dulu, masih ada pekerjaan. Jika butuh sesuatu hubungi saja aku." Pamit Kenma sambil melangkah menjauh dari Kuroo.

Kuroo yang mendengar itu sontak mendongakan kepalanya dan menatap punggung Kenma yang mulai menjauh. Tatapannya memancarkan rasa bersalah kepada Kenma karena perlakuannya semalam.

"Kenma," Suaranya keluar tanpa ia sadari.

Kenma berhenti melangkah kemudian membalikan badannya dan menatap Kuroo, "Ada apa?"

"Maaf..." Kuroo berkata lirih.

Dada Kenma terasa sesak mendengar itu, rasanya ia seperti kehabisan oksigen. Ia tidak paham mengapa Kuroo meminta maaf, apakah karena Kuroo yang semalam menamparnya? Atau karena Kuroo benar-benar selingkuh darinya? Kenma tidak tahu mana yang benar dari kedua itu.

Kenma menggenggam erat tumpukan berkas itu, "Untuk?"

"Semuanya..."

First Love || Kuroken[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang