10. Izin Cuti

318 36 0
                                    

Kenma memutar matanya malas karena melihat Kuroo yang fokus kepada handphonenya. "Apa yang kau lakukan Kuroo? Cepat kerjakan tugasmu!"

Tanpa mengalihkan fokusnya Kuroo menjawab. "Sebentar Kenma, aku sedang mencari tiket."

Kenma mengangkat satu alisnya bingung, untuk apa tiket?

"Tiket? Untuk apa?"

"Sebagai hadiah karena kau telah sembuh dari demam!"

Helaan nafas terdengar dari lawan bicaranya, "Aku hanya sembuh dari demam Kuroo, tak perlu sampai seperti itu."

Kuroo menatap Kenma kemudian menggerakan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri, tanda tidak menyetujui perkataannya.

"Tidak tidak, ini juga adalah hadiah yang ku janjikan padamu tiga minggu yang lalu pada saat kau sakit!"

"Tak perlu, jadwal kita padat."

Kuroo menunjukan setumpuk berkas serta laptopnya kepada Kenma, "Jika seperti ini kita bisa pergi berlibur?"

Kenma melihat berkas serta laptop Kuroo, "Kapan kau mengerjakan semua ini?"

"Malam hari, pada saat kau tertidur."

Kenma mengalihkan pandangannya, kemudian menyilangkan kedua tangannya didepan dada, alisnya terangkat satu seolah meminta penjelasan dari Kuroo.

"Jadi kau begadang?"

Kuroo meneguk ludahnya kasar, "Tidak, aku tidak begadang."

"Kau sendiri yang bilang kau mengerjakan ini pada saat malam. Itu tandanya kau begadang!"

"Tidak Kenma aku tak begadang, hanya sampai pukul tiga!"

Perempatan siku muncul di dahi Kenma mendengar pernyataan Kuroo, "Itu sudah mau pagi! Pantas saja bawah matamu hitam!"

"Ayolah Kenma aku kan tidak selalu begadang, hanya kali ini."

Kenma menyipitkan matanya tak suka mendengar perkataan Kuroo, "Meskipun kau mengatakan hanya kali ini, kau tahu kan begadang itu berdampak buruk bagi kesehatan? Bagaimana jika kau sakit?!"

"Tidak akan Kenma... Aku tidak akan sakit, ayolah lagi pula aku begadang karena aku ingin kita berlibur..."

Kenma berdecak sebal kemudian mengambil tumpukan berkas dan pergi meninggalkan ruangan Kuroo dengan kesal. Kuroo yang menyaksikan itu malah menatap Kenma dengan tatapan gemas. Ia yakin Kenma pasti marah kepadanya.

Brak

Kenma membuka pintu ruangan Yaku kasar kemudian menaruh setumpuk berkas itu dimeja Yaku. Dan karena kelakuannya itu berhasil menerima tatapan kesal dari Yaku.

"Ketuk pintu dulu..." Kesal Yaku.

Kenma mengendus kesal, "Mengapa aku harus mengetuk ketika ingin memasuki ruangan Kakakku sendiri?"

Yaku memang Kakak Kenma, tapi bukan Kakak kandung. Melainkan Kakak sepupunya.

Kenma berhenti mengendus kemudian melirik Yaku jahil, "Apakah kau takut jika aku tidak mengetuk dan pada saat membukanya kau sedang bercinta dengan Lev?"

Yaku menampilkan senyum kesalnya, "Bukankah itu kelakuanmu dengan Kuroo?"

Kenma memutar bola matanya malas mendengar itu kemudian kembali menatap tumpukan dokumen itu.

"Aku dan Kuroo akan cuti beberapa hari, dan ini semua berkas yang diperlukan untuk meetimg beberapa hari kedepan." Ucap Kenma sambil menunjuk kearah berkas-berkas itu.

Yaku mengecek berkas itu kemudian menganggukan kepalanya, "Ada apa? Tumben sekali kalian cuti."

"Menghabiskan waktu berdua," Jawab Kenma dengan pelan.

First Love || Kuroken[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang