5. Lelah

457 54 0
                                    

Kuroo menggeletakan kepalanya di atas mejanya karena lelah terus-terusan berkeliling menghadiri meeting sejak tadi.

"Selanjutnya?"

Kenma melirik jam dinding yang ada di ruangan Kuroo kemudian berkata, "Selanjutnya pukul 13.00. Miyagi,"

"Miyagi? Untuk apa kita ke sana?" Tanya Kuroo.

"Pembukaan anak cabangmu Kuroo. Dan kau harus menghadirinya. Wajib!" Jawab Kenma.

Kuroo mengangkat kepalanya, "Ehh?? Aku sudah tidak sanggup melakukan ini. Kenma kau kuangkat jadi direktur utama Nekoma Corp mulai sekarang!"

"Tidak, terimakasih. Kutolak kenaikan jabatannya."

Kuroo menganga tak percaya, "Kau serius? Ayolah direktur utama Nekoma! Kau tidak menginginkannya?"

Kenma menggeleng, "Tidak."

"Ya sudah, kurasa aku harus mengangkat Yaku menjadi direktur utama." Kuroo menenggalamkan kepala didalam lipatan tangannya.

Kenma yang melihat itu sedikit merasa kasihan kemudian ia berjalan kearah Kuroo. "Kau lelah?"

Kuroo berdehem pelan.

Kenma berhenti tepat dihadapan Kuroo yang sedang meringkuk itu, "Bertahanlah Kuroo, jika sampai di rumah nanti aku akan membuatkan makanan kesukaanmu."

"Kau selalu menyogokku dengan masakanmu itu, masakanmu memang lezat tidak ada duanya. Tetapi untuk kali ini tidak. Aku tidak akan menerima sogokanmu itu." Tolak Kuroo.

Kenma menghela nafasnya, "Lalu apa yang kau inginkan?"

"Aku menyayangimu." Wajah Kenma merona tipis mendengar perkataan Kuroo.

"Katakan itu, sudah lama aku tidak mendengarmu mengatakannya." Kuroo mengangkat kepalanya dan menatap Kenma penuh.

Kenma diam sebentar kemudian ia mendekatkan wajahnya kepada telinga Kuroo, "Aku menyayangimu, bertahanlah."

Kenma menjauh sesaat setelah mengatakan itu dan keluar dari ruangan Kuroo. Kuroo yang mendengar Kenma berbisik seperti itupun tersenyum riang.

"Kau menggemaskan sekali Kenma, aku jadi semakin menyayangimu." Ucap Kuroo sambil terkekeh.

Sementara itu Kenma yang berada didepan ruangan Kuroo sedang berusaha mengatur jantungnya yang berdetak dengan sangat cepat serta wajahnya yang memerah.

"Tenang tenang tenang, itu semua hanya untuk mengembalikan semangat Kuroo." Kenma mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Oh jadi kau tidak benar-benar menyayangiku ya?"

Kenma tersentak kaget mendengar suara Kuroo tepat dibelakangnya, ia langsung membalikan badan dan didapatinya Kuroo yang memasang wajah sedihnya. "K-kuroo? Mengapa kau disini?"

"Untuk mengajakmu makan siang tadinya, tapi aku tidak jadi melakukannya."

"Karena kau mendadak kenyang?"

"Tidak, tapi karena kau tidak benar-benar menyayangiku!"

"Bukan seperti itu Ku-"

"Kau sendiri yang bilang tadi, itu hanya untuk mengembalikan semangatku saja." Kuroo melipat tangannya didepan dada seolah marah kepada Kenma.

"Yang ada semangatku malah semakin menurut berkat perkataanmu,"

"Ah tidak... Kurasa aku tidak bisa menghadiri pembukaan cabang itu..."

"Ayolah Kuroo.. Jangan seperti ini, aku memang berkata seperti itu tadi. Tapi..." Kenma menjeda kalimatnya.

Kuroo mengangkat satu alisnya, "Tapi apa?"

Kenma menundukan kepalanya, "Aku juga menyayangimu, sungguh."

Kuroo tersenyum tipis, "Benarkah? Aku tidak percaya. Sampai kapan kau menyayangiku?"

"Selalu dan selamanya."

Kuroo mengacak surai Kenma, "Aku juga,  menyayangimu. Kau tahu? Aku menyayangimu dari dulu, hari ini, esok, dan selamanya!!"

Wajah Kenma memerah sempurna mendengar perkataan Kuroo, ia membungkam mulut Kuroo menggunakan tangannya agar Kuroo tidak terus menerus berbicara tentang menyayanginya.

"Cukup Kuroo."

First Love || Kuroken[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang