20. Keluar

282 26 13
                                    

"Kau ingin keluar lagi?" Tanya Kenma yang melihat Kuroo sudah berpakaian rapih.

Kuroo menoleh kearah Kenma kemudian memberikan dasi kepada Kenma, "Ya, mungkin akan lama. Kau tidur duluan saja,"

Kenma mengambil dasi yang Kuroo berikan kemudian memakaikannya kepada Kuroo, "Kau sekarang selalu pergi sendiri, memangnya kau pergi kemana?"

"Kemana-mana," Jawab Kuroo

"Saat ini kau ingin pergi kemana?"

"Keacara pernikahan teman kuliahku,"

Tangan Kenma terhenti mendengar perkataan Kuroo kemudian menatapnya. "Sendiri? Mengapa kau tak mengajaku?"

"Kau ingin ikut? Kau dirumah saja Kenma, ini malam-malam kau bisa sakit."

"Tidak papa, dari pada kau pergi seorang diri,"

"Tidak tidak, kau disini saja. Aku akan pergi sendiri, apakah kau ingin membeli sesuatu?"

"Kau menyogokku?"

"Bagaimana bisa kau mengetahuinya?"

Kenma menghela nafasnya dan ia kembali memasangkan Kuroo dasi, "Selesai, berhati-hatilah."

Kuroo mencium dahi Kenma lalu menaiki mobilnya dan bergegas berangkat, tak lama mobilnya berhenti disebuah cafe.

"Maaf, kau sudah lama menunggu?" Tanya Kuroo

"Kau lambat sekali,"

Kuroo terkekeh kemudian mengusap kepala Tsukishima, "Tadi aku berbicara sebentar dengan Kenma,"

"Kenma? Mengapa kau selalu mendahulukan dia?"

"Mau bagaimana lagi, Kenma adalah kekasihku yang pertama dan kau yang kedua jadi mau tak mau aku harus mendahulukan Kenma."

"Bukankah kau sudah tidak menyukainya?"

"Kapan aku bilang seperti itu?"

"Jadi kau masih menyukainya?"

Kuroo mengangguk sebagai jawaban, orang dihadapannya menatapnya dingin, "Bagaimana denganku? Apakah kau juga menyukaiku seperti kau menyukai Kenma?"

"Ya tentu, bahkan sedikit lebih banyak dari rasa suka ku ke Kenma," Jawab Kuroo

"Lalu mengapa kau tidak meninggalkannya?"

Kuroo terdiam mendengar pertanyaan itu, "Aku tidak bisa meninggalkannya."

"Mengapa? Aku ada disini, aku akan menggantikannya."

"Entahlah aku hanya tak ingin meninggalkannya saja."

"Jika Kenma memintamu untuk meninggalkanku apakah kau akan melakukannya?"

"Tentu saja tidak, mengapa kau belakangan ini selalu membahas tentang Kenma Kenma dan Kenma?"

"Tidak papa,"

"Kau takut aku meninggalkanmu?" Mendengar perkataan Kuroo orang itu menundukan kepalanya.

Kuroo terkekeh ia mengacak kembali surai Tsukishima, "Tenang saja aku akan selalu bersamamu meskipun Kenma menyuruhku agar meninggalkanmu,"

"Kau seharusnya tidak mengatakan kata-kata yang belum tentu bisa kau lakukan."

"Aku akan berusaha melakukan apa yang seperti aku katakan, bukankah itu sudah cukup?" Orang itu hanya terdiam mendengar perkataan Kuroo.

"Sudah lupakan tentang Kenma, ayo kita bergegas Tsukki. Jika tidak kita bisa telat."

Tsukishima menganggukan kepalanya kemudian bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju mobil sambil bergandengan tangan dengan Kuroo.

•••••

Kenma menghela nafasnya karena melihat tumpukan baju Kuroo yang ada di atas mesin cuci.

"Apakah sesulit itu memasukan baju ke dalam mesin cuci?" Monolog Kenma.

Meskipun berkata seperti itu, Kenma meraih baju baju itu untuk di masukan kedalam mesin cuci. Tetapi sebelum dimasukan kemesin cuci Kenma mencium baju itu terlebih dahulu.

Kenma sangat mengenali aroma Kuroo, bahkan aroma parfumnya. Tetapi saat ini aroma di baju Kuroo bukanlah aroma parfumnya.

Kenma berhenti mencium baju itu kemudian menatapnya sendu, "Parfum siapa sebenarnya?"

"Parfum ini selalu menempel di bajumu Kuroo..."

•••••

Ting nong ting nong

Mendengar bel rumahnya berbunyi Kenma langsung bergegas membukakan pintu rumahnya ia berharap yang memencet bel itu adalah Kuroo.

Kenma membuka pintu rumahnya dan benar saja itu Kuroo dengan tatapan lesunya.

"Ada apa Kuroo? Kau lemas sekali, kau juga tidak pulang lagi semalam. Apakah terjadi sesuatu?"

Kuroo hanya menatap Kenma kemudian tersenyum, "Tidak ada apa-apa, semalam aku menginap dirumah temanku jadi tidak pulang. Dan handphone ku mati jadi tidak bisa mengabarimu, maaf."

Kuroo menjatuhkan tubuhnya kepada Kenma dengan sengaja dan Kenma berusaha menahan Kuroo agar mereka berdua tidak terjatuh kelantai.

"Ada apa, apakah terjadi sesuatu?" Tanya Kenma

"Tidak, aku hanya ingin memelukmu. Mungkin karna aku merindukanmu," Jawab Kuroo

Kuroo memeluk Kenma erat, "Kuroo, aku tak bisa bernafas."

Kuroo melonggarkan pelukannya, "Maaf,"

"Wangi parfum ini lagi,"

"Ya, apakah kau ingin memakan sesuatu? Aku akan membuatkan apapun yang kau inginkan," Ucap Kenma

"Tentu! Apapun! Aku akan memakan apapun yang kau masak!"

"Baiklah," Kenma ingin melepaskan dirinya dari pelukan Kuroo namun Kuroo tak membiarkannya lepas begitu saja.

"Ada apa? Mengapa tidak kau lepaskan? Aku kan ingin memasak."

"Tunggu sebentar lagi, aku ingin mengisi kembali tenaga ku," Ucap Kuroo

Kenma hanya diam dan ia membalas pelukan Kuroo, "Kau terlihat sangat lelah,"

"Benarkah?"

"Ya, nada bicaramu sangat lemas. Matamu juga seperti mata orang yang tidak tidur,"

"Ya sebenarnya aku tidak bisa tidur jika kau tidak berada disampingku Kenma."

"Jadi kau tak tidur semalam?"

"Tidur, namun hanya sebentar."

Kuroo melepas pelukannya, "Tenaga ku sudah penuh! Kalau begitu ayo makan!"

First Love || Kuroken[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang