4. Meeting

489 58 0
                                    

"Hebat, hebat. Sangat hebat, kau berani telat di meeting penting seperti ini." Ucap Yaku diiringi tepuk tangannya.

Kuroo menganggukan kepalanya santai, "Ya tentu, terimakasih. Aku memang hebat, tak perlu sampai memuji seperti itu,"

Yaku langsung menatap Kuroo tajam, "Sialan rasanya aku sangat ingin memukulmu saat ini! Kenapa kau bisa telat?!"

"Tentu saja karena aku date bersama Kenma hingga lupa waktu!" Jawab Kuroo dengan yakin.

"Dasar! Untung saja Kenma sudah mengerjakan berkas yang diperlukan untuk meeting ini!"

Kenma mematikan handphonenya kemudian memasukannya kedalam saku celananya, "Sudahlah Yaku, omonganmu hanya masuk kuping kanan kemudian keluar kuping kirinya."

Kenma menatap Yaku, "Dan kenapa meeting ini dimajukan? Seharusnya kan minggu depan."

"Minggu depan Seijoh tidak bisa karena ada meeting dengan Karasuno." Jawab Yaku.

Kenma mengangguk paham, "Seharusnya kau memberitahuku jika meeting ini dimajukan," Kenma menatap Kuroo. "Bukannya malah memberitahu Kuroo."

Kuroo menyerngit heran, "Kenapa malah harus memberitahumu wahai sekretarisku? Aku kan direkturnya."

"Kau tidak becus menjadi direktur, buktinya kau melupakan meeting penting seperti ini."

"Kenma benar, aku heran bagaimana kau bisa menjadi direktur utama sedangkan kau adalah orang yang tak bertanggung jawab." Timpal Yaku.

Kenma mengangguk menyetujui perkataan Yaku, "Benar! Tanpa aku dan Yaku perusahaanmu pasti akan bangkrut."

Kuroo merasa tertusuk bertubi-tubi karena mendengar perkataan Yaku dan Kenma, "Baiklah baiklah aku akan meminta maaf dan aku tak akan mengulanginya lagi."

"Omong kosong, sudah lah aku ada urusan lain. Aku duluan, Kenma kuharap kau mengurus direktur bodoh kita ini dengan baik." Ucap Yaku kemudian mempercepat langkahnya meninggalkan Kuroo dan Kenma.

"Ya.. Aku akan mengurusnya." Ucap Kenma.

Kuroo yang melihat punggung Yaku perlahan mulai menghilang pun langsung berbicara, "Bukankah menurutmu Yaku terlalu serius? Maksudku-ayolah ini hanya meeting, tidak perlu sampai segitunya bukan?"

"Hanya? Hanya katamu?" Kenma menatap Kuroo tajam. "Ulangi sekali lagi."

Kuroo meneguk ludahnya kasar kemudian ia merangkul Kenma yang sedang menatapnya tajam itu, "Hahaha aku bercanda, tentu saja ini meeting yang penting bukan?"

Kenma hanya memutar bola matanya malas kemudian membalas rangkulan Kuroo. "Pulang, hari sudah mulai larut."

•••••

Kenma mengangguk-anggukan kepalanya karena membaca berkas yang ia pegang, "Kurasa otakmu masih bekerja dengan benar Kuroo." Ucapnya diiringi kekehan kecil.

"Jika otakku sudah tidak benar perusahaan pasti sudah bangkrut Kenma." Ucap Kuroo yang tiba-tiba saja masuk ke kamar.

Kenma menoleh kearah Kuroo yang sedang mengenakan bajunya itu, "Aku bersyukur jika seperti itu."

Setelah selesai mengenakan bajunya Kuroo mendekat kepada Kenma kemudian menatap kekasih mungilnya itu lembut, "Jadi apa yang kau lakukan sekarang? Mengecek ulang berkas yang sudah ku kerjakan?"

Kenma mengangguk, "Ya, takut kau membuat kesalahan."

"Pintar sekali, apakah sudah selesai mengeceknya?"

"Sisa beberapa lagi."

"Biar ku bantu," Kuroo duduk di atas meja kerja Kenma kemudian mengambil berkas yang ada di mejanya.

"Apakah kau tidak sadar kau duduk dimana?" Tanya Kenma yang sebal karena Kuroo duduk di mejanya.

"Maksudmu?" Kuroo mengalihkan pandangannya menjadi menatap Kenma.

"Meja itu bisa jebol jika kau duduki," Ucap Kenma.

Kuroo menatap meja yang di dudukinya kemudian bangkit, "Ah kau benar."

Kuroo menarik kursi yang Kenma duduki lalu mengangkat Kenma, "Kuroo apa yang kau lakukan?!" Kenma yang diangkat seketika misuh-misuh.

"Tentu saja duduk apa lagi." Kuroo mendudukan Kenma di meja kemudian menghempaskan bokong miliknya di kursi yang baru saja Kenma duduki beberapa saat yang lalu.

Kuroo tersenyum sambil memandang Kenma yang menatapnya dengan kesal itu, "Jadi? Kau hanya ingin bertukar posisi denganku?"

Kuroo berhenti tersenyum, "Siapa bilang?" Kuroo menepuk pahanya. "Sini."

First Love || Kuroken[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang