Kuroo menutup pintu hotel itu perlahan, kemudian berjalan dengan sangat pelan kearah Kenma yang sedang tertidur pulas di atas sofa.
Kuroo menatap kekasihnya yang sedang tertidur pulas, tatapannya memancarkan sedikit rasa bersalah. Kemudian ia jongkok lalu mengecup dahi Kenma singkat.
"Maaf Kenma.." Ia berkata lirih sambil mengusap pipi halusnya.
Setelah puas mengusap pipi itu, Kuroo bangkit kemudian menggendong Kenma ala brydal style, ia berniat untuk menidurkannya di kasur. Tetapi pada saat ia baru saja menggendong Kenma. Kelopak mata sekretarisnya itu perlahan terbuka dan menampilkan netra keemasan indahnya itu.
Ia mengucek matanya yang masih menyesuaikan dengan sekitarnya, "Kuroo baru pulang?"
Kuroo tersenyum mendengar itu, kemudian melangkahkan kakinya untuk melaksanakan niatnya yang tertunda. "Iya, dan mengapa kau tertidur di sofa?"
"Menunggumu pulang,"
Kuroo mendudukkan dirinya pada saat sampai di atas kasur, Kenma ingin turun dari gendongannya tetapi Kuroo tak mengizinkan itu. "Kau tidak perlu menungguku sayang, kau bisa tidur duluan.."
"Aku khawatir denganmu, sedari tadi aku menelfonmu tetapi tidak tersambung. Dan aku juga tidak tahu kemana kau pergi, bagaimana jika terjadi apa-apa?" Kenma berkata terus terang sambil menatap Kuroo khawatir.
Kuroo melempar senyum tipisnya, "Tenanglah, aku tidak apa-apa."
Kenma mengangguk, "Dan... Kemana kau pergi?"
"Hanya berkeliling disekitar sini."
"Sudah? Hanya itu?" Kenma menyerngit heran, pasalnya Kuroo pergi dari pukul 11.00-22.54 dalam waktu selama itu Kuroo hanya berkeliling?
"Iya, dan ponselku mati. Makanya tidak tersambung," Ucap Kuroo.
"Oh seperti itu... Lain kali kau harus memberitahuku jika ingin pergi! Ini daerah orang! Bagaimana jika kau tersesat?" Benar apa yang dikatakan Kenma, mereka sedang tidak berada di Tokyo, tetapi di Miyagi. Karena sejak beberapa hari yang lalu mereka menghadiri meeting penting di beberapa perusahaan yang terletak di sana. Karasuno salah satunya.
Kuroo tersenyum miring mendengar Kenma, "Hey apakah kau tidak ingat? Dulu yang tersesat saat baru tiba disini siapa?"
"Kuroo kau hanya perlu menjawab iya atau tidak! Tak perlu mengatakan yang lain!" Kesal Kenma.
"Haha i-"
Krukkk
Suara nyaring tanda kelaparan itu berasal dari perut sekretaris Nekoma yang saat ini sedang mengutuk dirinya karena mengeluarkan suara itu dihadapan sang direktur.
Kuroo terkekeh, "Belum makan karena menungguku?"
Kenma hanya menjawab dengan anggukan, sibuk mengatur wajahnya yang memerah.
"Kalau begitu ayo kita makan!"
Setelah dirasa wajahnya sudah tak memerah Kenma kembali menatap Kuroo, "Kau ingin makan apa?"
"Memakanmu."
"Aku serius Kuroo!"
Kuroo mengeluarkan smirknya kemudian mendekatkan mulutnya pada telinga Kenma, "Aku serius, lagi pula ini sudah malam."
Kenma merinding mendengar itu, ia langsung turun dari pangkuan Kuroo dan menatapnya kesal. "Tidak! Besok kita akan kembali ke tokyo dan ada meeting dengan Fukurodani!"
Kuroo mengerucutkan bibirnya, "Eh... Lalu kapan aku bisa memakanmu?"
Perempatan siku muncul di dahi Kenma, pertanda bahwa ia kesal dengan Kuroo. "Kurasa lebih baik kau tidak usah pulang malam ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love || Kuroken[✓]
RandomKata orang cinta pertama itu gak pernah berhasil. Judul awal: Dream || Kuroken