Kuroo masuk ke dalam kamarnya lagi untuk menjaga Kenma, setelah ia menyuapi Kenma bubur tadi meskipun tak habis dan hanya dimakan 3 sendok.
Kuroo berjalan pelan menuju kearah Kenma dan punggung tangannya menyentuh pipi mulus Kenma. "Tidak turun,"
"Maafkan aku, kau pasti kelelahan karena mengurusku dan juga tugas kantor." Ucap Kuroo.
Kuroo menarik tangannya lagi kemudian mengambil laptopnya yang ia taruh di atas meja kemudian duduk di ranjangnya untuk mengerjakan tugas kantornya yang ia yakin saat ini lumayan banyak.
Pada saat Kuroo sedang sibuk dengan tugas-tugasnya. Tiba-tiba saja Kenma membuka matanya dan tangannya segera meraih Kuroo yang ada disebelahnya.
"Kuroo,"
Kuroo yang namanya dipanggil langsung menoleh kepada Kenma dan didapatinya Kenma sedang menatapnya lemas.
Kuroo menurunkan laptop yang ia pangku kemudian memberikan fokus penuhnya kepada Kenma. "Ada apa sayang? Butuh sesuatu?"
"Kuroo akan meninggalkanku?" Kenma bertanya dengan suara bergetar.
"Hey apa maksudmu? Mana mungkin aku meninggalkanmu." Kuroo menggenggam tangan mungil Kenma yang masih terasa panas itu.
"T-tapi tadi Kuroo mengatakan bahwa..." Kenma tak melanjutkan perkataannya, air matanya keburu menetes dan ia langsung memeluk Kuroo agar Kuroo tak melihatnya menangis.
Kuroo mengusap surai Kenma lembut, "Tenang tenang, aku tak pernah mengatakan itu."
"T-adi Kuroo sendiri y-yang mengatakannya,"
"Kurasa kau bermimpi,"
Kenma melepas pelukannya kemudian menatap Kuroo dengan mata yang masih berlinang air mata. "Be-berarti Kuroo yang berada di dunia mimpiku meninggalkanku?"
"Kuroo jahat! Kenapa Kuroo yang di dunia mimpi meninggalkanku?! Apakah Kuroo sudah tak menyayangiku lagi?!" Kenma melipat kedua tangannya didepan dada seolah marah kepada Kuroo.
Kuroo yang melihat itu sedikit terkejut, ayolah kenapa Kenma malah beranggapan seperti ini? Kesannya malah seperti Kuroo yang berada di alam mimpi sangat amat jahat sampai meninggalkannya.
"Tentu saja tidak, baik aku yang ada disini serta di dunia mimpi. Itu tidak akan pernah meninggalkanmu,"
"Tapi nyatanya Kuroo yang di dunia mimpi meninggalkanku," Lirih Kenma.
"Belum tentu aku yang di sana meninggalkanmu, bagaimana jika aku kembali lagi padamu?"
Kenma menatap Kuroo dengan tatapan sayunya, "Tapi Kuroo berkata tak akan kembali lagi dan jangan pernah mencarinya."
Kenma mengusap matanya yang kembali mengeluarkan cairan bening yang lumayan banyak.
"Jahat, Kuroo jahat."
"Ssttt sttt itu tidak benar." Kuroo menggerakan tangannya untuk menghapus air mata Kenma.
"Itu hanya bunga tidur yang tidak akan menjadi kenyataan," Kuroo menarik Kenma kedalam pelukannya.
Kuroo mengusap surai Kenma lembut, "Maka dari itu lupakan mimpi burukmu itu, oke?"
Kenma mengangguk kecil, "Iya."
"Pintar, sekarang ayo kembali tidur agar kau cepat sembuh."
Kenma tidak merespon perkataan Kuroo, ia hanya diam.
Kuroo yang tahu mengapa Kenma terdiam pun kembali berbicara, "Ayo tidur sayang."
Kenma masih tetap diam dan tidak melakukannya.
"Aku akan memberimu hadiah jika kau tidur," Ujar Kuroo lembut. Tetapi masih tidak ada balasan.
"Aku tidak akan pergi pada saat kau sedang tertidur sayang...." Yakin Kuroo.
"Janji?"
Kuroo menunjukan jari kelingkingnya, "Janji." Kenma menautkan kelingkingnya pada kelingking Kuroo.
Sesaat setelah itu Kenma menyenderkan kepalanya pada lengan Kuroo dan menutup matanya untuk kembali tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love || Kuroken[✓]
RandomKata orang cinta pertama itu gak pernah berhasil. Judul awal: Dream || Kuroken