Jam telah menunjukkan pukul 07.17 tetapi laki-laki yang menjabat sebagai Direktur di perusahaan Nekoma ini masih asik terlelap dalam tidurnya.
Drt drt
Handphone yang ia letakkan disebelahnya berdering dan bergetar cukup kuat, dan itu membuatnya terganggu sehingga akhirnya ia terpaksa untuk membuka kedua kelopak matanya.
"Arghh Kenma, kenapa Yaku menelfon pagi-pagi buta seperti ini?!" Kuroo mengucek matanya yang masih tertutup rapat kemudian mengangkat telfon dari Wakil Direkturnya itu.
"Ada apa kau me-"
"BANGUN DAN SEGERA BERANGKAT BODOH! KAU LUPA KALI INI KITA AKAN MEMBICARAKAN PROYEK GABUNGAN KITA?!"
Kuroo menjauhkan telfonnya kemudian berkata, "Iya iya aku dan Kenma akan segera ke sana!!!"
Tanpa menunggu jawaban Yaku, Kuroo segera mematikan telfon itu dan menuju ke kemar mandi untuk membasuh diri.
Setelah selesai mandi dan berpakaian rapih, Kuroo segera turun kebawah sambil menggenggam dasi di tangan kanannya.
"Kenma, ayo kita berangkat. Yaku sudah menunggu di kantor," Kuroo berkata sambil menuruni anak tangga terakhir.
Tetapi ia tidak mendapati sahutan dari sudut rumah manapun.
Ia menyerngit heran, Kuroo tidak menyerah. Ia kembali berkata. "Kenma? Kau dimana? Apakah kau belum selesai bersiap?"
Kuroo bertanya sambil mengitari rumah itu, ia berjalan kearah ruang tamu untuk melihat apakah Kenma ada disitu. Tetapi hasilnya nihil, Kenma tidak ada di sana.
Kuroo menyipitkan matanya, ia merasa aneh. Tidak biasanya Kenma seperti ini. "Sayang? Dimana kau? Apakah kau ingin membuat Yaku marah?"
"Ya aku tidak masalah jika itu kemauan mu, aku akan menurutinya. Lagi pula aku bosnya." Kuroo terus melangkah kearah dapur.
"Jadi, katakan dimana diri-" Kuroo berhenti melangkah dan berkata ketika melihat dapurnya yang begitu sepi dan tidak ada Kenma di sana.
Seharusnya Kenma ada disana. Seharusnya Kenma sedang menyiapkan sarapan untuknya. Bahkan seharusnya Kenma sedang memakaikannya dasi saat ini.
Tetapi, dimana Kenma berada? Kenapa dia tidak ada di dapur dan di seluruh ruangan rumah ini?
Kuroo memegang kepalanya, tatapannya seketika menjadi kosong karena melihat dapur yang sangat hening dan tidak ada siapa-siapa di sana.
"Ah ya... Aku lupa," Kuroo membalikkan badannya dan kembali berjalan dengan lesu kearah pintu.
"Kenma sudah mati."
•••••
Kuroo menghempaskan bokongnya pada kursi kosong itu kemudian menatap sekelilingnya dengan tatapan bertanya-tanya. "Apa? Kenapa kalian menatapku seperti itu?"
"Apakah ada yang salah dari presentasi ku?" Tanya Kuroo dengan heran.
Oikawa menggeleng, "Tidak hanya saja, pft-"
"Hahahahaha ada apa dengan hahaha dasi mu hahha apakah itu model baru? Hahaha." Oikawa tertawa cukup kencang karena melihat dasi Kuroo yang di pasang dengan asal.
Perempatan siku muncul di dahi Kuroo, "Diam, kau sangat tidak sopan. Padahal aku sudah bekerja keras untuk memasang dasi ini tanpa bantuan Kenma," Kuroo membongkar dasi yang ia kenakan. "Benar kan Kenma?"
Oikawa yang sedang tertawa seketika berhenti mendengar perkataan Kuroo.
"Lagi pula ini terjadi karena bukan Kenma yang memasangkannya, jika ia yang memasangnya sudah pasti hasilnya tidak akan seperti ini." Kuroo menyodorkan dasinya ke sebelah kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love || Kuroken[✓]
AcakKata orang cinta pertama itu gak pernah berhasil. Judul awal: Dream || Kuroken