Kuroo mengangkat satu alisnya, terheran karena sedari tadi kekasihnya ini terus saja berada di dalam kelonannya tanpa berniat bangun dari kasur sedikit pun. Sebenarnya ia sangat senang, tetapi seperti ada yang aneh.
"Ada apa denganmu Kenma?" Tanya Kuroo sambil menatap Kenma yang ia keloni.
Kenma mendongakan kepalanya untuk membalas tatapan Kuroo, "Tidak ada, mengapa bertanya seperti itu?"
"Heran saja, tumben sekali kau tidak bangkit dari atas kasur padahal sudah pukul 12.00."
"Malas."
Kuroo mengangguk-anggukan kepalanya paham, "Wow, kau akan menjadi dirimu yang dulu lagi? Yang selalu malas-malasan?"
"Tidak, aku hanya bermalasan hari ini saja. Apakah kau ingin beraktivitas hingga bertanya seperti itu? Apakah kau tidak lelah? Kita baru tiba di rumah tadi pagi."
"Jika aku tak lelah, aku takkan mengelonimu." Balas Kuroo.
"Charger energi?"
"Tepat."
Kenma hanya menganggukan kepalanya kecil kemudian kembali menenggelamkan kepalanya didalam dada bidang Kuroo.
Pada saat ia sedang menenggelamkan kepalanya, kancing baju Kuroo terbuka beberapa, dan itu menampilkan badannya yang sangat berbentuk. Kenma memperhatikan itu beberapa saat kemudian tangannya tergerak untuk menyentuhnya.
Kuroo yang badannya disentuh tersontak kaget dan kembali berbicara, "Kau menggodaku?"
Kenma kelabakan, ia langsung menarik tangannya dan menggelengkan kepala. "Tentu saja tidak! Aku hanya penasaran kenapa bisa abs mu sangat jadi seperti itu."
Kuroo tersenyum miring, "Benarkah?"
"Iya bodoh."
Kuroo mengusap surai Kenma, "Padahal aku menyukainya jika kau menggodaku."
"Aneh." Kuroo hanya tertawa merespon perkataan Kenma.
Kenma membalikan badannya menjadi membelakangi Kuroo kemudian memeluk gulingnya erat. Kuroo tentu saja iri kepada guling yang Kenma peluk. Kenapa harus guling? Disini ada dirinya. Kuroo melepaskan tangannya yang sedari tadi memeluk pinggang Kenma erat kemudian mengubah posisinya menjadi terlentang.
Kenma terheran, padahal pelukan Kuroo sangat nyaman. Kenapa ia malah melepasnya?
"Kenapa?" Tanya Kenma sambil melirik Kuroo sekilas.
"Minta peluk saja pada guling," Kesal Kuroo.
"Kuroo ini hanya benda mati, dan kau iri kepadanya?" Kenma tak habis fikir, kekasihnya ini sangat mudah cemburuan. Bahkan kepada benda mati sekalipun.
"Iya, aku iri padanya. Lagi pula pada dasarnya pelukanmu itu hanya untukku!"
Telinga Kenma sedikit memerah karena mendengar itu, kemudian memejamkan matanya. "Terserah."
Kenma melepas pelukan pada gulingnya lalu mengubah posisinya lagi menjadi menghadap Kuroo. Tanpa membuka matanya, "Kuroo..."
Kuroo tahu apa maksud Kenma, Kenma pasti ingin dipeluk lagi olehnya. Mengingat Kenma sangat mudah kedinginan. Bahkan siang bolong seperti ini.
"Ada syaratnya." Ucap Kuroo.
"Apa?"
Kuroo tersenyum miring mendengar Kenma menanyakan itu dengan mata yang masih terpejam. Kuroo sontak mendekatkan wajahnya pada wajah Kenma dan mencium bibir mungil itu.
Kenma langsung membuka matanya karena merasakan sesuatu yang kenyal menjilati bibirnya, seolah memaksa masuk kedalam sana untuk mengobrak-abrik isi mulutnya. Kenma pun menuruti kemauan kekasihnya itu. Ia membuka mulutnya dan membalas ciuman Kuroo.
Ciuman itu berlangsung cukup lama, hingga Kenma menjambak rambut berantakan Kuroo agar ia berhenti melakukannya dan membiarkannya mengambil pasokan oksigen sebanyak-banyaknya.
Kuroo mempersempit jarak diantaranya, karena Kenma tahu Kuroo akan segera memeluknya. Ia pun berkata, "Stop Kuroo, huh biarkan aku mengambil oksigen terlebih dahulu."
Kuroo mengerucutkan bibirnya dan ia mengangguk pelan, "Baiklah baiklah, dan apa yang kau makan hari ini? Itu terasa sangat manis."
"Coklat, kurasa?" Kenma berkata sambil menatap Kuroo seolah ayo peluk aku.
Kuroo yang menerima tatapan itu tentu saja merasa senang. Ia segera memeluk kembali kekasihnya itu.
"Sesuatu yang pasti dan tidak akan berubah?" Kuroo tiba-tiba bertanya.
"Apa itu?"
"Fakta bahwa aku mencintaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love || Kuroken[✓]
RandomKata orang cinta pertama itu gak pernah berhasil. Judul awal: Dream || Kuroken