Warn!! Alur di percepat yaa!!
Entah sudah berapa banyak tugas yang menumpuk, Haechan bahkan sudah lelah menghitung banyaknya tugas yang hanya beberapa soal tiap mata kuliahnya. Namun percayalah, satu soal akan memiliki jawaban yang beranak. Shutt dalam artian, jawaban satu soal bisa selembar...
Ia mendesah kan nafasnya lelah. Tangannya meletakkan asal sebuah buku tebal dan bolpoin ke atas meja perpustakaan fakultas nya. Sudah hampir seharian ia berada di perpustakaan demi mengerjakan ketertinggalannya. Padahal ini hari libur dan kampus lumayan sepi.
Ini pasal penyakitnya yang akhir-akhir ini sering timbul dengan tiba-tiba hingga membuatnya mau tak mau harus keluar masuk rumah sakit. Terhitung dalam sebulan setelah liburan semester kemarin, dirinya sudah absen di semua mata kuliah.
Alhasil, dirinya di incar para dosen untuk segera menyelesaikan tugasnya sebelum deadline yang ditentukan khusus untuk Haechan. Ah rasanya ia ingin langsung menikah saja jika seperti ini.
'kriet'
Haechan menolehkan kepalanya menatap pintu perpustakaan yang terbuka setengah. Dahinya mengernyit bingung ketika tidak menemukan siapapun memasuki perpustakaan.
"Jaem?" Panggil Haechan. Siapa tahu kekasihnya itu tengah melakukan aksi jahilnya untuk menakuti Haechan.
Tapi nihil, tak ada jawaban apapun. Hanya da sunyi dan sepi yang menemani dirinya di dalam perpustakaan besar itu. Haechan bergidik ngeri, ia jadi teringat akan sebuah cerita yang teman sekelasnya pernah ceritakan padanya.
Tentang seberapa horror nya perpustakaan fakultas hukum yang katanya tiap menjelang malam akan terdengar suara buku yang terjatuh atau bahkan lembaran-lembaran buku yang tengah di baca.
"Haechan..." Haechan spontan memutar badannya ke belakang.
Ia hampir terkejut ketika mendapati seorang wanita yang ia kenal tengah duduk di kursi meja belakangnya.
"Kenapa jin?" Tanya Haechan.
Heejin, menatap Haechan dengan senyumnya. "Gue denger-denger di deket alun-alun ada cafe baru. Lo mau coba ga? Sekalian ngobrol gitu sama gue." Tawar Heejin.
Haechan memasang wajah ragu nya. Ia menatap ponselnya untuk menatap jam. Belum terlalu sore untuk hangout. Lagipula, ayahnya sudah membebaskannya kan? Jadi tidak masalah jika dirinya bermain hingga malam, asal tak lewat jam 10 saja.
"Oke deh, tapi gue izin sama Jaemin dulu ya"ujar Haechan. Tangannya menekan ikon telepon pada room chat nya bersama Jaemin. Lalu setelahnya ia mengarahkan ponsel miliknya kearah telinga.
Tak lama telepon di angkat oleh Jaemin. Haechan sibuk mengobrol dengan Jaemin, sedangkan Heejin hanya memperhatikan bagaimana lembutnya Haechan menjawab semua pertanyaan yang diberikan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
─𝙉𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙧𝙞𝙙𝙚 [END]
FanfictionSemua berawal ketika Haechan terpaksa ikut dengan sahabatnya yang akan melakukan night ride bersama club kekasihnya. Haechan yang pada dasarnya kudet masalah motor alias tidak bisa mengendarai motor pun pada akhirnya di jemput oleh teman satu club r...