3. Orang baik

7K 925 20
                                    

Awalnya semua baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya semua baik-baik saja. Langit siang masih begitu cerah, tak ada angin yang berhembus dengan kencang. Semua tetap tenang. Hingga motor yang di kendarai Jaemin oleng akibat sebuah kendaraan motor lainnya yang berbelok tanpa memberi tanda.

Motornya jatuh, begitu juga dengan orangnya yang sempat tergeletak di samping motornya. Pengendara motor ceroboh tadi malah berlalu meninggalkan Jaemin yang masih berusaha mendudukkan dirinya di trotoar. Jalanan sepi mematahkan keinginan Jaemin untuk berteriak meminta bantuan.

Hingga seorang lelaki berlari menghampiri nya dengan wajah khawatir yang begitu ketara. Jaemin sempat speechless sejenak, sebelum akhirnya di sadarkan dengan darah yang mengalir perlahan di lehernya.

"Kang.." Jaemin sejenak tertegun ketika indra pengelihatan nya menemukan sosok indah yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Pemikirannya hanya bertahan sejenak, Jaemin meringis merasakan nyeri yang tercipta dari luka di lehernya. Sepertinya orang tadi menatap Jaemin dengan pandangan terkejutnya. Hal itu membuat Jaemin semakin bingung.

"Duh kang, itu berdarah gitu..." Kata orang itu panik. Jaemin tak tahu harus menjawab apa, lehernya juga jadi kaku karena luka yang panjang dan mungkin cukup dalam.

"Mau ke rumah sakit kang? Ayo saya anter." Suara orang itu kembali terdengar, Jaemin menoleh dengan senyum tipisnya.  "Gak usah, ini gapapa kok." Ucap nya.

Jaemin pikir, lelaki asing yang tadi mengkhawatirkan nya akan terus memaksa. Namun ia salah, lelaki tadi pergi meninggalkannya sendiri. Hal itu membuat Jaemin jadi makin bingung. Bagaimana ia menuju rumah Jeno jika keadaannya begini? Ponselnya mati dan keadaan kakinya terkilir.

Dengan perlahan, Jaemin berusaha berdiri. Awan mendung dengan angin dingin yang menusuk tulang mulai berhembus.

"Baru aja sampe, udah kena sial gue." Gerutu Jaemin setelah dirinya berhasil mendudukkan diri di kursi halte.

Motornya hanya tergeletak dengan tas yang tadi ia bawa sudah di lumuri lumpur yang berada di kubangan. Ia mendesah lelah, tangannya mengacak surai nya kasar.

Tak lama hujan deras turun. Jaemin hanya diam sembari menatap tas miliknya yang mulai basah, beruntung tas nya anti air jadi Jaemin tak perlu mengkhawatirkan ponsel dan beberapa barang penting lainnya.

Jaemin menoleh ketika mendengar suara langkah kaki. Matanya memincing menatap siluet seseorang yang berlari dengan sebuah payung dan kantung plastik berwarna putih.

Orang itu berlari mendekati Jaemin yang masih menatap orang tak asing itu. Ternyata lelaki yang tadi mengajaknya ke rumah sakit. Tapi untuk apa orang ini kembali? Bukan nya harusnya ia kembali ke rumahnya Karna hujan lebat mengguyur kota.

"Duh kang, maaf ya lama. Tadi di apotek nya ngantri."

Jaemin membungkam mulutnya, menatap terkejut pada lelaki mungil di depannya. Dalam hati ia mempertanyakan kebaikan yang orang itu lakukan. 'Orangtuanya ngedidik nya kayak gimana ya?' monolog Jaemin.

─𝙉𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙧𝙞𝙙𝙚 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang