Chapter ini agak nge warning‼️🔞 wahahaha
Jika boleh, Jaemin ingin sekali mengantikan posisi Haechan. Jaemin tak setega itu menatap wajah kekasihnya yang terlihat kesakitan sembari memuntahkan isi perutnya di depan wastafel ruang kesehatan kampus.
"Masih mual?" Tanya Jaemin setelah Haechan memutar balik tubuhnya.
Haechan menganggukkan kepalanya, seperti tak memiliki tenaga lebih untuk mengucapkan sepatah kata. Jaemin dengan cepat memapah tubuh kekasihnya untuk berbaring di brankar.
Tangan Jaemin mengusap kening Haechan yang tampak sedikit basah. Ia membalas senyum kecil yang Haechan berikan dengan senyum terbaik yang ia miliki.
"Pulang aja ya? Udah gak ada jam kan?"
"Udah gak ada, tapi aku gamau pulang Jaem..." Jaemin terkekeh kecil mendengar nada rengekan yang keluar dari mulut Haechan.
"Terus mau kemana?" Tanya Jaemin.
Haechan menarik kurva sedang di wajahnya. "Ayo jalan jalan Jaem!" Ajak Haechan antusias.
Sedetik kemudian senyumnya luntur ketika mendapati gelengan kepala dari Jaemin. Matanya menatap sedih pada kekasihnya yang kini menarik kedua tangannya untuk di genggam.
"Kamu pucet gini, mau nekad?" Tanya Jaemin.
Tangannya mengusap pipi Haechan dengan lembut, sedikit sensasi dingin merayap pada telapak tangan Jaemin yang bersentuhan langsung. Tangannya terarah mengusap bibir berbentuk hati milik Haechan yang tak lagi memamerkan warna ceri nya.
"Bibir kamu juga pucet banget Chan, lagi musim hujan. Nanti kalo kamu kehujanan gimana?"
Haechan diam tak berkutik, matanya menatap manik Jaemin dengan lembut. Setelahnya ia beranjak bangun dan mendudukkan diri di pinggir brankar, yang mana membuat Jaemin harus sedikit mendongak demi menatap manik bambi kesayangannya itu.
Tangan Haechan menangkup pipi Jaemin ketika pemuda itu mengarahkan tangannya memeluk pinggang Haechan. "Aku gapapa sayang... Kalo gak boleh jalan-jalan,Kite ke kost kamu aja ya?" Ajak Haechan sembari memberi nego pada kekasihnya itu.
Memang, setelah perdebatan pasal alergi Jaemin yang kambuh, mama nya menjelaskan secara rinci dengan menyematkan ucapan maafnya pada Haechan.
Jaemin jadi memutuskan untuk meninggalkan rumah nya dan memilih rumah kost yang letaknya tak begitu jauh dari komplek rumah Haechan. Alasannya, Jaemun tak ingin Lia selalu mengganggu dirinya dengan menghalalkan segala cara untuk mencelakai Haechan.
Jaemun mengangguk, ia kemudian membantu Haechan menggunakan sepatu nya kembali. "Belanja dulu tapi, kulkas nya kosong soalnya." Ujar Jaemin.
Haechan hanya menurut ketika motor yang Jaemin bawa terparkir di parkiran khusus minimarket. Haechan turun lebih dulu, disusul dengan Jaemin yang sudah memasang standar motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
─𝙉𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙧𝙞𝙙𝙚 [END]
FanfictionSemua berawal ketika Haechan terpaksa ikut dengan sahabatnya yang akan melakukan night ride bersama club kekasihnya. Haechan yang pada dasarnya kudet masalah motor alias tidak bisa mengendarai motor pun pada akhirnya di jemput oleh teman satu club r...