Bukan, bukan ini yang Jaemin inginkan. Haechan nya memang berjanji akan menceritakan kegiatan yang dilakukan nya bersama keluarganya. Namun, Jaemin malah mendapatkan cerita menyesakkan dari Hendery.
Jaemin mendudukkan dirinya di samping brankar rumah sakit. Di atas brankar, ada Haechan yang tengah terlelap damai. Tangan Jaemin tak lepas barang sedetik pun dari tangan Haechan.
Bibirnya sibuk berceloteh, berharap kekasihnya akan membalas ucapannya dengan nada antusias yang selalu Jaemin rindukan. Namun hatinya tetap merapal kan doa doa memohon kepada Tuhan nya.
"Jaemin.."
Jaemin menolehkan kepalanya ke samping, ibunya baru saja tiba setelah menenangkan ibu Haechan yang berada di sampingnya. Jaemin langsung bangkit, mempersilahkan pada Tenny untuk menduduki kursi tersebut.
Runtuh sudah pertahanan yang Jaemin bangun, kala Wina menarik bahunya dan mendekap tubuh putra sulungnya yang tampak amat sangat mengkhawatirkan Haechan.
Seharusnya Jaemin tak menangis, terlebih lagi ada Haechan yang tak jauh darinya. Ia mengingkari janjinya, Jaemin menangis tanpa bisa dihentikan.
Lain Jaemin, lain lagi dengan Tenny. Wanita cantik itu mungkin sudah lelah menangis, terlihat dari Tenny yang sibuk mengusap surai putranya sembari tersenyum tipis.
"Chan, kamu gak mau bangun? Kita belum makan es krim di alun-alun loh...bangun sayang.."
Hening, tak ada balasan dari si empu. Hanya ada suara isak pelan dari Jaemin, dan juga suara dari monitor yang menunjukkan degup jantung Haechan.
"Chan...Jaemin nangis itu loh. Kamu gak mau omelin dia?"
Tenny sedikit meringis mendengar suara seraknya. Tangannya berhenti mengusap kepala Haechan, kini tangannya terarah mengusap pipi Haechan yang menirus. Bahkan tangannya bisa merasakan bagaimana tulang pipi yang mulai tercetak di wajah Haechan.
"Permisi..."
Ketiganya menolehkan kepala mereka kearah pintu ruangan yang terbuka. Terlihat seorang pria dengan jas putihnya berdiri di samping Johnny dan Hendery.
"Saya akan membawa Haechan ke ruang ICU untuk memantau perkembangannya." Ujar dokter tersebut.
Tenny mengangguk, ia sedikit menjauhkan tubuhnya dari brankar Haechan. Lalu datang tiga orang suster yang bersiap mendorong brankar tersebut.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin." Ucap dokter tersebut sebelum berlalu menyusul ketiga suster yang sudah membawa brankar Haechan menuju ruang ICU.
'bruk'
Johnny langsung berlari menghampiri tubuh istrinya yang tergeletak di lantai. Wajah Tenny sangat pucat dengan suhu tubuh yang sedikit hangat. Hendery dengan sigap memanggil suster untuk membawakan brankar.
KAMU SEDANG MEMBACA
─𝙉𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙧𝙞𝙙𝙚 [END]
FanficSemua berawal ketika Haechan terpaksa ikut dengan sahabatnya yang akan melakukan night ride bersama club kekasihnya. Haechan yang pada dasarnya kudet masalah motor alias tidak bisa mengendarai motor pun pada akhirnya di jemput oleh teman satu club r...