Haechan sudah kembali dua hari yang lalu setelah menghabiskan liburan mendadaknya. Dirinya benar-benar menyesal karena tak menanyakan tugas apa saja yang sudah ia lewatkan ketika mengambil cuti.
Alhasil, banyak tugas yang menumpuk dengan deadline yang di depan mata. Haechan yang tadinya sudah membuat wishlist menikmati tidur seharian penuh harus mengurungkan niatnya begitu saja.
Haechan kini tengah berada di kelas terakhirnya. Matanya mulai sayu dengan sesekali menguap. Sudah mengantuk, apalagi penjelasan materi yang dilakukan oleh dosen di depan seperti sebuah dongeng lullaby yang makin memperkuat keinginannya untuk terlelap.
Ayolah, wajar saja Haechan mengantuk. Ia baru tidur ketika matahari sudah mulai mempersiapkan diri untuk terbit. Sedangkan jam kuliahnya di mulai pukul 8 pagi. Bagaimana bisa dirinya hanya tertidur dalam waktu kurang lebih dua jam?!
"Haedar Chandrawinata...bisa tolong jelaskan apa yang sudah saya bahas tadi?"
Damn, untuk pertama kalinya dia membenci dosen muda itu!
Haechan langsung mengangkat kepalanya yang semula bertengger di meja. Ia menatap dosen di depan kelas dengan gugup dan bingung. Kepalanya sibuk memutar apa saja yang tadi di bahas oleh dosennya itu.
Namun nihil, layaknya masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri. Haechan tidak menemukan jawaban apapun untuk menjawab pertanyaan dari dosennya yang sudah mulai menggenggam penggaris kayu berukuran besar di depan sana.
"Haedar...saya tanya sekali lagi, apa yang sudah saya bahas selama 30 menit tadi?" Suara dosennya itu serasa seperti sebuah panggilan dari malaikat pencabut nyawa.
"Anu pak...anu...itu pak..."
"Anu anu anu! Makanya kalau saya sedang menjelaskan kamu itu jangan nempelin kepala kamu di meja!!"
Haechan menunduk, merasa bersalah pada dosennya itu. Tapi tidak sepenuhnya salah dirinya kan? Dia hanya mengantuk, lalu dosen itu menjelaskan materi seperti sedang mendongeng. Mendukung dirinya untuk terlelap. Jadi bukan salahnya sepenuhnya!
"Selesai kelas, sebagai hukuman kamu bersihin kelas ini." Perintah dosen itu dengan wajah garang yang benar-benar menyebalkan.
Mau tidak mau, Haechan mengangguk pasrah. Setidaknya hanya kelas ini, bukan toilet gedung fakultas ataupun perpustakaan yang debu nya tebal. Bisa-bisa ia mati sesak nafas didalam perpustakaan penuh buku usang itu.
"Jangan lupa tugasnya di kumpulkan pertemuan berikutnya. Saya gak mau lagi ada yang alasan seperti tugas Minggu lalu! Kalian udah mahasiswa, bukan anak SMP lagi." Dosen itu meletakkan penggaris kayu yang tadi ia genggam di meja kramat para dosen.
"Kelas hari ini saya tutup. Terimakasih, selamat menjalani weekend kalian. Yang tadi saya suruh bersihin kelas, segera bersihkan. Saya akan cek 20 menit lagi. Selamat sore..."
KAMU SEDANG MEMBACA
─𝙉𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙧𝙞𝙙𝙚 [END]
FanficSemua berawal ketika Haechan terpaksa ikut dengan sahabatnya yang akan melakukan night ride bersama club kekasihnya. Haechan yang pada dasarnya kudet masalah motor alias tidak bisa mengendarai motor pun pada akhirnya di jemput oleh teman satu club r...