18. First impression

3.5K 366 8
                                    

Ini hari pertama bagi Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini hari pertama bagi Haechan. Hari pertamanya tak lagi menyandang status 'jomblo gak laku' yang disematkan oleh siapa lagi kalau bukan dua sahabat minus akhlak nya.

Finally akhirnya bayi beruang kita merasakan yang namanya lovey dovey percintaan. Ya...semoga tidak disakiti dengan yang namanya cinta pertama. Tentunya sakit hati pada cinta pertama itu mengerikan!

Dirinya sudah berdiri di depan cermin. Sedari tadi bolak-balik memeriksa penampilannya yang sudah kelewat rapi. Dengan balutan Levis berwarna biru muda berpadu atasan hoodie berwarna purple soft dan sepatu Converse berwarna putih gading, dirinya siap berangkat menuju stasiun. Tempat dimana pertemuan pertamanya dengan ibu dari Jaemin, kekasihnya.

Haechan kembali berjalan menuju meja belajarnya, kemudian ia mengambil ponselnya untuk menanyakan dimana keberadaan Jaemin. Setelahnya ia mengambil tas selempang miliknya yang berwarna sama dengan sepatunya, lalu segera berlalu keluar kamar menuju lantai bawah.

Di ruang tengah, ayahnya tengah duduk sembari menikmati kopi paginya yang ditemani dengan sepiring ubi goreng. Lalu ada sang kakak yang tengah merebahkan tubuhnya di karpet bulu ruang tengah. Sedangkan sang bunda sepertinya tengah sibuk membereskan peralatan selepas sarapan tadi.

Haechan mendudukkan dirinya di samping sang ayah. Hal ini membuat Johnny mengalihkan tatapannya pada sang putra bungsu. Dari samping, Johnny bisa menghirup aroma cotton yang menjadi parfum favorit Haechan.

"Siapa sih wangi banget kayak kuburan baru" Suara Hendery terdengar dengan tubuh yang beranjak terduduk di karpet.

Haechan memberikan death glare menggemaskannya pada Hendery yang baru saja meledek dirinya. "Ndas mu loro. Mana ada kuburan wangi permen kapas." Jawab Haechan dengan kesal.

Hendery tertawa, sedangkan Johnny menatap si bungsu dengan tidak menyangka. Dari mana putranya itu mendapatkan kalimat Jawa seperti itu?

"Adek emang tau arti ndas mu loro?" Tanya Johnny.

Haechan mengalihkan tatapannya kepada sang ayah. Lalu memberikan giggles terbaik miliknya agar sang ayah mudah di rayu. Oh tentu saja ayahnya tahu ucapan dengan aksen Jawa tadi memiliki arti yang sedikit kasar dalam pergaulan.

"Hehe, temen kampus Adek ada yang dari Jogja yah.." jawab Haechan dengan suara yang diberikan aksen menggemaskan.

Johnny memang tidak membatasi kedua putranya untuk bergaul, kecuali Haechan. Namun, Johnny sudah siap membebaskan putra bungsunya itu agar bisa bersosialisasi. Tapi tidak untuk kalimat-kalimat kasar yang tidak baik di ucapkan, Johnny melarang keras hal itu terjadi pada kedua putranya.

Oh Johnny tak tahu kah kau bahwa kedua putramu benar-benar toxic jika sudah jauh dari pandangan dan jangkauan mu?

'ting tong'

─𝙉𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙧𝙞𝙙𝙚 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang