Renjun masih bergelung nyaman dalam selimut tebalnya di atas ranjang nya. Hawa dingin sebab hujan yang mengguyur di pagi hari membuat Renjun yang tadinya sudah terbangun jadi memilih kembali melanjutkan tidurnya.
'tok tok tok tok'
Renjun itu mudah terganggu, meskipun suara sepelan helaan nafas Renjun akan tetap terjaga bila mendengarnya. Apalagi saat ini, ketukan brutal di pintu kamarnya membuat Renjun mengerang kesal. Siapa orang yang sepagi ini bertamu?!
Ah, sepertinya Renjun tahu siapa pelakunya.
Dengan langkah kesal, Renjun berjalan menghampiri pintu kamarnya yang tampak akan lepas sebentar lagi. Abaikan, Renjun memang hiperbolis ketika baru bangun.
"Stop Haechan! Lo ngerusak pintu gue!!"
Haechan, si oknum yang tidak berperikepintuan itu hanya tersenyum polos tanpa dosa. Wajahnya tenggelam dalam balutan tudung hoodie oversize berwarna purple soft dengan gambar matahari dan celana levis berwarna putih gading. Tangannya terlihat menggenggam tali sebuah paper bag berukuran besar.
Haechan menghiraukan Renjun yang sibuk menggerutu, ia langsung mendorong Renjun untuk masuk ke dalam kamar Renjun. "Sutt jangan bacot dulu. Ayo temenin gua main Njun!!!" Ujar Haechan yang mana membuat Renjun melongo bingung.
"Lo...waras ga sih? ujan-ujan gini ngajak main. Main apa coba?" tanya Renjun.
Haechan hanya diam sembari tersenyum ala-ala iklan pasta gigi. Dengan watados nya, Haechan mendorong Renjun memasuki kamar mandi yang berada di kamar Renjun.
"Lo buruan mandi, abis itu langsung turun njun jangan balik tidur lagi! Bye gua mau minta makan sama bunda....Cepetan mandinya!"
Setelah mengucapkan itu, terdengar bunyi pintu yang di tutup dengan keras. Lagi-lagi Renjun menghela nafasnya, bisa-bisa pintunya lepas dari tempatnya.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah perdebatan pagi hari di kamar Renjun tadi, kini keduanya tengah berada di sebuah mall besar. Lebih tepatnya berada di dalam sebuah pusat arcade mall tersebut. Ditambah Jeno yang menjadi satu-satunya pria tangguh diantara dua pria menggemaskan itu.
Dapat dilihat, ketiganya tengah asyik berdiri didepan sebuah mesin basket. Haechan dan Renjun secara bergantian melemparkan bola berwarna jingga dengan garis-garis hitam itu hingga masuk ke dalam ring dan mencetak skor. Sedangkan Jeno lebih memilih merekam keseruan mereka dan kelucuan yang keduanya lakukan.
Puas tertawa dan berlarian ke sana kemari mencoba berbagai macam mesin mainan yang berada di sana, kini ketiganya memutuskan untuk menafkahi cacing-cacing di perut mereka yang sudah berdemo ria. Pilihan mereka adalah sebuah resto junkfood yang terkenal dengan lambang M berwarna kuning nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
─𝙉𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙧𝙞𝙙𝙚 [END]
FanfictionSemua berawal ketika Haechan terpaksa ikut dengan sahabatnya yang akan melakukan night ride bersama club kekasihnya. Haechan yang pada dasarnya kudet masalah motor alias tidak bisa mengendarai motor pun pada akhirnya di jemput oleh teman satu club r...