03: Pengeras Suara

332 44 25
                                    

Setelah keheningan yang singkat, ada raungan dan siulan yang datang seperti tsunami di auditorium, dan semua orang berbicara.

"Apa-apaan, bukannya Bright dan Win bermusuhan?"

"Sudah berakhir! Njir, ada satu orang lagi yang jadi gila. UN bahaya sekali!"

"Emmm, ada sesuatu yang aneh!"

"Apa aku aja yang merasa Bright imut? Apa aku gila ya?". Seseorang menjawab dengan menyebalkan: "Iya."

"Aku sekarang jadi tidak tahu apa Bright anti atau ngefans sama Win..."

"Lihat postur Bright. Seperti fans-fans idol yang lagi ada di konser."

"Temanku, apakah mungkin Bright terpesona karna pidato Win barusan?"

"Sejujurnya, aku juga terpesona oleh Win! "

Gun dan lainnya yang sudah berdiri untuk menghentikan Bright jatuh terduduk di kursi mereka.

Para pemimpin sekolah dan guru yang barusan tertekan karena memikir yang mereka salah memilih perwakilan siswa tercengang. Terutama Emma yang barusan memarahi Win dengan sepenuh hati. Mulutnya masih terbuka, tetapi dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. Dia menatap Bright dengan tatapan yang kosong, dan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Kay.

Ekspresi Kay langsung berubah.

Jantung kepala sekolah yang hampir copot menjadi tenang lagi. Barusan dia hampir mengalami serangan jantung di tempat. Kepala sekolah, Pak Nick melihat Pak Thorn dengan tatapan yang aneh:"Jadi, ini cara kelas delapan untuk menujukkan yang mereka tidak suka dengan Win?"

Thorn tercengang ketika ditanya seperti ini, dia hanya bisa tersenyum dengan canggung, dan kemudian berkata dengan ragu-ragu: "Mungkin Kay mendengar kabar yang salah." Pak Nick menatapnya dengan serius: "Ini sekolah. Saya berharap di masa depan tidak ada lagi orang yang membuat desas desus seperti ini."

Apa yang bisa dilakukan Thorn, dia hanya bisa tersenyum: "Iya Pak."

Jika bukan karena Kay anak kandungnya sendiri, dia hampir membunuhnya.

Off menarik sudut pakaian Bright dengan ekspresi yang kaget, bahkan teleponnya jatuh ke lantai. Dan dia berkata dengan gemetar, "Bos, skripnya salah, skripnya salah ..."

Bright tidak mempedulikan sekitarnya, dia masih memegang pengeras suara itu dan tatapannya melintasi kerumunan dan jatuh ke Win.

Pada saat ini, pikiran Win memutar ulang kata-kata New: "Kalau kek gitu caranya menyatakan cinta, mending jadi jomblo aja!"

Meskipun Bright bukan menyatakan cintanya, tapi hampir sama.

Njir, malu sekali.

Tepat ketika Win malu sehingga dia tidak bisa berbicara, pengeras suara Bright tiba-tiba mengeluarkan suara yang kuat: "Mari, mari! Beli wortel yang murah, 100 baht satu kilo. Beli beli...."

Win: "..."

Bright: "..."

Semua guru dan siswa: "Hahahahaha——"

"Hahahaha hahahaha......"

"Hahaha, njir, pangeran dari pasar!"

"Kasusnya akhirnya terpecah, Bright pasti lagi coba menjual wortel ke Win..."

"Ah, aku tiba-tiba mau beli wortel...!"

Off yang bertugas meminjam peralatan berpeluh dingin dan merasakan ancaman dari Bright. Dia menggigil dan melepaskan tangannya yang memegang sudut pakaian Bright. Off hampir menangis: "Bos, sumpah aku gak tau pengeras suara ini merekam suara pemiliknya.... "

Suamiku, Musuhku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang