Para guru di tahun ketiga SMA berlomba dengan waktu untuk menandai kertas ulangan. Pada hari Senin, hasil ulangan pertama diumumkan, tetapi pengumuman ini menyebabkan semua orang kaget.
Perwakilan siswa yang mendapat harapan besar dari sekolah, Win, yang telah mempertahankan takhta ranking pertama seumur hidupnya, telah gagal mendapat ranking pertama kali ini. Tidak hanya itu, dia bahkan tidak masuk sepuluh besar dan mendapat ranking ke 20. Di kelas pertama dia hanyalah siswa dengan nilai yang biasa.
Orang yang mendapat ranking pertama kali ini juga cukup mengejutkan. Orang itu adalah Kay dari kelas pertama.
Segera setelah hasilnya diumumkan, seluruh sekolah gempar. Guru kelas pertama, Pak Han memanggil Win ke kantornya untuk ketemu dengannya sendirian.
Pak Han sangat cemas. Win masih belum secara resmi diterima ke Universitas Chula, dan nilainya masih dalam tahap peninjauan. Ini adalah penurunan serius bagi harga diri sekolah dan sebagai guru kelas Win, dia juga punya tanggungjawab dalam perkara ini.
Dibandingkan dengan Pak Han yang lagi cemas, Win tampak jauh lebih tenang.
Dia tidak hanya tenang di permukaan, tetapi juga merasa lega di hatinya. Hasil kali ini sebenarnya jauh lebih baik dari yang diduganya. Karna sudah terlalu lama Win meninggalkan materi pembelajaran SMA, dia mengira dirinya bakal dapat ranking 50 ke atas.
Untungnya, di kehidupan sebelum ini, Win yang menyesal karena kegagalannya dalam UN, mempertahankan nilai yang baik ketika kuliah. Setelah bekerja, dia juga berpartisipasi dalam ujian masuk S2 dan mendapatkan banyak pengetahuan. Jika bukan karena itu, tidak mungkin dia bisa mendapat nilai sebagus ini.
Dengan kepintarannya, di ulangan yang kedua Win sepertinya bisa masuk ranking lima teratas.
Tapi Pak Han jelas tidak bisa memahaminya. Melihat Win sepertinya tidak mengambil peduli, dia benar-benar tidak bisa duduk diam, dan langsung mengatakan apa yang dipikirkan di dalam hatinya: "Apakah kamu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk membantu kelas delapan? Makanya dampaknya ke nilai kamu?"
Awalnya, Win bersedia membantu teman-teman sekelasnya, dan Han juga setuju. Tetapi jika nilainya turun karena membantu orang lain, dan bahkan mempengaruhi masa depannya, maka dia harus menyuruh Win untuk berhenti mengajar mereka.
Terlebih lagi, menurut apa yang didengar Pak Han, nilai kelas delapan yang dibantu Win masih tidak meningkat.
Win yang telah melihat dunia ini dua kali tau apa yang dipikirkan Pak Han begitu dia mendengarnya. Dia hanya tersenyum dan berkata, "Itu tidak ada hubungannya dengan mereka. Kali ini kondisi ku tidak begitu bagus. Aku akan lakukan yang terbaik di ulangan yang seterusnya."
Pak Han melihat yang Win sepertinya tidak tau keseriusan masalah ini dan berkata, "Win, menurutmu karna Universitas Chula udah memikirkan untuk menerima kamu masuk, jadi kamu santai saja?"
Win: "Ini bukan ..."
Han memotongnya: "Ginilah Win, bapak bilang aja ke kamu. Sebenarnya, ada dua orang yang direkomendasikan ke Universitas Chula tahun ini."
Win terdiam sejenak. Pak Han mengira yang dia menjadi takut, dan kemudian dengan cepat berubah menjadi nada yang menenangkan: "Nilai kamu sebelum ini masih bisa memastikan kamu masuk ke Universitas Chula. Kalo tidak ada apa apa yang terjadi, kuota yang direkomendasikan pasti masih akan menjadi milik kamu. Saya awalnya berpikir yang saya tidak perlu memberi tahu kamu tentang ini. Tapi karna nilai kamu kali ini membuat saya khawatir, makanya...."
Pak Han tidak selesai berbicara, tetapi ekspresinya menjelaskan segalanya.
Win tersenyum: "Begitu. Terima kasih karna telah mengingatkan saya pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku, Musuhku!
FanfictionBright dan Win saling membenci dan berantem setiap kali mereka bertemu untuk bertahun-tahun lamanya. Dan setelah mereka melalui banyak lika-liku, akhirnya mereka menikah. Mereka tidak menduga pada hari pernikahan mereka, waktu diputar dan mereka kem...