18: Air Garam

133 20 3
                                    

Off dengan tulus mengagumi Bright: "Salut sekali! Barusan habis ulangan, udah terus belajar. Memang cocok sekali jadi bos kami."

Tay menjadi malu: "Aku merasa tidak berguna!"

Arm bergumam: "Tidak bisa ditandingi memang..."

Bahkan beberapa orang dari kelas 1 terkejut, dan Gun tanpa sadar bertepuk tangan dua kali dengan linglung: "Hebat, hebat."

New juga bertepuk tangan: "Aku jadi kagum."

Mix dan Luke sama-sama mengacungkan jempol.

Win tersenyum dan berkata kepada yang lain: "Belajar sepanjang malam berbahaya bagi kesehatan kalian. Karna kalian semua temanku, aku cuman mau mengingatkan semua orang untuk tidur lebih awal dan bangun pagi. Punya kondisi mental yang baik lebih berguna untuk meningkatkan efisiensi belajar."

Setelah itu, dia berbalik dan mendorong Bright kembali ke kamar: "Kamu cepat tidur, kantong di bawah matamu udah seperti panda."

Bright bergumam ketika dia berjalan kembali: "Panda yang ganteng."

Win: "Ya, ya."

Mereka berdua menutup pintu kamar lagi dan meninggalkan teman-teman yang lain di luar. Semua orang berdiri di pintu kamar mereka dan saling memandang satu sama lain dengan canggung.

"Aku pikir bos hanya bekerja keras di sekolah, tetapi ternyata dia juga belajar sepanjang malam di rumah..." Tay berkata dengan kagum.

"Bos lebih pintar dari kita dan lebih kerja keras dari kita. Jadi sedih lihatnya..." Mata Off berair.

"Aku tiba-tiba punya motivasi untuk belajar!" Arm berkata dengan bersemangat.

"Aku benar-benar tidak menyangka Bright sangat suka belajar. Pandanganku terhadapnya jadi berubah." New menghela nafas.

Mix dan Luke mengangguk setuju.

"Tidak heran Win mau berteman dengannya..." Gun sepertinya mengerti.

Melihat semua orang memuji Bright dengan tulus, Khaotung tidak bisa berkata apa pun: "......"

Tidak, apa kalian tidak bisa lihat yang mereka berdua keluar dari kamar yang sama? Dan apakah kalian semua percaya yang dia cuman belajar sepanjang malam?

Kalian semua sudah berada di tahun tiga SMA, kenapa kalian semua masih polos sekali??

Khaotung menggosok dadanya dengan satu tangan memikirkan teman-temannya yang bodoh.

Sebenarnya, alasan utamanya bukan karena semua orang polos. Karena meskipun mereka berdua tidur di ranjang yang sama, mereka sama-sama cowok. Bagaimana mungkin mereka berpikir ke arah itu?

Namun, Khaotung memang terlalu banyak berpikir. Kenyataannya Bright benar-benar melakukan soal matematika sepanjang malam.

Win mendorong Bright kembali ke kamar dan menekannya ke tempat tidur: "Istirahat."

Bright menatapnya: "Kamu tidur denganku."

Win berbaring dan berkata: "Gak ah, kemarin kamu juga gak tidur dengan aku."

Bright membanting kepalanya ke bantal: "Masalahnya kamu cuman mau baring dan ngobrol aja. Tubuh mudaku tidak setuju."


Dia benar-benar tidak menyangka Win begitu kejam. Meskipun mereka berbaring di ranjang yang sama, Win masih bisa mempertahankan keyakinannya untuk tidak melakukan hal hal yang lain. Bright menyalahkan dirinya sendiri juga karena berpikir yang dia bisa melakukan sesuatu dengan Win. Akhirnya dia terpaksa duduk di sofa dan melakukan soal matematika sepanjang malam untuk menenangkan dirinya.

Suamiku, Musuhku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang